PENGENALAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT DIFTERI DI BALAI INONG LAMJABAT KECAMATAN MEURAXA
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v4i5.16972Keywords:
Pengenalan, Pencegahan, DifteriAbstract
Difteri merupakan penyakit infeksi akut yang terutama menyerang tonsil, faring, laring, hidung, dan adakalanya menyerang selaput lendir atau kulit serta kadang pula menyerang konjungtiva atau vagina Penyakit disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri tersebut merupakan salah satu jenis bakteri gram-positif yang tidak membentuk spora. Pada kedua ujungnya bakteri ini memiliki granula metakromatik yang memberi gambaran pada pewarnaan. diphtheriae berdiameter 0,5-1 µm dan panjangnya beberapa mikrometer, tidak berspora, tidak bergerak, dan termasuk pada organisme yang tidak tahan asam. Difteri dapat ditularkan melaui kontak dengan materi infektif dari penderita secara langsung atau melalui udara Timbulnya penyakit ini ditandai dengan adanya pertumbuhan membran (pseudomembran) berwarna putih keabu-abuan, yang lokasi utamanya di nasofaring atau daerah tenggorokan yang dapat menyumbat saluran pernafasan dalam hitungan beberapa jam sampai beberapa hari saja. Risiko penularan difteri meningkat pada orang-orang yang belum mendapatkan vaksinasi. Adapun tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penyebab, gejala dan penyebaran dari penyakit Difteri. Selain itu, dilakukan sosialisasi mengenai vaksin Difteri sebagai salah satu bentuk pencegahan ataupun pengobatan dari penyakit Difteri. Maka dari itu dengan adanya sosialisasi ini sangat diharapkan akan menghadirkan dampak yang baik, yaitu masyarakat akan tau cara pencegahan penyakit ini sehingga tidak terjangkit.References
Ahmadi, U. (2006). Imunisasi: Mengapa Perlu? Kompas Media Nusantara.
CDC. (2021). Epidemiology and Pevention of Vaccine-Prventable Diseases. The Pink Book: Course Textbook - 14th Edition (2021).
Chin, J. (2000). Control of Communicable Disease (17th ed.). American Public Health Association. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(82)91415-5
Fajriyah, I. (2014). Hubungan pengetahuan ibu dan dukungan keluarga dengan status imunisasi td pada sub pin Difteri. Jurnal Berkala Epidemiologi, 2(3), 404–4015. https://media.neliti.com/media/publications/76891-ID-none.pdf
Muzakkir, N. F., & Saleh, R. (2018). Strategi komunikasi dinas kesehatan provinsi Aceh dalam menyosialisasikan bahaya penyakit difteri di provinsi Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, 3(4).
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Permenkes RI. (2010). PMK No.1501 tentang Jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya.
Puspitasari, D., Supatmini, E., & Husada, D. (2012). Gambaran klinis penderita difteri anak di RSUD dr. Soetomo. Jurnal Ners, 7(2), 136–141. http://digilib.unila.ac.id/4949/15/BAB II.pdf
Sampealang, M. P., Anggara, A., & Faris, A. (2021). Difteri oada anak. Jurnal Medical Profession (MedPro), 3(2), 130–135.
WHO. (2023). Immunization, Vaccines and Biologicals. World Health Organization. https://www.who.int/teams/immunization-vaccines-and-biologicals/diseases/diphtheria
Wibowo, A., & Arief, E. (2022). Peran orang tua terhadap pencegahan penyebab penyakit difteri pada anak. Jurnal Suara Pengabdian 45, 1(1), 27–34. https://jurnal2.untagsmg.ac.id/index.php/sabda
Zakiyuddin. (2019). Optimalisasi pencegahan difteri pada bayi melalui program imunisasi Dpt di Lung Mane. Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin, 3(2), 76–83. http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/download/83/65%0Ahttp://www.embase.com/search/results?subaction=viewrecord&from=export&id=L603546864%5Cnhttp://dx.doi.org/10.1155/2015/420723%0Ahttp://link.springer.com/10.1007/978-3-319-76
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Wirda Wirda, Hayati Hayati, Silvi Puspa Widya Lubis, Erly Mauvizar, Ani Darliani, Syarifah Rahmiza Muzana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.