PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN MASYARAKAT MELAKUKAN EDUKASI MANAJEMEN POLA MAKAN / DIET ( 3J ) DENGAN PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELITUS
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v6i3.45378Keywords:
Pemberdayaan kader kesehatan masyarakat, diet pada DMAbstract
Penatalaksanaan diet pada penderita diabetes melitus tipe II bertujuan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari dengan prinsip diet tepat jumlah, jadwal dan jenis. Diet tepat jumlah, jadwal dan jenis merupakan prinsip pada diet DM2 yang harus memperhatikan jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan, Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 tampak kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut. Prevalensi obesitas (Indeks Massa Tubuh atau IMT ≥25 – 27 dan IMT ≥27) pada penduduk usia ≥ 15 tahun sebesar 35,4%, sedangkan penduduk obese dengan IMT ≥27 saja sebesar 21,8%. Metode: ceramah dan praktek menghitung RBW dan mengisi form food recal 24 jam dan tanya jawab secara luring. Materi Materi DM, faktor resiko diabetes militus dan komplikasi, Diet Jenis, Jadual,Jumlah penghitungan kalori dgn Form Recall 24 jam dan penghitungan RBW atau BBI . Praktek menghitung dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) , dan menghitung kebutuhan kalori dalam sehari dan melakukan food recall 24 jam dan melakukan skrening pemeriksaan kadar gula dalam darah . Hasil dan pembahasan Indek Masa Tubuh sebagian besar (64%) mempunyai IMT lebih atau overwight , yang mempunyai IMT normal (33%) dan yang IMT kurang (3%) Dari perhitungan kebutuhan kalori yang baik (80%) , kebutuhan kalori yang lebih atau over (17%) tetapi setelah di lakukan recall 24 jam pada kader kesehatan kebutuhan kalori di dapatkan yang lebih 22 (73%) orang dan yang kebutuhan kalori dalam sehari sudah sesuai kebutuhan sebanyak 8 (27%) orang . Nilai hasil evaluasi dari pengetahuan antara 80 sampai 95. Tidak ada peserta yang mempunyai nilai ketrampilan kurang sehingga rerata peserta mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang baik. Apabila di banding antara hasil Kebutuhan kalori (AMB) dengan hasil food recall 24 jam dari masing2 pada kader Kesehatan Masyarakat ternyata banyak yang berlebihan dgn kebutuhan kalori dalam sehari asupan makanan dalam periode 24 jam tersebut terlalu tinggi, bisa saja menyebabkan hasil GDA menunjukkan angka yang lebih tinggi dari yang seharusnya. Kesimpulan pemeriksaan kadar gula darah dengan cara memeriksa Gula darah sewaktu banyak peserta yang hasil nya lebih tinggi , asupan sehari-hari dengan Food recall 24 jam hanya memberikan gambaran tentang pola makan dalam satu hari tertentu, yang bisa bervariasi dari hari ke hari. Jadi, hasilnya mungkin tidak sepenuhnya representatif untuk pola makan harian seseorangReferences
American Diabetes Association. (2010). Diagnosis And Classification of Diabetes mellitus. Care Diabetes Journal. 35 (1); 64-71
Arisman. (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Asdie, AH. (2000). Patogenesis dan terapi Diabetes mellitus Tipe 2. Yogyakarta: Medika FK UGM
Brunner dan Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Depkes R.I. (1996). 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta
Dewi, Ayu BFK. (2013). Menu Sehat 30 Hari Untuk Mencegah dan Mengatasi Diabetes.Agro. Jakarta: Media Pustaka.
Guyton, A.C. and Hall, J.E., (2006). Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia, PA, USA: Elsevier Saunders.
Handoko, B. Haryo, (2008).(http//www.haryobagushandoko.com.7November2008)
Juleka. (2005). Hubungan Pola Makan dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pengidap Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Di RSU Gunung Jati Cirebon. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Khomsan, Ali. (2003). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Kusuma, Ayuna, (2008). (http//m.cybermq.com.4 Desember 2008)
Mansjoer A dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Dua, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Mekary, Rania A. (2013). Eating Patterns and Type 2 Diabetes Risk in Older Women : Breakfast Consumption and Eating Frequency
Mistra. (2004). Jurus Melawan Diabetes Mellitus Type 2. Jakarta. Puspa Swara Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), 2011. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2 di Indonesia 2011. Jakarta
Price, S.A., dan Wilson, L. M. (2006). Pathofisiologi Konsep Klinik ProsesProses Penyakit. Jakarta: EGC. Hal : 43-51
Ratna Amtiria dkk, (2014), Pola Makan Berhubungan Dengan Kadar Gula Darah pasien DM tipe 2 di instalasi rawat nginap RSUD Saras Husada Purworejo; Jurnal Gizi dan Diettetik Indonesia Vol 2 no 2 Mei
Tjokroprawiro. A. (2012). Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup Sebagai Pendukung Terapi DiabetesMellitus. Surabaya: Fakultas Kedokteran Unair.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Irine Christiany, Kiaonarni Ongko Waluyo, Adin Mu’afiro

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.










