IDENTIFIKASI LOKASI UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA KARAMBA JARING APUNG BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN KUALITAS AIR DI DESA BARANGKA KECAMATAN KAPONTORI KABUPATEN BUTON
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v2i2.1696Keywords:
Barangka, Laut, IkanAbstract
Perairan desa barangka memiliki sumber daya laut yang baik sebagai lokasi budidaya perikanan. Budidaya karamba jaring apung di desa barangka mempunyai faktor lingkungan dan kualitas air yang cukup baik sehingga mempunyai potensi yang cukup besar untuk menghasilkan ikan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini bertujuan menambah wawasan dan keterampilan pada masyarakat untuk mengembangkan budidaya karamba jaring apung. Metode pelaksanaan ini dilakukan pada tahun 2018 – 2020 adapun alat –alat yang dibutuhkan dalam budidaya karamba jaring apung yaitu jaring yang berukuran 3 x 3 m3, jangkar 4 buah dengan persatu jangkar memiliki berat 50 kg, tali jangkar berdiameter 0,80 inci dan memiliki panjang 50 m/1 jangkar, dan pelampung persegi empat sebagai tempat jaring karamba. Pengisian ikan di karamba dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pembelian bibit ikan dan dilakukan penangkapan secara manual menggunakan alat penangkap ikan berupa alat pancing jaring ikan dan kawat bubu. Adapun jenis ikan yang dibudidayakan ialah ikan bobara yang memiliki pertumbuhan sangat cepat dan harga jual yang tinggi. Setiap harinya diberikan dua kali sehari pakan ikan berupa ikan puri yang didapat. Pertumbuhan ikan dipengaruhi juga dengan kebersihan jaring karamba oleh karena itu karamba harus dibersihkan secara berkala atau sebulan sekali dengan cara mengganti jaring sebelum kotor dan ditumbuhi tiring yang dapat merusak perkembangan ikan. Perkembangan ikan dipengaruhi juha dengan curah hujan yang tinggi dan berkepanjangan yang menyebabkan keruhnya air laut yang mengganggu pernapasan ikan. Ikan siap dijual pada saat beratnya telah mencapai 1 – 3 kg. yang menghasilkan ikan bobara dengan hasil pendapatan yang tidak menentu. Dari hasil panen ikan bobara yang di dapat masyarakat mendapatkan keuntungan yang sangat besar dikerenakan setiap 1 ekor bibit bobara nilai beli Rp1.000 – Rp3.000 dan nilai jualnya mencapai Rp75.000 – Rp200.000. Dengan demikian dari hasil penelitian pengabdian kepada masyarakat ini masyarakat mampu membudidayakan karamba jaring apung dengan baik dan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat barangka.References
Abdullah, R. M. (2021). Penerapan Strategi Pemasaran Sebagai upaya meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah Di Desa Wawoangi Kec.Sampolawa Ditengah Pandemic Covid - 19. Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 76-80.
Malik, E. A. (2021). Program Kemitraan Masyarakat Usaha Keripik Pisang di Desa Wawoangi Kecamatan Sampolawa . Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 72-75.
Radiarta, I. P. (2006). Penentuan lokasi budidaya ikan KJA menggunakan analisis multikriteria dengan SIG di Teluk Kapontori, Sultenggara. Jurnal Riset Akultur, 303 – 318.