DIGITAL BLUE TOURISM- BASED BILINGUAL AS AN EFFORT TO STRENGTHEN THE TOMINI BAY TOURISM ECONOMY
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v4i2.15906Keywords:
Digital Blue Tourism - Based Bilingual, Ekonomi Pariwisata, Kawasan Teluk TominiAbstract
Pentingnya keberadaan Digital Blue Tourism Berbasis Bilingual sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Pariwisata Kawasan Teluk Tomini memberikan nuansa warna tersendiri bagi kemandirian ekonomi masyarakat. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk: 1) Menjalin kerjasama antara UNG dan Desa Mootawa dalam kegiatan pengabdian masyarakat; 2) Meningkatkan kompetensi dan pengalaman dosen dan mahasiswa dalam program desa khususnya program pemberdayaan masyarakat yang berbasis di kawasan Teluk Tomini; 3) Mengembangkan potensi sumber daya desa Mootawa secara produktif sehingga dapat mendukung kemajuan desa. Pengabdian kepada masyarakat ini meliputi lima tahapan diantaranya tahap persiapan, tahap pelaksanaan, penyusunan program, pelaksanaan program, dan pelaporan. Pada tahap persiapan, tim melakukan survey lokasi dan merekrut peserta pengabdian, dan pada tahap pelaksanaan ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh tim diantaranya: identifikasi masalah dan analisis kebutuhan. Hasil implementasi program menunjukkan bahwa hasil rapat internal yang dilakukan oleh mahasiswa KKNT Mootawa dan Kepala Desa Mootawa telah menyimpulkan beberapa isu yang akan menjadi prioritas kerja mahasiswa di Desa Mootawa, antara lain: 1) eduwisata; 2) gerakan peduli pantai; dan 3) digitalisasi. Masing-masing permasalahan tersebut telah dilakukan oleh mahasiswa KKNT UNG dengan baik melalui tahapan sosialisasi dan penyuluhan, pelabelan identitas UMKM, digitalisasi melalui booklet dan pemasangan baliho terkait larangan membuang sampah. Kesimpulan dari pelaksanaan ini adalah setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari peran masyarakat Mootawa, pemerintah desa, dan pemerintah kecamatan Bone Raya dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi oleh desa Mootawa.References
Enita, SY, Kunarso, & Wirasatriya, A. (2017). Identifikasi faktor oseanografi terhadap kemunculan hiu paus (rhincodon typus) di perairan Kwatisore, kabupaten Nabire, Papua. Jurnal Oseanografi, 6(4), 564-572.
Prihadi, D.J., Nuryana, A., Lili, W., Ihsan, Y.N., & Ihsan, E.N. (2017). Daya dukung lingkungan dan analisis kesesuaian pada wisata hiu paus (Rhincodon typus) di taman nasional teluk Cenderawasih, kabupaten Nabire. Jurnal Akuatika Indonesia, 2(2), 172-186.
Rombe, Y. P., Kaiba, A. O., & Marisan, H. M. 2021. Pengembangan Wisata Pantai Syari Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Momi Waren Ransiki Papua Barat. Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat Pendidikan, 2(1), 16–24. https://doi.org/10.33369/jurnalinovasi.v2i1.18312
Sadili, D., Darmadi., Fahmi., Sarmintohadi., I, Ramli., Tania, C., Beny, A.N., Prabowo., H, Rasdiana., Y, Miasto., R, Puspitasari., N, Terry., M, Monintja., & S, Annisa. (2015). Pedoman umum monitoring hiu paus di Indonesia. Penerbit. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Terkecil dan Kementerian Kelautan dan Perikanan
Sino, A.R., Kasim, F., & Hamzah, S.N. (2016). Evaluasi ekowisata hiu paus di desa Botubarani. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4(4), 132-139.
Spillane, James. 1993. Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta. : Kanisius.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Haris Danial
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.