MEDAN MAKNA KEADAAN JATUH DALAM BAHASA ATINGGOLA

Authors

  • Rahmawati Lamadi Universitas Negeri Gorontalo
  • Dakia N. Djou Universitas Negeri Gorontalo
  • Ulfa Zakaria Universitas Negeri Gorontalo

DOI:

https://doi.org/10.31004/jrpp.v8i2.46203

Keywords:

Semantik, Medan Makna, Jatuh, Bahasa, Atinggola

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan: (1) realisasi kata jatuh dalam bahasa Atinggola dan (2) komponen makna jatuh dalam bahasa Atinggola. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, rekam, cakap semuka, libat cakap, dan catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mentranskripsikan data, menerjemahkan data, mengklasifikasikan data, menganalisis data dan menyimpulkan hasil analisis. Berdasarkaan hasil penelitian yang ditemukan terdapat 34 kata bermakna jatuh yang diklasifikasikan menjadi 5 bentuk yaitu, keadaan jatuh yang dialami oleh manusia, manusia dan hewan, tumbuhan, benda cair dan benda padat. Sedangkan komponen makna dibagi menjadi tujuh dimensi yaitu, dimensi subjek yang terdiri dari manusia, manusia dan hewan, tumbuhan, benda cair, benda padat, dimensi cara yaitu sengaja, tiba-tiba, alami, dimensi bentuk satu gerakan, dimensi arah gerak vertikal, horizontal, dimensi sebab halangan dan tidak ada halangan, dimensi jarak tinggi, cukup tinggi, dan sangat tinggi, dan dimensi kurun waktu satu kali dan berkali-kali. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat banyak kata bermakna keadaan jatuh yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi. Pada kamus Atinggola kata yang bermakna jatuh berjumlah 9 kata, dan 25 kata bermakna jatuh yang diperoleh dari responden.

References

Ayuningtyas, F., Venus, A., Suryana, A., & Yustikasari, Y. (2020). Pola komunikasi insan berkemampuan khusus: studi etnografi komunikasi pada interaksi sosial insan berkemampuan khusus di rumah autis cabang depok. Ekspresi Dan Persepsi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(2), 98-109.

Chaer, Abdul. (2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Harmoko. 2010.Pengaruh Bahasa Gaul Remaja terhadap Bahasa Indonesia.

Hilmi, H. S., Panjaitan, I. P., Wahyuni, S., & Ahmadi, A. (2022). Medan Makna ‘Jatuh’ dalam Bahasa Sasak Dialek Ngeno-Ngene. Sirok Bastra, 10(2), 151- 162.

Ibda, H. (2017). Urgensi pemertahanan bahasa ibu di sekolah dasar. SHAHIH: Journal of Islamicate Multidisciplinary, 2(2).

Laurica, C., Nisa, K., & Wijayanti, B. (2021). Semantik dan aplikasinya pada struktur kalimat dalam bahasa jawa di desa srimulyo kecamatan belitang mulya. Seulas Pinang: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 3(1), 33-43.

Mailani, O., Nuraeni, I., Syakila, S. A., & Lazuardi, J. (2022). Bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Kampret Journal, 1(2), 1- 10.

Munadifa, S., & Ansori, M. (2024). Bahasa Madura Dan Kearifan Lokal: Perspektif Dari Desa Kalipang, Kecamatan Grati, Pasuruan. TANDA: Jurnal Kajian Budaya, Bahasa dan Sastra (e-ISSN: 2797-0477), 4(03), 54-64.

Perwitosari, J., Sulissusiawan, A., & Susilo, F. (2014). Medan Makna Verba “Membawa” dalam Bahasa Melayu Dialek Sintang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 3(8).

Ramdhan, M. (2021). Metode penelitian. Cipta Media Nusantara.

Sugiyono, (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wijana, I. D. P. (2015). Pengantar semantik bahasa Indonesia. Program Studi S2 Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya: Universitas Gadjah Mada.

Downloads

Published

2025-06-09

How to Cite

Lamadi, R., Djou, D. N., & Zakaria, U. (2025). MEDAN MAKNA KEADAAN JATUH DALAM BAHASA ATINGGOLA. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 8(2), 5619–5631. https://doi.org/10.31004/jrpp.v8i2.46203

Similar Articles

<< < 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.