INOVASI SENSOR NANOPARTIKEL PERAK UNTUK ANALISIS MERKURI SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS DALAM KRIM PEMUTIH WAJAH DI KECAMATAN JULOK KUTA BINJEI

Authors

  • Yosy Cinthya Eriwaty Silalahi Universitas Sari Mutiara Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jrpp.v8i1.42259

Keywords:

Krim Pemutih Wajah, Merkuri, Spektrofotometri UV-Vis, Nanopartikel Perak

Abstract

Merkuri merupakan salah satu bahan berbahaya yang sering ditambahkan pada krim pemutih wajah. Keberadaan logam merkuri dalam produk krim pemutih dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh dan juga bersifat toksik dan merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia. Pemilihan nanopartikel perak sebagai produk hasil biosintesis berdasarkan potensinya yang luas untuk di kembangkan dalam berbagai bidang aplikasi. Perak merupakan salah satu logam yang memiliki kualitas optik yang cukup baik setelah emas dengan harga yang lebih terjangkau. Sehingga dapat dijadikan sebagai sensor berbagai logam berat seperti merkuri secara Spektrofotometri UV/Vis. Penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan merkuri pada kosmetik krim pemutih wajah yang dipasarkan di Kecamatan Julok Kuta Binjei di Aceh Timur. Penelitian ini adalah secara deskriptif yang dilakukan dengan analisa kualitatif dan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 sampel krim pemutih wajah, pengambilan sampel dilakukan dengan purpossive sampling. Analisa kualitatif dilakukan dengan uji KI, NaOH, HCl, dan analisa kuantitatif dilakukan dengan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan ke lima sampel positif mengandung merkuri. Dari hasil validasi, didapatkan persamaan regresi dan kurva kalibrasi Y = -0,00783x + 0,6763 dengan koefisien r = -0,9713. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar merkuri dari lima sampel yang diteliti kadar tertinggi terdapat pada sampel krim A (669,6396 µg/kg) dan kadar merkuri terendah terdapat pada sampel krim C (240,6843 µg/kg). Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor 17 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logan Berat dalam Kosmetik bahwa jenis cemaran merkuri (Hg) tidak lebih dari 1 mg/kg atau 1 mg/L (1 bpj). Walaupun hasil penelitian menunjukkan nilai di bawah ambang batas yang ditetapkan Peraturan Badan POM, tetapi karena karena logam merkuri dapat terakumulasi dalam tubuh, maka kosmetik yang positif mengandung merkuri harus dihindari. Maka dari hasil penelitian ini disarankan kepada konsumen agar lebih teliti dalam membeli kosmetik, khususnya kosmetik yang tidak memiliki izin edar BPOM dan kosmetik yang cepat memberikan efek putih dalam waktu yang tidak lazim dan secara instan.

References

Arum M. 2017. Analisis Kandungan Merkuri (Hg) dalam Handbody Lotion Whitening dan Cream Bleaching. Skripsi. Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara.

Bali S, Hanifah TA. 2014. Analisis kandungan logam timbal, kadmium dan merkuri dalam produk krim pemutih wajah. J Online Mhs Bid Mat dan Ilmu Pengetah Alam. 2(1):123–9.

BPOM RI. 2008. Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya Dan Zat Warna Yang Dilarang. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia No.HK.00.05.42.1018. Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia BR. 2011. Peraturan HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis

Caro, C., Castillo, P. M., Klippstein, R., Pozo, D., & Zadarenko, A.P. (2010). Silver Nanoparticles: Sensing And Imaging Aplications. Silver Nanoparticles, 210-213

Deviana N. 2009. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009. Karya Tulis Ilmiah. Kota Medan.

Dewi, D.C. 2012. Determinasi Kadar Logam Timbal (Pb) dalam Makanan Kaleng Menggunakan Dekstruksi Basah dan Dekstruksi Kering. Skripsi. Malang: Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang.Alchemy. 2(1): 12-25.

Dubey, M., Badauria, S., & kushwah, B.S. (2009). Green Synthesis Of Nanosilver particles From Extract Of Eucalyptus hybrid (safeda) Leaf. Digest Journal Of Nanomaterials and biosturctures, Vol. 4(3), p. 537-543.

Fatma, A. 2017. Identifikasi Kandungan Merkuri pada Beberapa Krim Pemutih yang Beredar di Pasaran (Studi dilakukan di Pasar DTC Wonokromo Surabaya). J Pharm Sci;2(2):35–40.

