PERILAKU TERCELA YANG HARUS DI JAUHI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SURAH AL-HUJARAT AYAT 12)

Authors

  • Juliani Juliani STAI Syekh H Abdul Halim Hasan Al Ishlahiyah Binjai
  • Syahrul Kholid STAI Syekh H Abdul Halim Hasan Al Ishlahiyah Binjai
  • Lufti Bilqis STAI Syekh H Abdul Halim Hasan Al Ishlahiyah Binjai

DOI:

https://doi.org/10.31004/cdj.v5i1.25432

Keywords:

QS Al Hujarat Ayat 12

Abstract

Dalam Islam, sebagai agama yang mengutamakan kasih sayang dan belas kasihan untuk seluruh alam semesta, terdapat pedoman komprehensif yang mendasari berbagai aspek kehidupan, termasuk interaksi dengan tetangga. Oleh karena itu, memahami dan merenungkan Surah Al-Hujurat ayat 12 adalah cara untuk mendapatkan wawasan tentang perilaku yang patut dihindari dalam ajaran Islam. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah konsekuensi negatif seperti kerugian besar, kebencian, dan perpecahan dalam masyarakat. Kerukunan dalam masyarakat khususnya dalam berinteraksi antara satu dengan yang lain bisa tercipta dengan baik apabila menghindari larangan yang tertera dalam Surah Al-Hujurat ayat 12 hal ini sangat penting mengingat menjaga kerukunan dalam bermasyarakat termasuk perintah yang terkandung dalam ajaran Islam. Sementara, banyak orang saat ini, tanpa menyadari, terlibat dalam tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama, seperti mengasumsikan hal negatif tentang orang lain, mengupayakan untuk menemukan kesalahan pada orang lain, dan tidak kalah pentingnya, berbicara buruk tentang orang lain.  Perilaku-perilaku semacam Sû’uzhann (berburuk sangka), Tajassus (mencari-cari kesalahan orang lain), dan Ghîbah (menggunjing) ini sudah menjadi hal umum dalam masyarakat dan seringkali dianggap sebagai hal yang wajar, padahal sejatinya melanggar ajaran Islam yang terdokumentasikan dalam Al-Qur'an. Perbuatan tercela semacam ini merupakan perilaku yang sangat merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

References

Aeni, R. & N. (2017). Pengamalan Agama dalam Konteks Kebangsaan:Studi Kasus pada Organisasi Robis SMA Negeri 1 Sragen. Pendidikan Dan Kebudayaan, 2 No. 2. https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/620

Al-Jamal, I. M. (1995). Fiqh Wanita, terj. Asy-Syifa.

Al-Mansur, J. al-D. M. ibn M. (n.d.). Lisan al-‘Arab, jilid 5. Dar al Ma’arif.

Al-Quran - Kementerian Agama RI. (2015). Alquran dan Terjemahannya. Lajnah. Pentashihan Mushaf Al-Quran.

Al-Quran, Y. P. P. (1996). Al-Quran dan Terjemahan. Departemen Agama RI.

Arifin, M. (2015). Kapita Selekta Pendidikan Islam, Edisi Revisi (XI). Bumi Aksara.

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam (Ed). (2020). Ensiklopedia Islam. Ichtiar Baru Van Hoeve.

Izzuddin, S. (n.d.). Hadits Arbain Ke 35 Tentang Haramnya Sifat Dengki. https://izzuddin.sch.id/hadits-arbain-ke-35-tentang-haramnya-sifat-dengki/

Jufri, N. I. (2017). Pertemanan Perspektif Al-Qur’an (Suatu Tinjauan Metode Maudu’i). https://repositori.uin-alauddin.ac.id/8617/1/Nurhikmah Itsnaini Jufri.pdf

KBBI. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Munawir, A. W. (1997). Al-Munawir; Kamus Arab Indonesia, Cet. IV. Pustaka Progressif.

Musthafa As-Siba’i. (2011). Sirah Nabawiyah Pelajaran dari Kehidupan Nabi. Era Adicitra Intermedia.

Poerwadarminta, W. (1985). Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. VII). PN. Balai Pustaka.

Rochimah, N. A. D. (2018). Pendidikan Moral Anak Jalanan. Trussmedia Grafika.

Shihab, M. Q. (2002). Tafsir Al-Misbah?: Pesan, Kesan dan keserasian Alquran. Lentera Hati.

Shofiuddin, I. S. dan M. (2003). Pendidikan Agama Luar Sekolah; Studi Tentang Majelis Taklim. Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Departemen Agama RI.

Zakariya, A. al-H. A. ibn F. ibn. (1994). Mu‘jam Maqayis al-Lugah (Cet. I). Dar al Fikr.

Downloads

Published

2024-01-30

How to Cite

Juliani, J., Kholid, S. ., & Bilqis, L. . (2024). PERILAKU TERCELA YANG HARUS DI JAUHI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SURAH AL-HUJARAT AYAT 12). Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(1), 1650–1655. https://doi.org/10.31004/cdj.v5i1.25432