KAJIAN KEBIASAAN MAKAN LAUK HEWANI SISWA SD CEMANDI. DAERAH PESISIR PANTAI, KABUPATEN SIDOARJO
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v4i6.22722Keywords:
Anak Sekolah; FFQ; Stunting; Protein; Lauk HewaniAbstract
Anak Sekolah Dasar merupakan kelompok rawan mengalami stunting yang akan berdampak pada perkembangan kognitif, produktivitas yang rendah dan berperawakan pendek pada masa dewasa. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengkaji kebiasaan makan lauk hewani di SD Cemandi, Desa Gisik Cemandi, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo baru pertama kali dilakukan sehingga diharapkan hasil dari kegiatan ini para murid dan guru paham akan pentingnya kebiasaan makan lauk hewani untuk pertumbuhan anak. Stikes Hang Tuah Surabaya melaksanakan kegiatan ini pada tanggal 9 dan 14 November 2022 di SD Negeri Gisik Cemandi.. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa edukasi gizi ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab pada siswa kelas 5 dan 6 serta guru. Selain itu juga dilakukan pengkajian terhadap kebiasaan makan lauk hewani dengan wawancara menggunakan metode Food Frequency (FFQ) dan pengukuran status gizi pada siswa. Hasil pengukuran antropometri menunjukkan bahwa dari 27 siswa terdapat 5 anak stunting (18,5%). Hasil FFQ menunjukkan frekuensi makan makanan lauk hewani pada anak belum memadai. padahal mereka tinggal di daerah pesisir pantai yang relative mudah mendapatkan lauk hewani di lingkungannya.. Hal ini menjadi dasar bahwa diperlukan kegiatan pendidikan gizi bagi anak SD untuk mencegah terjadinya masalah gizi kurang utamanya stunting. Dengan demikian, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pendidikan gizi ini, diharapkan masyarakat secara mandiri mencukupi kebutuhan gizinya terutama kebiasaan makan lauk hewani sehingga dapat terhindar dari fenomena stunting.References
Anzar Kusuma, I. S., Mulyani, E. Y., Jusâ, I., & Angkasa, D. (2014). Status Gizi Berdasarkan Pola Makan Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Rajeg Tangerang (Nutritional Status Based On Primary School Students Dietary Intake In Rajeg District Tangerang City). Indonesian Journal of Human Nutrition, 1(2), 135-148.
Arthatiani, F. Y., & Zulham, A. (2019). Konsumsi ikan dan Upaya Penanggulangan stunting di Provinsi daerah khusus ibukota Jakarta. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 5(2).
Afiah, N., Asrianti, T., & Muliyana, D. (2020). Risva.(2020). Rendahnya Konsumsi Protein Hewani Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Di Kota Samarinda. Jurnal Nutrire Diaita, 12(1), 23-28.
Brown, J. E. (2016). Nutrition through the life cycle. Cengage Learning.
Crookston, B. T., Dearden, K. A., Alder, S. C., Porucznik, C. A., Stanford, J. B., Merrill, R. M., ... & Penny, M. E. (2011). Impact of early and concurrent stunting on cognition. Maternal & child nutrition, 7(4), 397-409.
Frongillo Jr, E. A. (1999). Symposium: causes and etiology of stunting. J Nutr, 129(2S Suppl), S529-30.
Hermawan, A. (2023). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 25-59 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Wonomulyo Tahun 2021. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 6(1), 183-192.
Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: Badan Litbangkes, 2008.
Ilham, D., & Laila, W. (2018). Faktor determinan kejadian stunting pada anak sekolah dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar di SDN 09 nanggalo kota padang tahun 2017. Jurnal Kesehatan Perintis, 5(1), 30-38.
Kemenkes, R. I. (2018). Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Id, 1–674.
Latief, D. (2000). Konsumpsi pangan tingkat rumah tangga sebelum dan selama krisis ekonomi (Food consumption of households before and during economic crisis). In Prosiding Widyakartya Nasional Pangan dan Gizi VII (Proceedings of national seminar on food and nutrition VII), 2000. The Indonesian Institute of Science.
Lee, D. E. R. (2014). Children's protein consumption in Southeast Asia: Consideration of quality as well as quantity of children's protein consumption in Southeast Asia.
Oktaviani, A. C., Pratiwi, R., & Rahmadi, F. A. (2018). Asupan Protein Hewani Sebagai Faktor Risiko Perawakan Pendek Anak Umur 2-4 Tahun. Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal), 7(2), 977-989.
Rachmawati, D. S. (2018). Hubungan antara asupan protein dengan stunting pada anak sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kartasura. Repositori UMS.
Sari, E. M., Juffrie, M., Nurani, N., & Sitaresmi, M. N. (2016). Asupan protein, kalsium dan fosfor pada anak stunting dan tidak stunting usia 24-59 bulan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 12(4), 152-159.
World Health Organization. (1995). World Health Organization physical status: the use and interpretation of anthropometry. World Health Organization, Geneva.
Yankanchi, S. G., Ganganahalli, P., Udgiri, R., & Patil, S. S. (2018). Assessment of nutritional status of primary school children in urban field practice area, Vijayapura. Int J Community Med Public Health, 5, 779.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Luki Mundiastuti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.