Harmita. (2006). Analisis Kuantitatif Bahan Baku Dan Sediaan Farmasi. Skirpsi. Depok : Departemen Farmasi FMIPA. Universitas Indonesia

Hendry N, Mochamad LF, Rina E. 2020. Analisis Kadar Merkuri Pada Biota Air Dengan Nanopartikel Perak Secara Citra Digital di Lokasi Penambangan Emas Kabupaten Lebong. Skripsi. Bengkulu : Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP.Universitas Bengkulu

Hosakawa, M., Nogi, K., Naito, M., & Yokozama, T. (Eds.) (2007). Nanoparticles Technology Handbook, 1-10.

Kala‟lembang, C. 2016. Kandungan Merkuri Pada Losion Pemutih Tangan Dan Badan Yang Digunakan Oleh Masyarakat Di Kelurahan Tataran Patar Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa. Pharmacon Jurnal Ilmu Farmasi.UNSRAT;5(2):ISSN 2302-2493.

Kumar, V., & Yadav, S.K. (2009). Plant-Mediated Synthesis Of Silver And Gold Nanoparticles And Their Aplications. Journal Of Chemical Technologi And Biotechnology. 84, 151-157

Laili, K.2017. Analisis Pada Krim Pemutih Wajah Tidak Terdaftar Pada BPOM. Skripsi. SKM Jember.

Maryani, D, Mohamad Lutfi Firdaus, Nurhamidah, Biosintesis Nanopartikel Perak Menggunakan Ekstrak Buah Passiflora flavicarva (Markisa) Untuk Mendeteksi Logam Berat, Alotrop, 2017: 1(1):49-54.

Parengkuan, K.F dan C. 2013. Analisis Kandungan Merkuri Pada Krim Pemutih Yang Beredar Di Kota Manado. Pharmacon, 2(1):62–9.

Patakfalvi, R., Viranyi, Z., & Dekany, I (2004). Kinetics Of Silver Nanoparticle Growth In aqueous Polymer Solution. Colloid and Polymer Science, 283, 299-305.

Raimon. 1993. Perbandingan Metode Destruksi Basah dan Kering Secara SSA. Yogyakarta : Lokarya Nasional. Jaringan Kerjasama Kimia Analitik Indonesia.

Ramadhanti AP, Ruyani A, Rosalina S. 2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etlingera hemisphaerica (Blume) R.M.Sm Terhadap Kadar Glukosa Dan Kadar Malondialdehid Mus musculus Swiss Webster Yang Terpapar Merkuri Klorida (HgCl2). Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Rohaya et al., 2017.Galenika Journal of Pharmacy. Jakarta

Retno, I.S.T. 2012. Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Gramedia Pustaka Utama.

Sari, A.K., Alfiannor, M.M., Noverda, A., Pratiwi, M.E. 2017. Analisis Kualitatif Merkuri Pada Lotion Pemutih Yang Dijual Online Shop Daerah Kota Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2(1):13-19

Shankar, S.S., Ahmad, A., & Sastry, M (2004). Rapid Synthesis Of Au,Ag,and Bimetallic Au Core-Ag Sheel nanoparticles Using Neem (Azadirachta indica) Leaf Broth. Journal Of Colloid And Interface Science, 275 (4), 4966-502

Sloane E. 2013. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Buku Kedokteran EGC.

Solomon, S.D., Bahadory, M., Jeyarajasingam, A.V., Rutkowsky, S.A., & Boritz, C. (2007). Synthesis and Study Of Silver Nanoparticles. Journal Of Chemical Education, Vol. 84 (No.2), 322-325

Sudjana, 2016. Metode Statistika. 2016. 240-241; Bandung, Tarsito.

Tronggono dan Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Wasitaatmadja, S.M. 2011. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. UI Press.

Widana, G.A.B. 2014. Analisis Obat Kosmetik Dan Makanan. Graha Ilmu.Yokyakarta.

Yatimah.Y,D. 2014. Analisa Cemaran Logam Berat Kadmium dan Timbal pada Beberapa Merk Lipstik yang Beredar di Daerah Ciputat dengan Menggunakan SSA. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi. Jakarta.

Downloads

Published

2025-02-03

How to Cite

Silalahi, Y. C. E. (2025). INOVASI SENSOR NANOPARTIKEL PERAK UNTUK ANALISIS MERKURI SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS DALAM KRIM PEMUTIH WAJAH DI KECAMATAN JULOK KUTA BINJEI. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 8(1), 2089–2097. https://doi.org/10.31004/jrpp.v8i1.42259