KEMANDIRIAN PENYANDANG DISABILITAS DI SLB SEHATI KOTO TANGAH SIMALANGGANG KECAMATAN PAYAKUMBUH

Authors

  • Kurnia Fauza Sepriana Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
  • Afrinaldi Afrinaldi Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

DOI:

https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i2.26485

Keywords:

Kemandirian, Disabilitas

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kemandirian anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sehati Koto Tangah Simalanggang, Payakumbuh. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, fokusnya adalah pada pengamatan alamiah terkait kemandirian penyandang disabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian fisik, emosional, sosial, dan intelektual memiliki dimensi yang berbeda pada anak tunagrahita. Melalui analisis data, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita menunjukkan kemajuan dalam kemandirian fisik, dengan beberapa di antaranya mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti makan, berpakaian, dan menggunakan toilet. Dalam aspek emosional, anak-anak menunjukkan kemampuan mengelola emosi, menunggu giliran, dan berinteraksi dengan teman sejawat tanpa menunjukkan reaksi marah yang berlebihan. Di sisi sosial, hubungan yang terjalin antara anak tunagrahita dan teman sebaya serta guru sangat baik, menunjukkan kemampuan adaptasi dan komunikasi yang memadai. Namun, dalam aspek intelektual, terlihat bahwa kemampuan akademik anak-anak masih memerlukan bantuan guru, terutama dalam menulis dan mengenal huruf dan angka. Hasil ini sesuai dengan teori-teori tentang kemandirian, di mana pembentukan kemandirian harus dimulai sejak dini, dan faktor genetik serta lingkungan mempengaruhi perkembangannya. Relevansi hasil penelitian ini juga ditekankan oleh pandangan bahwa kemandirian anak tunagrahita dapat dilihat dari kemampuan mereka merawat diri, berkomunikasi, dan bersosialisasi. Kesimpulannya, penelitian ini menyoroti kemajuan signifikan dalam kemandirian anak tunagrahita, terutama dalam aspek fisik, emosional, dan sosial. Namun, untuk aspek intelektual, mereka masih memerlukan dukungan lebih lanjut untuk meningkatkan kemandirian mereka dalam hal akademik.

References

Allo, E. A. T. (2022). Penyandang Disabilitas Di Indonesia. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 2(September), 808.

Arjoni. (2017). Pola Asuh Demokratis Sebagai Solusi Alternatif Pencegahan Tindakan Kekerasan Seksual pada Anak. Journal of Gender Studi, 1(1), 1.

Dorang L., & Hartini, R. (2019). Disabilitas Pengenalan dan Praktik Pekerjaan Sosial Dengan Disabilitas Di Indonesia. Bandung: Poltekesos Press Bandung.

Irdamurni. (2018). Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Jawa Barat: Goresan Pena.

Johanes. H. L., M. (2016). Pengembangan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Motorik Kasar Pada Anak Tunagrahita Ringan. Jurnal Keolahragaan, 4 (April), 28.

Khofifah, M., et al. (2022). Ragam Diskriminasi Penyandang Disabilitas Fisik Tunggal Dalam Dunia Kerja. Journal of Social Work and Social Services, 3 (April), 12.

Louk, M. J. H. (2016). Pengembangan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Motorik Kasar Pada Anak Tunagrahita Ringan. Jurnal Keolahragaan, 4(April), 28.

Mamik. (2015). Metodologi Kualitatif. Sidoarjo: Zifatmata Publisher.

N.A, R. R. (2015). Kemandirian Pada Dewasa Difabel [Skripsi Psikologi]. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah.

Sa’diyah, et al. (2017). Problematika Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembelajaran Pada Anak Tuna Grahita Usia Awal. Journal of Madrasah Ibtidaiyah Education, 1(2), 46.

Downloads

Published

2024-03-29

How to Cite

Sepriana, K. F. ., & Afrinaldi, A. (2024). KEMANDIRIAN PENYANDANG DISABILITAS DI SLB SEHATI KOTO TANGAH SIMALANGGANG KECAMATAN PAYAKUMBUH. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran (JRPP), 7(2), 4286–4290. https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i2.26485

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.