PERAN KOMUNITAS TUNANETRA DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN SERTA MEMBENTUK IDENTITAS DIRI BAGI PENYANDANG DISABILITAS TUNANETRA

Authors

  • Alviana Siti Noor Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Laras Titiyani Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Ney Efnan Prazeti Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Rizky Prayoga Sasmita Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Mayasari Mayasari Universitas Singaperbangsa Karawang

DOI:

https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i3.29732

Keywords:

Disabilitas, Komunitas, Tunanetra, Hubungan Sosial

Abstract

Semua manusia pastinya ingin terlahir sempurna baik secara fisik maupun mental. Namun pada kenyataannya, tidak semua manusia terlahir sempurna secara fisik dan mental. Disabilitas tunanetra merupakan salah satu bentuk disabilitas yang memengaruhi indera penglihatan seseorang, baik secara parsial maupun total. Tunanetra secara harfiah berasal dari kata "tuna" yang berarti rugi atau hilang, dan "netra" yang merujuk pada mata atau penglihatan. Menurut penelitian, tunanetra dapat terbagi menjadi dua kategori, yaitu tunanetra sejak lahir (bawaan) dan tunanetra yang didapat akibat penyakit, kecelakaan, atau bencana alam. Kondisi tersebut yang dinamakan disabilitas. Salah satu jenis disabilitas fisik yaitu tunanetra. Tunanetra merupakan individu yang kehilangan penglihatan karena kedua indera penglihatannya tidak berfungsi seperti orang awas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami motif tunanetra memilih pijat sebagai profesi utama mereka serta pengalaman komunikasi profesi pijat tunanetra di Karawang melalui penggunaan teknologi alat komunikasi. Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengetahui motif seorang tunanetra memilih profesi pijat serta bagaimana teknologi modern seperti perangkat lunak pembaca layar, aplikasi pemetaan suara, dan perangkat wearable, dapat meningkatkan aksesibilitas dan memungkinkan partisipasi aktif dalam berbagai bidang pekerjaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif dengan individu tunanetra yang menggunakan teknologi alat komunikasi dalam lingkungan kerja mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif yang melatarbelakangi tunanetra memilih pijat sebagai profesi utama mereka yaitu karena kebutuhan finansial. Pijat menjadi profesi dengan penghasilan terbesar bagi para tunanetra untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

References

Junaidin, J., & Irham, I. (2021). The Communication Experience of Blind Writers (Phenomenology Study at the Library of Braille Publishing House Abiyoso Bandung). MEDIASI Jurnal Kajian dan Terapan Media, Bahasa, Komunikasi, 2(1), 48-54.

Adiyanto, D. I., Venus, A., & Koswara, I. (2023). Motif Komunikasi Bermedia Sosial Kaum Tunanetra di Kota Bandung (Studi Fenomenologi Terapis Pijat Tunanetra Shiatsu di Kota Bandung). Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora, 7(3), 868-876.

Priyadi, E. (2014). Analisis aplikasi talkback bagi penyandang tunanetra pada operasi sistem android. Dokumen Karya Ilmiah Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Smith, J., & Jones, A. (2022). Accessibility and Inclusion in Professional Environments: Perspectives from Individuals with Visual Impairments. Journal of Assistive Technology, 15(3), 217-230.

Brown, K., & Patel, R. (2023). Exploring the Efficacy of Communication Technology for Professionals with Visual Disabilities. International Journal of Disability Management, 12(2), 145-159.

Hermawan, A., Yaum, L. A., & Megaswarie, R. N. (2023). PENERAPAN APLIKASI TALKBACK DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA TUNANETRA KELAS XI DI SLB NEGERI BRANJANGAN JEMBER. Jurnal Pendidikan Inklusi Citra Bakti, 1(1), 109-116.

Rudiyati, S. (2010). Pembelajaran Membaca dan Menulis Braille Permulaan pada Anak Tunanetra. Jassi Anakku, 10(1), 57-65.

Cahya, Laili S. (2013). Buku Anak untuk ABK. Yogyakarta: Familia.

Smart, Aqila. (2014). Anak Cacat Bukan Kiamat: Metode Pembelajaran dan Terapi untuk Anak

Berkebutuhan Khusus. Jogjakarta: Katahati.

Efendi, Mohammad. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara, 31.

Kosasih, E. (2012). Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Yrama Widya, 181.

Somantri, T. S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Refika Aditama.

Downloads

Published

2024-06-18

How to Cite

Noor, A. S. ., Titiyani, L. ., Prazeti, N. E., Sasmita, R. P. ., & Mayasari, M. (2024). PERAN KOMUNITAS TUNANETRA DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN SERTA MEMBENTUK IDENTITAS DIRI BAGI PENYANDANG DISABILITAS TUNANETRA . Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran (JRPP), 7(3), 7696–7702. https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i3.29732