PELATIHAN MENDONGENG SEBAGAI UPAYA PENANAMAN RASA CINTA SASTRA PADA DIRI SISWA KELAS VIII MTS BINAUL IMAN KARANGSARI
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v4i2.15695Keywords:
Mendongen, Cinta Sastra, Siswa MTs Binaul ImanAbstract
Mendongeng merupakan suatu kegiatan yang dianggap sangat sederhana, namun sebenarnya memiliki peras yang sangat dalm membangun perkembangan pada jiwa anak, terutama dalam menanamkan nilai-nilai positif pada anak. Mengenalkan dongeng sejak sedini mungkin dapat membantu menanamkan rasa kecintaan seorang anak pada karya sastra sehingga timbul kepedulian terhadap karya sastra itu sendiri. Namun saat ini sudah sangat jarang sekali ditemui kesadaran orang tua ataupun orang dewasayang masih menyadari betapa pentingntya megenalkan sastra pada anak sedini mungkin. Mengenalkan sastra pada anak dapat dilakukan dengan melalui hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari, misalnya membacakan doseng sebelum anak tidur dapat kita lakukan dengan mudah namun memberikan dampak yang luar biasa. Sastra juga dapat memberikan nilai-nilai hiburan, sastra mengandung nilai pendidikan yang penting bagi perkembangan moral dan budi pekerti anak. Sastra dapat memperluas wawasan anak sekaligus memperhalus budi pekerti anak. Dongeng dapat kita sampaikan kepada anak baik secara lisan maupun secara tulisan dan dapat dijadikan sebagaisarana untuk berkomunikasi kepada anak. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada anak, baik itu penyampaian pesan secara langsung maupun secara tidak langsung. Kecintaan anak terhadap karya-karya sastra dapat meningkatkan hobi dan kesukaan anak pada aktivitas membaca. Dengan demikian, karya sastra mempunyai andil yang sangat tinggi bagi kecerdasan anak. Hal ini perlu disadari oleh semua kalangan, terutama orang tua sebagai guru pertama dan utama untuk seorang anak dalam keluarganya. Dengan diberikannya cerita-cerita dongeng yang yang baik, sesungguhnya anak-anak tidak hanya memperoleh kesenangan atau hiburan saja, namun si anak mendapatkan pendidikan yang jauh lebih luas dari itu. Bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa cerita ternyata menyentuh berbagai aspek pembentukan kepribadian anak-anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dimana peneliti akan mendeskripsikan serta menjelaskan secara terperinci mengenai berbagai pengertian mendongeng sebagai upaya penanaman rasa cinta sastra pada diri siswa menurut pendekatan ilmiah dan pendekatan sistem. Penelitian ini mengaplikasikan data-data sekunder, dimana data ini didapatkan dari berbagai sumber berupa buku dan jurnal yang masih berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu Pelatihan Mendongeng Sebagai Upaya Penanaman Rasa Cinta Sastra Pada Diri Siswa, karena jenis penelitian ini adalah studi literatur. Dari penjelasan di atas penulis tertarik untuk membuat pelatihan mendongeng sebagai upaya penanaman rasa cinta sastra pada diri siswa di MTS Binaul Iman Karangsari terutama pada kelas VIII.Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pengetahuan sederhana tentang betapa pentingnya kegiatan mendongeng dalam menanamkan rasa cinta sastra pada diri anak. Salah satu alternatif yang dilakukan dalam menumbuhkan rasa cinta sastra pada anak adalah melalui kegiatan mendongeng kepada anak.References
Anirun, Suyatna. 2003. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI Press Bandung.
Deskharina. (2013). Analisis Tokoh Antagonis Dalam Sastra Anak Jenis Dongeng Karya Charles Perrault. Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Wahidmurni, M.Pd. (2017). Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Rukiyah. (2018). Dongeng, Mendongeng, dan Manfaatnya. ANUVA Volume 2 (1):99-106
Uniawati. (2013). Mendongeng : Suatu Alternatif Menanamkan Kecintaan Anak Terhadap Sastra. Gramatika, Vol.I,No.2. 167-174
Yudiaryani. 1997. Pengantar Teater Dunia. Yogyakarta: MSPI Arti.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Netti Marini
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.