ETIKA KOMUNIKASI BUDAYA KOLEKTIF APARATUR PEMERINTAHAN DI DESA WALUYA KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT
DOI:
https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i3.28919Keywords:
Komunikasi, Budaya Kolektif, Pemerintahan DesaAbstract
Ciri komunikasi masyarakat kolektif adalah adanya kesantunan yang didasarkan atas norma-norma yang disepakati dalam system konvensi masyarakat. Tujuan penelitian ini mencoba menemukan sebuah pola komunikasi dalam interaksi proses pemerintahan Desa. Metode Penelitian yang digunakan adalah analisis isi karena data yang diambil berupa isi kutipan komunikasi perangkat desa dan pimpinan sebagai isi, lalu mengkaji hirarki untuk menelaah pengaruh isi. Dengan prosedur yang digunakan adalah pada tataran semiotik (semantik-pragmatik) penggabungan beberapa taksonomi Herkner dan Holsti. Temuan penelitian menunjukan bahwa pengaruh Kekuatan Jarak Long Power Distance pada interaksi Kepala Desa dan Bawahannya sangat kental mengingat Kyai memiliki kredibilitas dan legitimasi dalam kontek kelembagaan, Porses Komunikasi Aparat dengan rekan cenderung lebih egaliter karena adanya kesamaan, terdapat beberapa pola kumunikasi kesantunan komunikasi lebih didasarkan pada budaya komunikasi dan nilai yang dianut oleh anggota berupa nilai, norma, pedoman etika interaksi berupa kekuatan jarak sangat terlihat dalam interaksi antara pemimpin dan pegawai pemerintahan lainnya, komunikasi cendrung lebih egaliter.References
Berger, Charles R & Steven H. Chaffe. (1987). Handbool of Communication Science. London: The Publisher of Profesional Social Science.
Brown, P., & Levinson, S. C. (1987). Politeness: Some universals in language usage. Cambridge University Press.
Chaer, A., & Agustina, L. (1995). Sosiolinguistik: Suatu pengantar. Rineka Cipta.
DeVito, J. A. (1991). Human communication: The basic course (5th ed). Harper Collins.
Dewi, E. N. (2021). Komunikasi Pemerintah Desa kepada Masyarakat Desa dalam Penggunaan Dana Desa di Desa Perbatasan Provinsi Jawa Barat—Provinsi Banten. 2.
Edward Hall, E. T. (1989). Beyond culture (Anchor Books ed). Anchor Books.
Effendy, Onong Uchjana. (1989). Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
Effendy. (2000). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
F.X. Nadar. (2004). Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Graha Ilmu.
Gudykunst, W. B., Ting-Toomey, S., & Chua, E. (1996). Culture and interpersonal communication (6. [print.]). Sage.
Hall, E. (1976). Beyond culture. New York: Doubleday.
Hirokawa, R. Y., & Miyahara, A. (1986). A comparison of influence strategies utilized by managers in American and Japanese organizations. Communication Quarterly, 34(3), 250–265. https://doi.org/10.1080/01463378609369639
Hofstede, G. (1980). Culture’s consequences: International differences in work-relatedvalues. Beverly Hills, CA: Sage.
Johannesen, Richard L. (1996). Ethics in human communication. Illinois: Waveland Press.
Kaur, A., Noman, M., & Awang-Hashim, R. (2016). Exploring strategies of teaching and classroom practices in response to challenges of inclusion in a Thai school: A case study. International Journal of Inclusive Education, 20(5), 474–485. https://doi.org/10.1080/13603116.2015.1090489
Kim, D., Pan, Y., & Park, H. S. (1998). High-versus low-Context culture: A comparison of Chinese, Korean, and American cultures. Psychology and Marketing, 15(6), 507–521. https://doi.org/10.1002/(SICI)1520-6793(199809)15:6<507::AID-MAR2>3.0.CO;2-A
Liliweri Alo, L. (1994). Komunikasi Verbal dan Nonverbal. PT Citra Aditya Bhakti.
Moekijat. (1993). Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
Mulyana, D., & Rakhmat, J. (2009). Komunikasi antarbudaya panduan berkomunikasi dengan orang-orang berbeda budaya. PT Remaja Rosdakarya.
Nishimura, S., Nevgi, A., & Tella, S. (n.d.). Communication Style and Cultural Features in High/Low Context Communication Cultures: A Case Study of Finland, Japan and India.
Omari, J. al. (2015). Understanding the Arab culture: A practical cross-cultural guide to working in the Arab world (Second edition). Robinson.
Pace, R. W., Faules, D. F., & Mulyana, D. (2010). Komunikasi organisasi: Strategi meningkatkan kinerja perusahaan. PT Remaja Rosdakarya.
Phuong-mai (2015). Hofstede’s Five Value Dimension of Culture. Paper for CCA Course.
Rahardi, R. K., & Rahardi, R. K. (2005). Pragmatik: Kesantunan imperatif bahasa Indonesia. Erlangga.
Rodríguez, J. I. (n.d.). Deceptive Communication from Collectivistic and Individualistic Perspectives.
Saleh, Y. (n.d.). ETIKA KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA DENGAN MASYARAKAT DALAM MENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA MANSAMAT B KECAMATAN TINANGKUNG SELATAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN.
Siregar, Ashadi. (1990). Komunikasi Sosial. Yogyakarta: Penelitian dan Pengembangan FISIP UGM.
Silalahi, U. (2004). KOMUNIKASI PEMERINTAHAN: MENGIRIM DAN MENERIMA INFORMASI TUGAS DAN INFORMASI PUBLIK. 3(1).
Titscher, S., & Ibrahim, A. S. (2009). Metode analisis teks & wacana. Pustaka Pelajar.
Triandis, H. C., Bontempo, R., Villareal, M. J., Asai, M., & Lucca, N. (1988). Individualism and collectivism: Cross-cultural perspectives on self-ingroup relationships. Journal of Personality and Social Psychology, 54(2), 323–338. https://doi.org/10.1037/0022-3514.54.2.323
Yoo, B., Donthu, N., & Lenartowicz, T. (n.d.). Measuring Hofstede’s Five Dimensions of Cultural Values at the Individual Level: Development and Validation of CVSCALE.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Encep Rustandi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.