PENINGKATAN KAPASITAS SDM DALAM PENGOLAHAN MAKANAN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI DESA LEBAH SEMPAGA
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v5i3.30565Keywords:
Pengolahan Makanan, Desa Wisata, Daya Tarik Wisata,Abstract
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai salah satu provinsi yang mengandalkan sektor pariwisata setelah sektor pertanian untuk memajukan perekonomiannya memiliki ragam daya tarik wisata. Pulau Lombok merupakan bagian dari Provinsi NTB yang memiliki kekayaan alam, budaya, sejarah dan juga kreatifitas yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Desa Lebah Sempaga yang terletak di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu desa wisata yang mengembangkan atraksi alam sebagai atraksi utamanya. Desa ini juga memiliki komoditas kebun berupa kopi, cokelat, pisang, ubi, alpukat, rambutan, manggis, dan durian yang bisa dikembangkan menjadi produk-produk olahan untuk dijadikan sebagai oleh-oleh khas Desa Wisata Lebah Sempaga. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang kuliner dengan melakukan pengolahan makanan sebagai daya tarik wisata. Selain hasil kebun dan hutan, terdapat sejumlah tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kuliner khas Desa Wisata Lebah Sempaga yaitu sayur paku yang tersebar luas tumbuh sepanjang tahun dan juga bunga kecombrang. Dua jenis tanaman tersebut dikatakan berpotensi menjadi olahan kuliner khas dikarenakan dari 60 desa wisata di Kabupaten Lombok Barat belum terdapat satu desa wisatapun yang memanfaatkannya menjadi olahan kuliner khas mereka. Selain itu, masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan kebersihan dan pengelolaan sampah, sehingga diperlukan suatu kegiatan yang mana dapat mengedukasi masyarakat akan pentingnya kebersihan bagi sebuah daya tarik wisata. Oleh karena itu, dengan adanya pengabdian melalui kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dengan melakukan pengolahan makanan diharapkan mampu meningkatkan daya tarik wisata dari sebuah desa wisata.References
Faris Zakaria, & Rima Dewi Suprihardjo. (2014). Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. JURNAL TEKNIK POMITS, 3(2).
I Nyoman Sudiarta I Wayan Suardana. (2022). MODEL KONSEPTUAL PERILAKU WISATAWAN MANCANEGARA PADA SUATU DESTINASI PARIWISATA: STUDI KASUS BALI SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA INTERNASIONAL.
Nyoman Widani, N., Lumanauw, N., & Suktiningsih, W. (n.d.). (Februari) 2023, Hal (Vol. 2, Issue 1).
Susanti, E., & Aidar, N. (2017). DAMPAK PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN DAN MANFAAT BAGI MASYARAKAT SEKITAR WISATA ALAM TAMAN RUSA ACEH BESAR
(Vol. 2, Issue 1).
Syariah, J. P. (2022). PERAN PEMERINTAH DESA SENGGIGI DALAM PENGELOLAAN OBJEK WISATA PANTAI SENGGIGI DI DESA SENGGIGI KECAMATAN BATU LAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT oleh Farid Ferdian NIM 180503125.
The Ministry of Law and Human Rights. 2020. “Law and Human Rights Ministerial Regulation Number 11 of 2020 on The Prohibition of Foreigners to Enter the Territory of the Republic of Indonesia.” (305):6.
Mill, R.C. dan Alastair M. Morrison. 2009. The Tourism System. United States ofAmerica: Kendall Hunt Publishing Company.
http://www.disbudpar.ntbprov.go.id/launching-100-desa-wisata-dan-e-ticketing-di-nusa- tenggara- barat/
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Solihin

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.










