UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN STUNTING MELALUI EDUKASI 1000 HPK DAN PILAR STBM
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v5i1.25463Keywords:
1000 HPK ; STBM ; Stunting ; EdukasiAbstract
Siklus kehidupan yang dimulai sejak dalam masa kandungan sampai dewasa dapat ditemukan berbagai permasalahan gizi, terutama di awal etape kehidupan di masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yakni berkaitan erat dengan kejadian stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak kerena kekurangan gizi secara kronis sehingga pertumbuhan anak lebih pendek dibanding usianya. Selain pentingnya masa 1000 HPK juga terdapat faktor lain yang terkait dengan stunting yakni keadaan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan salah satu indikator faktor lingkungan yang secara tidak langsung dapat menyebabkan stunting di masyarakat. Permasalahan yang masih dihadapi mitra adalah masih terdapat rendahnya pengetahuan ibu dalam pengasuhan 1000 HPK dan sanitasi lingkungan dalam akses lima pilar STBM Kegiatan ini merupakan kegiatan edukasi gizi pemberian informasi mengenai pencegahan stunting melalui penyuluhan kepada ibu balita dan pasangan usia subur. Kegiatan ini dilakukan di bulan Desember 2023 di Padukuhan pokoh, Wedomartani. Peserta antusias mengikuti kegiatan sampai dengan selesai. Sebanyak 73,3% peserta mengalami peningkatan pengetahuan setelah mendapatkan edukasi melalui ceramah dan tanya jawab kepada peserta. Hasil intervensi menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan peserta yang ditunjukkan dengan hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa nilai siginifikansi sebesar 0,06. Artinya ada pengaruh antara pemberian edukasi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan. Gangguan pemenuhan gizi dan akses STBM yang buruk dapat terjadi dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan, sikap, motivasi dan keterampilan ibu/keluarga dalam pengasuhan terhadap anak. Ibu berperan penting dalam proses pemenuhan gizi yang optimal bagi anak. Pengetahuan ibu terkait pencegahan stunting sejak dini perlu ditingkatkan baik dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak dalam 1000 HPK maupun implementasi STBM dalam keluarga.References
Aisah, S., Ngaisyah, R. D., & Rahmuniyati, M. E. (2019). Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Berhubungan dengan Kejadian Stunting di Desa Wukirsari kecamatan Cangkringan. 49–55.
Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(1), 163–170. Retrieved from https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/2520
Budioro, B. (2007). Pengantar Pendidikan (Penyuluhan) Kesehatan Masyarakat. Semarang: FKM UNDIP. Retrieved from https://opac.perpusnas.go.id/uploaded_files/sampul_koleksi/original/Monograf/583538.jpeg?rnd=935332780
Danaei, G., Andrews, K. G., Sudfeld, C. R., nther Fink, G., Charles McCoy, D., Peet, E., … Fawzi, W. W. (2016). Risk Factors for Childhood Stunting in 137 Developing Countries: A Comparative Risk Assessment Analysis at Global, Regional, and Country Levels. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002164
Kemenkes. (2014). Panduan Fasilitator?: Modul Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak.
Kemenkes RI. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. In Kementrian Kesehatan RI (1st ed., Vol. 5). Jakarta: : Kementerian Kesehatan Rl.
Kemenkes RI. (2023). Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Kemenkes, 1–7.
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) untuk Menurut Stanting. Kemenkes RI, 1–31.
Kumalasari, S. Y., Sabrian, F. ’., & Hasanah, O. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 2(1), 879–889.
Pusdatin. (2018). Buletin Stunting 2018. Retrieved from http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/1-dari-3-balita-indonesia-derita-stunting#:~:text=Penyebab dari stunting adalah rendahnya,lingkungan juga menjadi penyebab stunting.
Rahmuniyati, M. E. (2020). Peran Puskesmas dalam Upaya Mengurangi Kasus Stunting melalui Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu, 2(1), 511–517. Retrieved from http://prosiding.respati.ac.id/index.php/PSN/article/view/320
Rahmuniyati, M. E., & Khasana, T. M. (2020). Edukasi Penganekaragaman Menu 4 Bintang (4*) MP-Asi Homemade sebagai Upaya Meningkatkan Status Gizi Balita. Communnity Development Journal, 1(3), 410–415. Retrieved from https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/view/1099
Rahmuniyati, M. E., & Sahayati, S. (2021). Implementasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk Mengurangi Kasus Stunting di Puskesmas Wilayah Kabupaten Sleman. PREPOTIF?: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), 80–95. https://doi.org/10.31004/prepotif.v5i1.1235
Sumarmi, Mantasia, Ernawati, & Nuryana, R. (2022). Pengendalian Tingkat Kejadian Stunting Melalui Edukasi Masyarakat Desa. Journal of Community Services, 4(2). Retrieved from https://jcs.aktabe.ac.id/index.php/jurnal/article/view/48/48
Torlesse, H., Cronin, A. A., Sebayang, S. K., & Nandy, R. (2016). Determinants of stunting in Indonesian children: Evidence from a cross-sectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting reduction. BMC Public Health, 16(1), 669. https://doi.org/10.1186/s12889-016-3339-8
Wawan, A., & Dewi, M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika Yoyakarta.
Wulandari, R. C., & Muniroh, L. (2020). Hubungan Tingkat Kecukupan Gizi, Tingkat Pengetahuan ibu, dan Tinggi Badan Orangtua dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya. Amerta Nutrition, 4(2), 95–102. https://doi.org/10.2473/amnt.v4i2.2020.95-102
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Merita Eka Rahmuniyati, Azir Alfanan, Frichenia Paskalin Hallo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.