EVALUASI PENGGUNAANiANTIBIOTIK PADA PENGOBATAN DIARE DENGAN METODE GYSSENS DI PUSKESMAS KOTA BENGKULU
DOI:
https://doi.org/10.31004/jrpp.v8i1.42225Keywords:
Antibiotik, Diare, Gyssens, PuskesmasAbstract
Secara umum terapi diare terbagi menjadi dua, yaitu terapi simptomatik dan terapi kausatif. Terapi simptomatik dilakukan menggunakan obat yang memiliki mekanisme kerja dengan mengurangi peristaltik usus, sedangkan terapi kausatif menggunakan antibiotik guna membunuh bakteri secara langsung. Upaya mengobati penyakit diare salah satunya dengan pemberian antibiotik, namun tidak semua diare membutuhkan antibiotik. Penelitian ini bertujuaniiuntuk mengevaluasiipenggunaan antibiotik dalam pengobatan diare di puskesmas Sawah lebar Kota Bengkulu. Desain penelitianiyang digunakan ialah cross sectionalidengan sampel berupa resep pasien diareiyang memperoleh antibiotik pada periode bulan Januari 2021-Desember 2023 berjumlah 52 resep. Teknik pengambilanisampel yang digunakan ialah teknik Total Sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Selanjutnya data yang didapatkan akan dianalisis dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian berdasarkan analisis univariat diperoleh keseluruhan frekuensi dengan nilai Sig. <0.000, kategori jenis kelamin terbanyak yakni perempuan (63%), kategori umur terbanyak kisaran 25-45 tahun (81%), penggunaan antibiotik terbanyak adalah Cotrimoxazol (92%) kemudian diikuti dengan Amoxicilin (8%). Hasil evaluasi penggunaan antibiotik dalam pengobatan diare di Puskesmas Sawah lebar kota Bengkulu diperoleh persentase sebesar 100% dengan kategori Gyssens IV a (Ada antibiotik yang lebih efektif) menurut panduan World Gastroenterology.References
Ambari,iY., 2018. UjiAktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Daun Salam (Eugenia Polyantha Wight) Pada Mencit Putih (Mus Musculus) Jantan Galur Balb-C. Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika , pp. 25-26.
Depkes RI, 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.
Firmansyah,iA., 2016. Terapi probiotiki dan prebiotik pada penyakit saluran cerna anak.. Jakarta: Sari Pediatri.
Gyssens, 2005. International guidelines for infectious diseases: a practical guide. The Netherlands Journal of Medicine.
Husnun, K. H. et al., 2024. Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Diare Menggunakan Metode ATC/DDD di Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember. Jurnal SAINS Farmasi.
Ikatan Dokter Indonesia, 2017.i Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia.i
Kemenkes , 2020. Modul Penggunaan Obat Rasional. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI, 2019. Profil kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesiai
Lubis, S. M., Meilani, D., Yuniarti, R. & Dalimunthe, 2019. PKM Penyuluhan Penggunaan Antibiotiki Kepadamasyarakat Desa Tembung. Jurnal Pengabdian Kepadai Masyarakat, Volume 3,i p. 297.
Saputra, M. A., 2019. Sistem Pakar DIagnosis Penyakit Pencernaan Pada Manusia Menggunakan Metode Certainty Factor. Jurnal Mahasiswa Tekhnik Informatika, p. 181.
Sari, I. W. & Fajar, D. R., 2020. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Di Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa. Jurnal Farmasi Pelamonia, p. 17.
Tutu, G. G., Akbar, H. & Kaseger, H., 2022. Hubungan Penerapan dan Edukasi PHBS Dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Passi II. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, p. 173.
Wells, B. G., Dipiro, C. V., Dipiro, J. T. & Schwinghammer, T. L., 2009.i Pharmacotherapy Handbook. 7th ed. Mississippi: McGraw-Hill Companies.
World Gastroenterology, O. . G. G., 2012. Acute Diarrhea In Adults And Children. s.l.:A Global Perspective.
World Health Organization, 2018. Diare Disease. Jakarta
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Dewi Winni Fauziah, Elly Mulyani, Syauqul Jannah, Aina Fatkhil Haque, Inda Lestari

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.