EFEKTIVITAS ERGOCHAIR DALAM PENINGKATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PENJAHIT DI KOTA SAMARINDA

Authors

  • Ahmad Fahcrudin STIKES Mutiara Mahakam Samarinda
  • Restu Yunus STIKES Mutiara Mahakam Samarinda

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i3.51924

Keywords:

ErgonomI, kesehatan dan keselamatan kerja, Penjahit, antropometri

Abstract

Pekerjaan menjahit yang dilakukan secara berulang dan dalam waktu lama umumnya dilakukan dalam posisi duduk statis dan masih menggunakan kursi kerja yang tidak ergonomis. Kondisi tersebut dapat menyebabkan gangguan pada sistem muskuloskeletal, terutama nyeri pada punggung, leher dan bahu yang berdampak pada menurunnya kesehatan dan produktivitas kerja. Ergochair hadir sebagai solusi berupa kursi kerja ergomonis yang dirancang berdasarkan data antropometri lokal dan kebutuhan kerja penjahit kota Samarinda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas penggunaan ergochair dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi penjahit. Metode penelitian ini menggunakan desain quasi-experiment dengan model pretest—posttest control group design dengan dan melibatkan 140 responden yang dibagi menjadi kelompok kontrol dan eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengidentifikasi keluhan muskuloskeletal. Analisis data yang dilakukan menggunakan uji independent samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol (Mean=17.10) dan kelompok eksperimen (Mean=13.53) dengan p = 0.001 < 0.05. Perbedaan rata-rata sebesar 3.57 poin menunjukkan penurunan keluhan muskuloskeletal yang bermakna secara statistik dan klinis, di mana responden merasakan peningkatan kenyamanan selama bekerja. Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan ergochair efektif dalam menurunkan keluhan muskuloskeletal dan meningkatkan kenyamanan serta produktivitas kerja penjahit. Disarankan pemilik usaha jahit memilih kursi kerja yang ergonomis untuk memberikan kenyamanan bagi pekerja dan penjahit perlu melakukan relaksasi setiap dua atau tiga jam kerja selama 10-15 menit guna mencegah kelelahan dan mengurangi rasa nyeri pada tubuh.

References

Aulianingrum P, Hendra H. (2022). Risk Factors of Musculoskeletal Disorders in Office Workers. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health. Jun 16;11(SI):68–77.

Azzat NN. (2021). Redesign Work Chair Weaver using Ergonomics Approach in Small Medium Enterprises of Weaving UKM Troso Jepara. Jurnal Disprotek.;12(2):114–21.

BPOM. 2016. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Acuan Label Gizi. Jakarta.

BPOM. 2016. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan. Jakarta.

Budiani, D.R., et al. (2020). Buku Saku: Pemanfaatan Tepung Daun Kelor sebagai Komponen Makanan Pendamping ASI (MPASI) Padat Nilai Gizi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Chairunnisa, E., Kusumastuti, A.C., & Panunggal, B. (2018). Asupan Vitamin D, Kalsium dan Fosfor pada Anak Stunting dan Tidak Stunting Usia 12-24 Bulan di Kota Semarang. Universitas Diponegoro, Semarang.

Dormohammadi A, Mahdinia M, Rezaei-Hachesu V, Hokmabadi R. (2023). Association between Working Posture and Anthropometric Compatibility with Workstations among Female Tailors in North Khorasan Province, Iran. Journal of Occupational Health and Epidemiology. Oct 1;12(4):260–70.

Grahara R, Setiawan S. (2021). Studi Ergonomi Kursi Kerja Penunjang Kegiatan Work From Home Bagi Karyawati Hamil. Jurnal Desain Indonesia. Jul 14;19–28.

Greggi C, Visconti VV, Albanese M, Gasperini B, Chiavoghilefu A, Prezioso C, et al. (2024). Work-Related Musculoskeletal Disorders: A Systematic Review and Meta-Analysis. J Clin Med. Jul 6;13(13):3964.

Icsal M, Sabilu Y, Pratiwi AD. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Penjahit Wilayah Pasar Panjang Kota Kendari Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (Jimkesmas).;1(2). Universitas Halu Oleo.

Nasution AD, Mahyuni EL. (2020). The Impact of Work Method on Musculoskeletal Disorders Complaints in Pharmacy Unit. Disease Prevention and Public Health Journal. Sep 29;14(2):81.

Puti Renosori, Yanti Sri Rejeki. (2024). Usulan Perancangan Fasilitas Kerja dengan Antropometri Berdasarkan Hasil Evaluasi Risiko Kerja Menggunakan Metode Occupational Repetitive Action (OCRA). Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science. Feb 7;4(1):361–9.

Setiawan HS. (2017). Pengaruh Ergonomi dan Antropometri bagi User Gudang Bahan PT. MI guna Meningkatkan Produktivitas Serta Kualitas Kerja. STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi). Dec 9;2(2):161.

Sugiyono. (2019).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta;

Susana IGB, Alit IB, Aryadi IGAKCAW. (2022). Aplikasi Ergonomi berdasarkan Data Antropometri Pekerja pada Desain Alat Kerja. Energy, Materials and Product Design Journal.;1(1):28–34.

Widodo T, Fardiansyah I, Gufron A. (2021). Mendesain Meja dan Kursi Ergonomi dengan Mengacu pada Nilai Antropometri untuk Bagian Checking Rubber (Outsole) di PT. Victory Chingluh Indonesia. Journal Industrial Manufacturing. Aug 23;6(2):123.

Yulianingtyas RA, Haqi DN. (2021). Designing School Tables and Chairs based on Anthropometry of Elementary School Students in Surabaya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health. Mar 17;10(1):97.

Yunus R, Nurhasanah N, Caroline AN, Jalung GF. (2022). The Effectiveness of FSA on Fee Service Summary Rates in Hospital. Jurnal Eduhealth.;13(1):390–3.

Downloads

Published

2025-12-06

How to Cite

Fahcrudin, A., & Yunus, R. (2025). EFEKTIVITAS ERGOCHAIR DALAM PENINGKATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PENJAHIT DI KOTA SAMARINDA. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 9(3), 7900–7906. https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i3.51924