FEATURES OF TRADITIONAL MARRIAGE AS CULTURAL IDENTITY MARKER OF DAWAN COMMUNITY

Authors

  • Elisna Huan Nusa Cendana University
  • Gracia M. N. Otta Nusa Cendana University
  • Novriani R. Manafe Nusa Cendana University
  • Yanpitherzon Liunokas Nusa Cendana University
  • Dewi Bili Bora Nusa Cendana University

DOI:

https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i4.36782

Keywords:

Perkawinan Adat, Identitas Budaya, Komunitas Dawan, Penanda Identitas, Ciri-Ciri Budaya

Abstract

Budaya Dawan berfungsi sebagai penanda identitas dan simbol pembeda bagi kelompok etnis Dawan. Hal ini menonjolkan rasa memiliki masyarakat sekaligus membedakannya dari kelompok etnis lain. Perwujudan utama dari budaya ini terlihat dalam praktik perkawinan tradisional mereka, yang mencerminkan struktur sosial dan nilai-nilai masyarakat Dawan. Penelitian ini berfokus pada dua bentuk utama perkawinan tradisional: perkawinan endogami, khususnya perkawinan lintas sepupu dan perkawinan antar marga. Perkawinan silang sepupu, bertujuan untuk memelihara ikatan keluarga dan memastikan warisan tetap berada dalam keluarga, berupaya memulihkan hubungan yang sebelumnya terputus oleh perkawinan sebelumnya. Sebaliknya, perkawinan antar suku, yang banyak dilakukan di kalangan Dawan, menumbuhkan jaringan kekerabatan yang lebih luas dalam satu suku. Perbedaan kedua bentuk ini terletak pada proses dan mekanismenya masing-masing. Struktur perkawinan adat Dawan yang dikenal dengan nama tamam nasako atau tamam man toet bi fe mencerminkan keunikan budaya masyarakatnya. Proses perkawinan secara sistematis dibagi menjadi tiga bagian yang saling berhubungan: lamaran (perkenalan), hantaran (bagian inti), dan tahap akhir pergantian marga. Unsur-unsur tersebut tidak hanya berfungsi sebagai validasi budaya warisan Dawan, namun juga sebagai mekanisme memperkokoh ikatan sosial dan melestarikan adat istiadat leluhur. Perkawinan adat Dawan mempunyai makna yang beragam melalui simbol-simbol verbal dan nonverbal, meliputi aspek agama, sosiologis, ekonomi, politik, sejarah, dan hukum. Selain itu, mereka mewujudkan nilai-nilai inti seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, konsensus, dan keadilan. Secara keseluruhan, perkawinan adat dalam masyarakat Dawan berperan penting dalam menjaga struktur sosial, membina hubungan, dan melestarikan norma dan nilai budaya.

References

Adimihardja. 1983. Kerangka Studi Antropologi Sosial dalam Pembangunan. Bandung: Tarsito.

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bernstein, B. 1972. A Sociolinguistic Approach to Socialization with Some Reference to Educability: The Ethnography of Communication. Edited by John Joseph Gumperz and Dell H. Hymes. New York: Holt, Rinehart, and Winston.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media.

Cassirer, E. 1987. Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esai tentang Manusia. Diterjemahkan oleh Alois A. Nugroho. Jakarta: Gramedia.

Duranti, A. 1997. Linguistic Anthropology. Cambridge: Cambridge University Press.

Faisal, S. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh (YA3).

Foley, W. A. 1997. Anthropological Linguistics: an Introduction. Oxford: Blackwell.

Geertz, C. 1973. The Interpretation of Culture: Selected Essays. New York: Basic Books

Hymes, D. 1974. Foundations in Sociolinguistics: An Ethnographic Approach. Philedelphia: University of Pensylvania Press.

Kaplan, D., dan Manners, A. A. 1999. Teori Budaya. Diterjemahkan oleh Landung Simatupang. Yogyakarta: Pusat Pelajar.

Keesing, R. M. 1998. Antropologi Budaya: Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta: Erlangga.

Koentjaraningrat. 2004. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

Lafu, S. (2021). “Tata Upacara Perkawinan Dawan L di Miomaffo Tengah dalam Korelasinya dengan Perkawinan Katolik”. Skripsi. Ledalero: Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, 2021.

Mauboy, A. dan Eveline, S. (2019). “Pemahaman Pernikahan Kudus Suku Dawan Ditinjau dari Kejadian 1:27-28”. Jurnal KERUSSO, Volume 4 Number 2 September 2019 hal. 23 – 32, tahun 2019.

Muhadjir, N. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif: Telaah Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, Realisme Metaphisik. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Ochs, E. 1988. Culture and Language Development: Language Acquisition and Language Socialization in a SamoanVillage. Cambridge: Cambridge University Press.

Schneider, D. 1976. “Notes toward a theory of culture”. In Meaning in Anthropology. Edited by Keith H. Basso and Henry A. Selby. Albuquerque: University of New Mexico Press.

Spradley, J. P. 1997. Metode Etnografi. Diterjemahkan oleh Misbah Zulfa Elizabeth. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Sudikan, S. Y. 2001. Metode Penelitian Kebudayaan. Surabaya: Unesa Unipress bekerjasama dengan Citra Wacana.

Downloads

Published

2024-10-28

How to Cite

Huan, E. ., Otta, G. M. N. ., Manafe, N. R. ., Liunokas, Y. ., & Bora, D. B. . (2024). FEATURES OF TRADITIONAL MARRIAGE AS CULTURAL IDENTITY MARKER OF DAWAN COMMUNITY. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran (JRPP), 7(4), 15583–15591. https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i4.36782

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.