SWAMEDIKASI PENYAKIT RINGAN DI PESANTREN FERHAN SULTAN SULAIMANIYAH, MEDAN
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v4i5.20990Keywords:
Swamedikasi, Penyakit Ringan, Obat-obatanAbstract
Pelaksanaan swamedikasi atau pengobatan secara mandiri untuk mengobati gejala penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk peningkatan kesehatan, pengobatan sakit ringan , dan pengobatan rutin penyakit kronis setelah perawatan dokter sering terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya. Awamnya pengetahuan santri terkait penggunaan obat-obatan secara benar menimbulkan risiko buruk pada Kesehatan dan terjadi penggunaan obat yang tidak rasional. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan dalam pengelolaan obat yang tepat supaya tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan obat. Untuk mengatasi masalah tersebut, tim pengabdian masyarakat melakukan pendekatan terhadap santri dengan memberikan sosialisasi terkait swamedikasi dan penggunaan obat yang benar mulai dari cara memperoleh, penggunaan, sampai membuang limbah obat yang sudah habis. Swamedikasi yang tepat akan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan karena akan menurunkan biaya kesehatan. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat melakukan pengobatan sendiri secara bijak. Sebaiknya konsultasikan dengan apoteker tentang obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter untuk mengatasi masalah kesehatan yang diderita. Pasien diharapkan dapat menyadari kelebihan dan kekurangan dari pengobatan yang dilakukan serta mempertimbangkan manfaat dan risikonya sehingga dapat melakukan penilaian terhadap perlu atau tidaknya swamedikasi tersebut. Bila gejala tidak membaik atau sembuh dalam waktu tiga hari, segera kunjungi dokter untuk mendapat penanganan yang lebih baik. Bila muncul gejala seperti sesak napas, kulit kemerahan, gatal, bengkak di bagian tertentu, mual, dan muntah, maka kemungkinan telah terjadi gejala efek samping obat atau reaksi alergi terhadap obat yang diminum. Segera hentikan pengobatan dan kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan medis. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan cara penyuluhan,diskusi interaktif. Kegiatan sosialisasi tentang swamedikasi ini berjalan dengan lancar. Hal ini dibuktikan dengan antusias peserta mengikuti rangkaian acara, mendengarkan penjelasan, dan interaktif dalam diskusi.References
https://id.wikipedia.org/wiki/Medan_Helvetia,_Medan Diakses tanggal 1 November 2023
Wati, Henni, galuh. (2019). Pengaruh Edukasi terhadap pengetahuan swamedikasi batuk pada siswa di SMA di Kota Kediri. Java Health Jounal, [S.l.], v. 6, n. 2, july 2020. ISSN 2622-9390.
WHO. (1998). The Role of the Pharmacist in Self-Care and Self-Medication. Oslo: WHO.
WSMI. (2017). Self Medication. Diakses dari http://www.wsmi.org/about-self-care and-self-medication/what-is-self-medication/ pada tanggal 2 Desember 2017.
www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 1 November 2023.
www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 2 November 2023
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Rahmadani Rahmadani, Cut Intan Annisa Puteri, Nia Novranda Pertiwi, Umi Chairani Manik, Minda Sari Lubis, Sylvi Rinda, Sri Wahyuni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.