MAKNA EKARISTI DI BALIK RITUS BELO TEKAN PADA MASYARAKAT DUNGAN TANA AI
DOI:
https://doi.org/10.31004/jrpp.v6i4.20937Keywords:
Ekaristis, Ritus Belo Tekan, Masyarakat Dungan.Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk (1) memahami ritus Belo Tekan pada Masyarakat Dungan Tana Ai, (2) mengetahui makna ekaristi, (3) mengetahui makna Ekaristi di balik ritusBelo Tekan pada Masyarakat Dungan Tana Ai. Metode yang dipakai dalam penelitian iniadalah deskriptif kualitatif-kuantitatif. Objek yang diteliti adalah makna Ekaristi di balik ritus Belo Tekan pada masyarakat Dungan Tana Ai. Wujud data dalam penelitian ini berupa sumber data primer dan skunder dari hasil wawancara dengan para pemangku adat, tokoh masyarakat, dan masyarakat Dungan. Penulis juga menggunakan buku-buku refrensi yang berhubungan dengan ritus Belo Tekan. Berdasarkan analisis atas data yang dikumpulkan, maka diperoleh hasil bahwa ritus Belo Tekan sesungguhnya memiliki makna Ekaristi sebagaimana dikonsepkan dalam ajaran Gereja Katolik. Makna Ekaristi di balik ritus Belo Tekan dapat dicermati dengan melihat ekaristi sebagai perayaan persatuan, erkaristi sebagai perayaan kehidupan, ekaristi sebagai perayaan kenangan, syukur dan permohonan. Paralesasi dan perbandingan antara unsur-unsur dalam ritusBelo Tekan dan makna ekaristi akan menghantar umat beriman pada titik temu di manaterdapat persamaan yang jelas antara keduanya. Sejak masuknya Gereja Katolik di Dungan,pemahaman masyarakat tentang Belo Tekan perlahan-lahan diubah. Gereja melaluisejumlah pendekatan pastoral mengajak umat untuk meningkatkan iman dengan melihatmakna terdalam di balik ritus Belo Tekan.Dengan demikian, ritus Belo Tekan mengantariman masyarakat Dungan untuk melihat nilai persatuan, kehidupan, kenangan, syukur dan permohonan. Oleh karena itu,ritus Belo Tekan patut mendapat perhatian serius dari seluruh masyarakat Dungan danGereja agar mampu membawa pemahaman yang tepat bagi umat dalam pengembanganimannya kepada Wujud Tertinggi (Tuhan).References
Hasil wawancara dengan bapak Fransiskus Bera dan Martinus Sedan, Ata Sobokon Suku Lewar Wato Pukon dan Tokoh Masyarakat Dungan, pada 1 Juli 2023 di Dungan.
Hasil wawancara dengan bapak Fransiskus Bera dan Martinus Sedan, Ata SobokonSuku Lewar Wato Pukon dan Tokoh Masyarakat,pada 1 Juli 2023 di Dungan.
Hans Monteiro, Yohanes.Teologi Dan Liturgi Sakramen: Bagi Mahasiswa Teologi dan Calon Imam (ms), Maumere: Ledalero, 2020.
Iman Katolik, Konferensi Wali Gereja. Jakarta, Kanisius, 1995.
J. Chupungco, Anscar. Pencerahan Tata Perayaan Ekaristi Terjemahan Bahasa Inggris 2011. Penerj. Alfons No Embu Maumere: Ledalero, 2016.
Konsili Vatikan II, Konstitusi Sacrosanctum Concilium. penerj. R. Hardawiryana, cetakan ke-IX (Jakarta: Obor, 2008.
Konsili Vatikan II, Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes Tentang Gereja Dalam Dunia Dewasa Ini. Penerj. R. Hardawiryana, cetakan ke-IX . Jakarta: Obor, 2008.
Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2018.
Liron, Maria Kristina. “Religiositas Masyarakat Desa Ojang Dalam Ritus Gre Mahe Sebuah Tinjauan Kearifan Lokal” Skripsi Sarjana, Sekolah Tinggi Pastoral Reinha Larantuka, 2019.
Martasudjita, E.P.D. “Universalitas Ekaristi Tinjauan Teologis Atas Ciri Kosmik dan Kulturalnya”. Jurnal Teologi, 3: 1. Yogyakarta: Mei 2014.
Suharyo, I .Ekaristi Meneguhkan Iman, Membangun Persaudaraan, menjiwai Pelayanan. Yogyakarta: Kanisius, 2011.
Utama, Ignatius Loyola Madya “Menjadikan Ekaristi Sebagai Puncak Dan Sumber Kehidupan Gereja”. Jurnal Teologi, 3:1. Yogyakarta: Mei 2014.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Yulius Candra Kasiwali
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.