HUBUNGAN KECEMASAN DAN INSOMNIA DENGAN KEJADIAN MIGREN DI DESA BINUANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKINANG TAHUN 2021

Authors

  • RIANI RIANI Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
  • DESI SUFRIANTI Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
  • ERLINAWATI ERLINAWATI Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

DOI:

https://doi.org/10.31004/jn.v5i2.2065

Keywords:

Kecemasan, Insomnia, Migren pada Remaja

Abstract

Remaja cenderung mempunyai gaya hidup yang tidak sehat seperti begadang, stress atau cemas dan juga insomnia. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan sering disertai gejala fisiologi nyeri kepala atau migren. Penurunan dorongan pada pasien insomnia dikaitkan dengan penurunan aktivitas gelombang delta. Peningkatan level kortisol dan adrenokortisol (ACTH) sebelum dan selama tidur, terutama pada setengah bagian pertama tidur pada pasien insomnia terdapat penurunan melantonin yang tidak konsisten. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor mana yang berperan dalam menyebabkan terjadinya migren pada remaja 12-19 tahun yang ada di Desa Binuang apakah faktor kecemasan atau faktor insomnia. Desain penelitian cross sectional Sampel penelitian diperoleh dengan tehnik total sampling yaitu berjumlah 181 orang. Analisa data dilakukan dengan uji analasia bivariate chi-square. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kecemasan dan insomnia dengan kejadian migren pada remaja diwilayah penelitian dengan nilai p-value 0,000 (α < 0,05). Diharapkan pada responden untuk dapat mengatur gaya hidup sesuai dengan ketentuan gaya hidup sehat untuk usia remaja agar mampu memanaj kecemasan dan mampu mengatur waktu tidur agar tidak terjadi insomnia.

References

Antonaci F, Ghiotto N, Wu S, Pucci E, Costa A. Recent advances in migraine therapy. Springerplus. 2016;5(1):1–14. Jurnal Sinaps, Vol. 3, No.3 (2020), hlm. 1-13 13

Aminoff, Greenberg, Simon, Lange Medical Book:Clinical Neurology. 6th ed. : McGrawHill, 2015

Becker WJ. Acute migraine treatment. Contin Lifelong Learn Neurol. 2015;21(4):953–72. 26. Silberstein SD. Preventive migraine treatment. Contin Lifelong Learn Neurol. 2015;21(4):973–89.

Burstein R, Noseda R, Borsook D (2015). Migraine: Multiple processes, complex pathophysiology. J Neurosci.;35(17):6619–29.

Nurdin M.A, Arsin A.A, Thaha R.M. Kualitas Hidup Penderita Insomnia pada Mahasiswa. Jurnal MKMI. 2018;14(2): 128- 138.

Nursalam. (2014). Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2. Jakarta:Salemba Medika.

Olesen J. (2018). Headache Classification Jurnal Sinaps, Vol. 3, No.3 (2020), hlm. 1-13 12 Committee of the International Headache Society (IHS) The International Classification of Headache Disorders, 3rd edition. Cephalalgia.;38(1):1–211.

Rafknowledge, Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta : Gramedia, 2014.

Rains, dkk, (2018). Sleep Disorders and Headache. Center for Sleep Evaluation at Elliot Hospital, Manchester,.

Ramdani. (2015). Hubungan stres kecemasan dengan migrain pada remaja di kelurahan pisangan kecapatan ciputat.2013.

Susilo dan Wulandari, Cara Jitu Mengatasi Insomnia. Andi:Yogyakarta, 2011.

Stuart, 1995. Psikologi Kecemasan. EGC. Jakarta.

Virda Elisya (2019). Artikel “Menkes Sebut Ada 3 penyakit di Riau yang mengalami peningkatan. Menkes Sebut Ada 3 Penyakit di Riau yang Mengalami Peningkatan (jawapos.com).akses tanggal 05 April 2020.

Wicaksono, (2012). Analisis Faktor Dominan yang Berhubungan dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Fakultas keperawatan Universitas Airlangga: Surabaya,

Downloads

Published

2021-10-30

How to Cite

RIANI, R., SUFRIANTI, D., & ERLINAWATI, E. (2021). HUBUNGAN KECEMASAN DAN INSOMNIA DENGAN KEJADIAN MIGREN DI DESA BINUANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKINANG TAHUN 2021. Jurnal Ners, 5(2), 23–29. https://doi.org/10.31004/jn.v5i2.2065