FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KATARAK SENILIS PADA PASIEN DI POLI MATA RSUD BANGKINANG
DOI:
https://doi.org/10.31004/jn.v1i1.98Abstract
World Hearth Organization (WHO), sedikitnya terdapat 135 juta orang yang mengalami disabilitas penglihatan yang sangat signifikan dan terdapat lebih dari 50 juta orang buta di seluruh dunia saat ini, dengan penyebab kebutaan terbanyak adalah katarak (51%).Terjadinya katarak senilisberhubungan dengan diabetes melitus, riwayat keluarga dengan katarak, pemakaian steroid yang lama, merokok, terpajan sinar ultravioet (UV). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan terjadinya katarak senilis pada pasien di poli mata RSUD Bangkinang. Desain penelitian ini adalah analitik deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang penderita katarak di poli mata RSUD Bangkinang yang dilaksanakan 11–23 Juli 2016, dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisa yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian uji statistik menggunakan uji Chi Square pada tingkat kemaknaan 95% (p≤0,05), menunjukkan bahwayang mengalami katarak senilis sebanyak 22 orang (73,3%), diabetes melitus 20 orang (66,7%), riwayat keluarga dengan katarak sebanyak 17 orang (56,7%), tidak memakai obat steroid yang lama sebanyak 19 orang (63,3%), merokok sebanyak 21 orang (70,0%), terpajan sinar ultraviolet sebanyak 23 orang (76,7%). Didapatkan ada hubungan riwayat diabetes melitus (p value 0,007), riwayat keluarga dengan katarak (p value 0,009), merokok (p value 0,03), terpajan sinar ultraviolet (matahari) (p value 0,00) dengan kejadian katarak senilis, tidak ada hubungan pemakaian steroid lama (p value 0,67) dengan kejadian katarak senilis. Diharapkan kepada responden untuk menggunakan pelindung mata (kaca mata buram), menghindari merokok dan mengontrol kadar gula darah secara rutin.References
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika
Amanda Nazira, 2015. Dkk. Jurnal, Katarak Senilis, Risiko bagi orang yang berusia lanjut. http://www.docfoc.com/jurnal-eptm-katarak. Akses 5 April 2016
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba Medika
Arimbi, A. T., 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Katarak Degeneratif di RSUD Budhi Asih. p. Depok: Universitas Airlangga
Budiman, 2013. Teknik, Komplikasi dan Penatalaksanaan Bedah Katarak. Perpustakaan Nasional RI
Budiman, Andrew, M.H.K., Novita, S., 2013. Pearl and PitFalls to Improve Cataract Surgery Skills. Perpustakaan Nasional RI
Ilyas S., 2014. Ilmu Penyakit Mata. 5 ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Klinik Mata Nusantara. Teknik Operasi Katarak.http://www.klinikmatautama.com. Akses 30 Maret 2016
Machfoedz, Ircham. 2009. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Fitramaya
News Medical, 2013. Cigarette smoking may increase risk of age-related cataract. http://www.news-medical.net/news/20121013/Cigarette-smok ing-may-increase-risk-of-age-related-cataract.aspx. Akses 7 April 2016
____________________Study Cataract Surgery. http://www.news-medical.net/news/20130905/study-cataract-surgery-aspx. Akses 7 Apr 2016
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
_________________________Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
PERDAMI, 2013. Tjahjono D. G., Panduan Manajemen Klinis Perdami. PP Perdami. Jakarta
Putrilestari, Ardian. 2013. Artikel Katarak.https://keperawatanb.wordpress.com/. Akses 5 September 2016
Pujiyanto, T. I., 2004. Faktor-faktor Resiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Katarak Senilis. In: Semarang: Universitas Diponegoro
Riskesdas. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar.Situasi gangguan penglihatan dan kebutaan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan Departermen Kesehatan Republik Indonesia
Riskesdas, 2013. Laporan hasil Riskesdas Prov. Riau 2013. http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/wp-content/uploads/2015/02/Pokok-Pokok-Hasil-Riskesdas-Prov-Riau-.pdf. Akses 3 April 2016
RSCM Kirana, 2015. Penggunaan Kortikosteroid dan Obat Imunosupresif.http://mata-fkui-rscm.org/panduan-pasien/edukasi-pasien/penggunaan-kortikosteroid/. Akses 5 April 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang. SIMRS 2016. Data Kunjungan Poli Mata RSUD Bangkinang
Sastroasmoro, Sudigdo, dkk. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke 4. Jakarta: CV. Sagung Seto
Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sinha R et al, Etiopathogenesis of Cataract: Journal Review. Indian Journal of Ophtalmology Vol. 57 No.3; May- June 2009.p248-249
Suriasumantri, Jujun S. 2009. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Penebar Swadaya
Suryanto, 2011. Metodeologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan.Yogyakarta: Nuha Medika.
Ulandari, Ni Nyoman S. T., 2014. Pengaruh pekerjaan dan pendidikan terhadap terjadinya katarak di balai kesehatan mata masyarakat Nusa Tenggara Barat. Denpasar: Universitas Udayana
World Health Organization2013.Blindness: Vision 2020- the global initiative for the elimination of avoidable blindness. Available at http://www.who.int/mediacentre/factsheet/fs213/en/. Akses 5 April 2016