UPAYA PENCEGAHAN STUNTING MELALUI OLAHAN TINGGI PROTEIN UNTUK USIA TOODLER

Authors

  • Citra Putri Ambarwati Universitas Widya Husada Semarang
  • Maulida Izzatin Ni'mah Universitas Widya Husada Semarang

DOI:

https://doi.org/10.31004/cdj.v5i4.31184

Keywords:

Universitas Widya Husada Semarang

Abstract

Banyak faktor yang dapat menyebabkan stunting, salah satu factor adalah pola asuh ibu terhadap balita. Pola asuh berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan ibu. Pengetahuan yang kurang menyebabkan pola asuh ibu kurang sehingga dapat meningkatkan risiko kejadian stunting pada balita. Stunting dapat berdampak terhadap perkembangan otak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek dapat berpengaruh pada kemampuan kognitif anak, sementara dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kapasitas berpendidikan dan hilangnya kesempatan untuk peluang kerja dengan pendapatan lebih baik. Tujuan penelitian upaya pencegahan stunting melalui olahan tinggi protein untuk usia  toodler . Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan olahan tinggi protein   dengan pencegahan Stunting pada usia toodler. Bagi tenaga kesehatan hendaknya terus meningkatkan penyuluhan-penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khususnya bagi ibu maupun calon ibu terkait dengan stunting sehingga dapat menekan angka kejadian stunting yang sangat merupakan kesehatan masyarakat. Hasil penelitian menunjukan  ada hubungan antara stunting dengan olahan tinggi protein  yaitu: (1)  mendorong dan memberi stimulan untuk meningkatkan pengetahuan pola asuh ibu terhadap balita. (2) mencegah risiko  stunting terhadap usia toodler.

References

Anggraeni, M. (2019). Sifat Fisikokimia Roti Yang Dibuat Dengan Bahan Dasar Tepung Terigu Yang Ditambah Berbagai Jenis Gula. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 6(1), 52–56.

Atamou, L., Rahmadiyah, D. C., Hassan, H., & Setiawan, A. (2023). Analysis of the Determinants of Stunting among Children Aged below Five Years in Stunting Locus Villages in Indonesia. Healthcare (Switzerland), 11(6), 1–12.

Beal, T., Tumilowicz, A., Sutrisna, A., Izwardy, D., & Neufeld, L. M. (2018). A review of child stunting determinants in Indonesia. Maternal and Child Nutrition, 14(4), 1–10.

Hestin. (2021). Terhadap Kandungan Protein, Kalsium, Dan Organoleptik Cookies. Journal of Nutrition College, 2(3), 382–390.

Irferamuna, A., Yulastri, A., & . Y. (2019). Formulasi Biskuit Berbasis Tepung Jagung Sebagai Alternatif Camilan Bergizi. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 8(2).

Prendergast, A. J., & Humphrey, J. H. (2019). The stunting syndrome in developing countries. Paediatrics and International Child Health, 34(4), 250–265.

Sari, D. N., Zisca, R., & Astuti, Y. (2023). Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting program ini ( Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi , 2017 ). tumbuh kembang pada anak , dimana tinggi badan anak lebih besar atau kurang dari standar Gambar 1 . Perbandingan % An. 4(1), 85–94.

Yani, D. I., Rahayuwati, L., Sari, C. W. M., Komariah, M., & Fauziah, S. R. (2023). Family Household Characteristics and Stunting: An Update Scoping Review. Nutrients, 15(1), 1–17.

Downloads

Published

2024-07-06

How to Cite

Ambarwati, C. P. ., & Ni’mah, M. I. . (2024). UPAYA PENCEGAHAN STUNTING MELALUI OLAHAN TINGGI PROTEIN UNTUK USIA TOODLER. Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(4), 6068–6071. https://doi.org/10.31004/cdj.v5i4.31184