Identifikasi Bahaya Dan Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Ruang Amarilis / Infection Center (Ic) Rsud Kota Kendari

Authors

  • Syawal K. Saptaputra Magister Jurusan Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Kendari
  • Safrina Safrina Magister Jurusan Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Kendari
  • Annisa Qoriyah Nur Ramadhany.S Magister Jurusan Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Kendari
  • Jelin Natalia Fahira Delo Magister Jurusan Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Kendari
  • Andi Marhana Magister Jurusan Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Kendari
  • Rima Anggraini Asbar Magister Jurusan Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Kendari
  • Yuli Budiyanti Magister Jurusan Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Kendari
  • Rahma Fanti Magister Jurusan Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Kendari

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i3.38366

Keywords:

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3),, Tuberkulosis (TB),, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),, Risiko Kerja, Alat Pelindung Diri (APD),, Ventilasi.

Abstract

Penelitian ini mengkaji bahaya dan risiko kesehatan serta keselamatan kerja (K3) di Ruang Amarilis/IC RSUD Kota Kendari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber bahaya, menilai risiko yang mungkin timbul, dan mengevaluasi upaya pengendalian yang telah diterapkan. Kajian dilakukan berdasarkan data literatur dan pedoman nasional serta internasional terkait pencegahan dan pengendalian infeksi, terutama penyakit Tuberkulosis (TB). Hasil analisis menunjukkan bahwa penularan TB menjadi ancaman signifikan bagi petugas kesehatan, pasien, dan pengunjung. Beberapa faktor risiko meliputi ventilasi yang tidak memadai, kurangnya edukasi mengenai etika batuk, dan minimnya penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai. Upaya pengendalian seperti manajemen risiko, ventilasi yang baik, skrining pasien rutin, serta peningkatan kesadaran tenaga kesehatan terbukti efektif dalam menurunkan angka penularan.Kesimpulannya, implementasi protokol K3 yang terintegrasi dan berkelanjutan diperlukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat di fasilitas kesehatan. Rekomendasi mencakup edukasi berkelanjutan, penguatan infrastruktur, dan evaluasi berkala terhadap program pengendalian risiko.

References

Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Pedoman manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di rumahsakit dan fasyankes lainnya dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Cetakan kedua. 2014

Departemen Kesehatan RI Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di rumahsakit dan fasyankes lainnya dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. ? Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Cetakan kedua, 2014.

Departemen Kesehatan RI ? JHPIEGO, Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan dengan Sumber Daya Terbatas, 2004.

Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Depkes 2012

Francis J. Curry National Tuberculosis Center, 2017: Tuberculosis Infection Control: A Practical Manual for Preventing TB

Profil Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari : Tahun 2023

Tuberculosis Infection Control In The Era Of Expanding Hiv Care And Treatment ? Addendum to WHO Guidelines for the Prevention of Tuberculosis in Health Care Facilities in Resource?Limited Settings. US Department of HHS,US CDC, US President’s Emergency Plan for AIDS Relief, The World Health Organization and The International Union Against Tuberculosis and Lung Disease, 2007

World Health Organization. WHO policy on TB infection control in health? care facilities, congregate settings and households. WHO 2014

World Health Organization. Guidelines for the Prevention of Tuberculosis in Health Care Facilities in Resource?Limited Settings. Geneva, World Health Organization, 2009.

Tuberculosis Infection Control In The Era Of Expanding Hiv Care And Treatment ? Addendum to WHO Guidelines for the Prevention of Tuberculosis in Health Care Facilities in Resource?Limited Settings. US Department of HHS,US CDC, US President’s Emergency Plan for AIDS Relief, The World Health Organization and The International Union Against Tuberculosis and Lung Disease, 2009

Downloads

Published

2025-01-01

How to Cite

Saptaputra, S. K., Safrina , S., Ramadhany.S, A. Q. N., Delo, J. N. F., Marhana, A., Asbar, R. A., … Fanti, R. (2025). Identifikasi Bahaya Dan Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Ruang Amarilis / Infection Center (Ic) Rsud Kota Kendari. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 8(3), 8159–8166. https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i3.38366