HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG FILARIASISI DENGAN MENGONSUMSI OBAT PENCEGAHAN FILARIASIS DI DESA BERANCAH WILAYAH UPT PUSKESMAS SELATBARU TAHUN 2016

Authors

DOI:

https://doi.org/10.31004/jn.v1i2.118

Abstract

Jumlah penduduk di dunia terdapat 1,3 miliar yang tersebar lebih dari 83 negara memiliki resiko tertular filariasis. Kasus filariasis di Indonesia pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak 11.914. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Pemerintah Indonesia membuat kebijakan mengenai penanganan filariasis, yaitu dengan memutuskan mata rantai penularan filariasis dengan pemberian obat massal pencegahan filariasis (POMP F) di daerah endemis filariasis, mencegah dan membatasi kecacatan karena filariasis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap kepala keluarga tentang filariasis dengan mengonsumsi obat pencegahan filariasis. Metode penelitian menggunakan observation analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 737 KK dengan sampel sebanyak 260 responden. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrumen pengukuran pada penelitian ini  yaitu kuesioner yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas (r> 0.444). Pengolahan data menggunakan analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi  pada tiap variabel dan analisa bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil analisa univariat didapatkan umur terbanyak dewasa awal, pendidikan terbanyak SMA, dengan frekuensi minum obat terbanyak. Pengetahuan dan sikap terhadap mengonsumsi obat filariasis didapatkan pengetahuan baik sebanyak 197 responden (75,8 %), dan sikap positif terhadap mengonsumsi obat filariasis sebanyak 132 responden (50,8 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan sikap keluarga tentang filariasis dengan mengonsumsi obat pencegahan filariasis (Pvalue = 0,000). Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada semua pihak baik Dinas Kesehatan, Puskesmas dan masyarakat saling bekerjasama dalam memutuskan mata rantai penularan penyakit filariasis dengan berpartisipasi mengonsumsi obat filariasis.

References

Agustiantiningsih, D. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik pencegahan filariasis di Kelurahan Kertoharjo. Diperoleh tanggal 30 Oktober 2016 http:// journal.unnes.ac.id/artikel_nju/kemas/2821

Arikunto, S. (2012). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

A Wawan dan Dewi M. (2010). Teori & pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Nuha Medika: Yogyakarta.

Azwar, S. (2013). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Dewi, K., &Zalih, M. (2014).Hubungan pengetahuan, sikap dengan praktik masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit filariasis di RW 11 Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan. Diperoleh tanggal 29 Oktober 2016

Dikes Porvinsi Riau. (2015). Data statistik kejadian filariasis dan pengobatan filariasis.

Dinkes Kabupaten Bengkalis. (2015). Data statistik pengobatan filariasis di bengkalis.

Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gilang, M, R A. (2015). Hubungan pengetahuan dan sikap tentang pencegahan filariasis dengan praktek minum obat dalam program pemberian obat masal pencegahan (pomp) filariasis kelurahan kuripan kertoharjo kota pekalongan 2015. Skripsi. Diperoleh tanggal 30 November 2016

Hastono, S.P. (2007). Analisa data kesehatan. Jakarta: FKM-UI.

Hidayat, A. A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta:. Salemba Medika

Hidayat. (2007).Metodologi penelitian. Jakarta: Pustaka pelajar.

Irianto, K. (2013). Parasitologi medis. Bandung: Alfabeta

Kemenkes RI, (2015). Petunjuk teknis penyelengaraan bulan eliminasi penyakit kaki gajah. Direktorat Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang, Jakarta

Kemenkes RI. (2010). Epidemiologi filariasisi di Indonesia. Vol . Jakarta

Kemenkes RI. (2015).Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 94 tahun 2014 tentang penanggulangan filariasis.

Lusi I, dkk. (2013). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat tentang Penyakit Filariasis dengan Tindakan Masyarakat dalam Pencegahan Filariasis. Diperoleh tanggal 30 Oktober 2016.

Mubarak, W. I., Nurul C., Khairul R., & Supriadi. (2007). Promoi kesehatan. Ed.2. Yogyakarta: Graha Ilmu

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2005). Promosi kesehatan teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2009). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Purnomo, I. (2013). Pengaruh faktor pengetahuan dan petugas kesehatan terhadap konsumsi minum obat kaki gajah (filariasis) di Kelurahan Bligo Kabupaten Pekalongan. Diperoleh tanggal 30 Desember 2016

Sabesan, Shanmugavelu. (2006). Delimitation of lymphatic filariasis transmission risk ar¬eas: a geo-environmental approach. filaria journal, 5: 12.

Sastroasmoro, S., & Ismail, S. (2010). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Ed 3. Jakarta: Sagung Seto

Sevilla, C. dkk. (2007). Research methods. Rex Printing Company: Quezon City.

Soetjiningsih, & Ranuh, G. (2015). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Subagyo, P. J.(2011) Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC.

Supali. T. (2010), Keberhasilan program eliminasi filariasis dikabupaten alor, nusa tenggara timur. buletin jendela epidemiologi, volume 1, Juli 2010.

Sutanto, I. (2009). Buku ajar parasitologi kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia.

WHO. (2013). Lymphatic filariasis: a handbook of practical entomology for national lymphatic filariasis elimination programmes. Preparation of this document was supported by the Department for International Development of the Government of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland.

Widani. (2010). Pengantar belajar dalam pendidikan. Jakarta: Graha Ilmu.

Widodo, H. (2013). Parasitologi kedokteran. Yogyakarta: D-MEDIKA (Anggota IKAPI).

Widoyono. (2008). Penyakit tropis epidemiologi, penularan, pencegahan dan pemberantasanya. Jakarta: Erlangga.

Widoyono. (2011). Penyakit tropis epidemiologi, penularan, pencegahan & pemberantasannya. Ed II. Jakarta: Erlangga

Wood, G. L & Haber, J. (2006). Nursing research: Methods and critical appraisal for evidence-based practice: Philadelphia: Mosby Elsevier.

Zulkoni A. (2011), parasitologi untuk keperawatan, kesehatan masyarakat, teknik lingkungan, Yogyakarta: Nuha Medika,

Downloads

Published

2017-10-26

How to Cite

HAMIDI, M. N. S. (2017). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG FILARIASISI DENGAN MENGONSUMSI OBAT PENCEGAHAN FILARIASIS DI DESA BERANCAH WILAYAH UPT PUSKESMAS SELATBARU TAHUN 2016. Jurnal Ners, 1(2). https://doi.org/10.31004/jn.v1i2.118