MENGOLAH UMBI GEMBILI DAN GADUNG SEBAGAI PRODUK PENUNJANG WISATA PUNCAK SOSOK

Authors

  • Dwi Novitasari STIE Widya Wiwaha
  • Lilik Ambarwati STIE Widya Wiwaha
  • Prafidhya Dwi Yulianto STIE Widya Wiwaha
  • Agung Slamet Prasetyo STIE Widya Wiwaha

DOI:

https://doi.org/10.31004/cdj.v5i1.19399

Keywords:

Gembili, Gadung, Pemberdayaan, Produk, Usaha

Abstract

Nilai tambah (value added) adalah suatu pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami  proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Kata lain, barang  yang telah hilang manfaatnya, diberikan nilai tambah agar bertambah nilai manfaatnya. Warga  Bawuran dengan keterbatasan yang dimiliki, seringnya langsung menjual umbi gadung dan  gembili daripada diolah terlebih dahulu atau dikonsumsi sendiri dengan jumlah yang sedikit.  Saat periode tertentu ketika melimpahnya hasil panen biasanya ketika musim panas (rata-rata 30-50 kg tiap kali panen), harga umbi gadung dan gembili bisa sangat murah berkisar Rp. 1.000/per karung hingga Rp. 4000/kg, sehingga terkadang hanya dibiarkan begitu saja. Urgensi dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk pemberdayaan dari warga desa Bawuran khususnya Ibu PKK untuk dapat memanfaatkan dan mengolah hasil bumi yang ada berupa umbi gembili dan gadung hingga dapat dijual sebagai produk penunjang (oleh-oleh) khas wisata Puncak Sosok. Selain itu, Ibu PKK dapat meningkatkan pendapatannya dengan memiliki usaha rintisan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pelatihan dan pendampingan dalam produksi, manajemen usaha dan pemasaran produk. Hasil dari pelatihan dan pendampingan tersebut adalah Ibu PKK desa Bawuran mampu mandiri dalam memproduksi, mengelola usaha dan memasarkan produk yang dihasilkan. Ibu PKK juga telah memiliki usaha rintisan serta wisata puncak Sosok memiliki produk khas. Hasil ini menjadi penting karena dapat menciptakan produk unggulan desa, pemberdayaan masyarakat serta adanya peningkatan pendapatan.

References

Mengenal Umbi Gadung Beracun yang Berhasil Diolah Jadi Makanan Enak

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5897539/mengenal-umbi-gadung-beracun-yang-berhasil-diolah-jadi-makanan-enak diakses 23 Mei 2023.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Kebijakan Fiskal Pusat Kebijakan Ekonomi Makro. (2012). Kajian Nilai Tambah Produk Pertanian Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Kebijakan Fiskal. Jakarta: Pusat Kebijakan Ekonomi Makro.

Fradani, A.C. Ningrum, I.K. Stevani, F. Asror, A.G. (2020). Pengolahan Umbi Gembili dalam Peningkatan Nilai Tambah di Desa Kasiman Kabupaten Bojonegoro. Dedication: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 4, Nomor 1. http://repository.ikippgribojonegoro.ac.id/382/1/296-Article%20Text-816-1-10-20200413.pdf

Prabowo, Estiasih & Purwantiningrum. (2014). Umbi Gembili (Dioscorea esculenta L.) sebagai Bahan Pangan Mengandung Senyawa Bioaktif: Kajian Pustaka, Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.2 No.3 p.129-135.

Sumunar S.W., Estiasih, T. (2015). Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) sebagai Bahan Pangan Mengandung Senyawa Bioaktif: Kajian Pustaka, Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 p.108-112.

Putri, E.D.H., Mayasari, C.U. (2020). Pemanfaatan Tepung Umbi Gadung (Dioscorea Hispida Dennst) Sebagai Bahan Substitusi Dalam Pembuatan Cake. Khasanah Ilmu : Jurnal Pariwisata Dan Budaya. Volume 11 Nomor 2.

Downloads

Published

2024-02-06

How to Cite

Novitasari, D. ., Ambarwati, L. ., Yulianto, P. D. ., & Prasetyo, A. S. . (2024). MENGOLAH UMBI GEMBILI DAN GADUNG SEBAGAI PRODUK PENUNJANG WISATA PUNCAK SOSOK. Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(1), 2154–2159. https://doi.org/10.31004/cdj.v5i1.19399