PENGUATAN KESADARAN MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA REKAYASA HABITAT MELALUI PENANAMAN Asplenium nidus SEBAGAI BIOINDIKATOR SARANG BURUNG CENDERAWASIH DI TABLASUPA DISTRIK DEPAPRE KABUPATEN JAYAPURA
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v6i5.51556Keywords:
Burung Cenderawasih, Penguatan, Rekayasa Habitat, Asplenium nidus, TablasupaAbstract
Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Asplenium nidus berperan pening dalam pelestarian burung Cenderawasih terutama sebagai bioindikator sarang burung Cenderawasih. Burung Cenderawasih meletakan sarangnya pada Asplenium nidus, oleh karena itu penting sekali dilakukan kegiatan penanaman tumbuhan bioindikator tersebut dalam kawasan atau habitat dimana satwa ini berada. Berdasarkan beberapa hasil observasi dan wawancara kepada kelompok-kelompok pencinta burung Cenderawasih di Tanbasupa yaitu KPA dan MMP menunjukkan bahwa populasi burung Cenderawasih dalam habitat masih sangat minim, belum pernah ditemukannya sarang burung Cenderawasih dan populasi tumbuhan bioindikator tersebut masih sangat minim dalam habutat dimana satwa ini berada. Oleh karenanya penting sekali dilakukan upaya penyadaran kepada masyarakat terutama komunitas-komunitas pencinta burung Cenderawasih atau mereka yang telah berkomitmen untuk mengelola dan menjaga kawasan demi pelestarian burung Cenderawasih. Upaya penyadaran ini akan dilakukan dengan kegiatan penanaman Asplenium nidus bersama dengan masyarakat di dalam habitat burung Cenderawasih. Metode PKM yang akan digunakan adalah Ceramah, Diskusi dan aksi nyata (penanaman) serta monitoring. Kegiatan penanaman ini dilakukan dengan tujuan untuk merekayasa habitat satwa burung Cenderawasih dengan menanam sejumlah Asplenium nidus pada setiap pohon-pohon tertentu terutama pada pohon bermain agar satwa ini dapat meletakan sarang untuk bertelur. Ketika sarangnya diletakan dalam kawasan atau habitat terutama pada pohon bermain maka harapannya adalah populasi satwa ini akan terus meningkat dalam kawasannya dan tidak berpindah ke tempat lain. Kegiatan penguatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya rekayasa habitat melalui penanaman Asplenium nidus sebagai bioindikator sarang burung Cenderawasih di Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, berhasil meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan. Melalui pendidikan, pelatihan, dan praktik langsung penanaman A. nidus serta pohon pakan seperti Ficus sp., Intsia bijuga, dan Pometia pinnata, masyarakat memperoleh pengetahuan tentang peran vegetasi sebagai penunjang habitat Cenderawasih dan membangun kesadaran kolektif menjaga keanekaragaman hayati lokal. Kegiatan ini juga menghasilkan aksi nyata berupa penanaman bibit yang menunjukkan tingkat adaptasi baik berdasarkan hasil pemantauan berkala terhadap kondisi habitat, sehingga program ini berkontribusi pada peningkatan kesadaran ekologis sekaligus pemulihan ekosistem alami pendukung keberlangsungan burung Cenderawasih.References
Dukuhdalem, D. (2023). Peran Masyarakat terhadap Rehabilitasi Hutan dan Lahan : Studi. 14(2016), 122–134.
Raunsay, E.K; Akobiarek, M & Ruamba, M. Y. (2020). Distribusi Vertikal Asplenium nidus L . di Kawasan Hutan Imbowiari Barawai, Kepulauan Yapen, Papua. Jurnal Sylva Lestari, 8(3), 390–399.
Raunsay, E. K. (2014). Peran Masyarakat dalam Pelestarian (Paradisea minor jobiensis Rothschild, 1897) di Barawai Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua. 61.
Raunsay, E. K. (2020). Pohon Aktivitas Paradisaea minor jobiensis Rothschild, 1897 di Hutan Imbowiari Barawai Yapen, Papua. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(1), 133–139.
Raunsay, E. K. (2022). HABITAT DAN KONSERVASI BURUNG CENDERAWASIH Studi Kasus Melalui Peran Masyarakat Barawai. CV. Amerta Media.
Setiawan, E. (2021). Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Taman Nasional Alas Purwo. 15, 174–187.
Titit Lestari, Agussabti, Alibasyah, and M. R. (2014). Partisipasi masyarakat adat dalam konservasi sumberdaya hutan di kecamatan kota jantho kabupaten aceh besar. Jurnal Manajemen Sumberdaya Laha, 3(2), 506–517.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Marsia Isa Bwefar, Edoward Krisson Raunsay, Dewi Sulistiowati, Dolfina Costansah Koirewoa

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.










