HUBUNGAN STEROID DENGAN KEJADIAN KATARAK : LITERATURE REVIEW

Authors

  • Kurnia Nursandi Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Umum, Bagian Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Suliati P. Amir Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Umum, Bagian Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Ratih Natasha Maharani Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Umum, Bagian Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Marlyanti N. Akib Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Umum, Bagian Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Hanna Aulia Namirah Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Umum, Bagian Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i3.50351

Keywords:

katarak, katarak subkapsular posterior, steroid

Abstract

Katarak merupakan suatu kondisi kelainan pada lensa mata, yaitu terjadi kekeruhan yang dapat memengaruhi kualitas penglihatan pada penderitanya. Selain faktor usia dan penyakit metabolik seperti diabetes melitus, penggunaan steroid baik sistemik maupun lokal telah diidentifikasi sebagai faktor risiko penting terjadinya katarak, khususnya katarak subkapsular posterior (PSC). Steroid merupakan agen terapeutik yang umumnya digunakan untuk mengobati gangguan alergi dan inflamasi, juga untuk menekan sistem imun tubuh yang tidak diinginkan atau tidak tepat. Steroid diduga memengaruhi ekspresi gen epitel lensa, menurunkan kemampuan sel mempertahankan homeostasis, dan menyebabkan akumulasi protein abnormal yang mengganggu kejernihan lensa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara penggunaan steroid dengan kejadian katarak melalui tinjauan literatur. Metode yang digunakan adalah literature review dengan pencarian artikel ilmiah pada basis data Google Scholar, PubMed, ScienceDirect, dan jurnal nasional maupun internasional terbitan tahun 2017–2025, menggunakan kata kunci “steroid”, “katarak”, “katarak subcapsular posterior”. Artikel yang dipilih berbahasa Indonesia atau Inggris dan relevan dengan topik penelitian. Diperoleh 11 artikel memenuhi kriteria inklusi dan dianalisis lebih lanjut. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan steroid jangka panjang, baik oral, topikal, maupun inhalasi berhubungan dengan peningkatan risiko katarak yang tergantung dari dosis dan durasi pemberian. Secara umum, semakin lama penggunaan steroid, semakin besar pula risiko terjadinya katarak subcapsular posterior. Pada steroid sistemik, tingkat keparahan lebih jelas terlihat dibandingkan steroid topikal. Kesimpulannya, penggunaan steroid harus disertai pemantauan rutin tekanan intraokular dan kondisi lensa untuk mencegah komplikasi visual jangka panjang.

References

Algorinees, R. M., Alshammari, B. J., Albalawi, M. A., et al. (2025). Assessment and knowledge of long-term steroid use and its related cataract & glaucoma development among Hail residents. Clinical Ophthalmology, 19, 585–597. https://doi.org/10.2147/OPTH.S510432

Al-Khafaji, Z. N. H., & Ali, S. H. (2025). Comparative ocular findings in children with steroid-sensitive vs. steroid-resistant nephrotic syndrome. World Academy of Science Journal, 7(3). https://doi.org/10.3892/wasj.2025.326

Ana Claudia, Rusanti, P. A., Sipangkar, A. I., & Anugrahsari, S. (2024). The use of corticosteroid eye drops in patients post cataract surgery. Jurnal MedScientiae, 3(2), 181–187. https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.v3i2.3279

Asroruddin, M., IH, H., & Syaifitri, R. (2025). Pengaruh penggunaan tetes mata steroid terhadap tekanan intraokular dan tajam penglihatan pada pasien poliklinik mata Rumah Sakit Universitas Tanjungpura, Pontianak. eJournal Kedokteran Indonesia, 12(3), 257. https://doi.org/10.23886/ejki.12.796.257

Beci, A., & Shabani, Z. (2020). Ocular side-effects of corticosteroids long time used—report case. Vol 15.

Carlson, J., McBride, K., & O’Connor, M. (2022). Drugs associated with cataract formation represent an unmet need in cataract research. Frontiers in Medicine (Lausanne), 9. https://doi.org/10.3389/fmed.2022.947659

Eye Conditions and Diseases: Cataracts. (2024, December). National Eye Institute (NIH). https://www.nei.nih.gov

Girish, B. S., Meghana, C. S., Johns, J. M., & Srinivasan, R. (2024). Through Indian eyes: A case series on steroid-induced secondary cataract. International Journal of Medical and Pharmaceutical Case Reports, 17(2), 8–12. https://doi.org/10.9734/ijmpcr/2024/v17i2367

Harold, W., Skalka, M., Josef, T., & Prchal, M. (2025). Effect of corticosteroids on cataract formation. JAMA Ophthalmology, 98, 1773–1777.

Kacmar, J., & Cholevik, D. (2018). Corticosteroid induced posterior subcapsular cataract. Ceska A Slovenka Oftamologie, 6, 226–232.

Kawahara, A. (2023). A very early steroid responder after cataract surgery: A case report. BMC Ophthalmology, 23(1). https://doi.org/10.1186/s12886-023-02991-5

Lanewala, F. A., & Khan, A. J. (2023). Ocular complications in live-related renal transplant recipients: A single-centre study. Vol 73.

Natasia, K., Akbar Tukan, R., Wijayanti, D., Imacullata Ose, M., & Jusuf, R. S. (2024). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian katarak. Jurnal Kesehatan, 17(1).

Riyadatus Solihah, A., & Rizal Umar, A. (2024). Evaluasi efek samping penggunaan obat tetes mata kortikosteroid pada pasien pasca operasi katarak (Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Klinik Mata KMU Madura). Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan, 15, 204–212. https://stikes-nhm.e-journal.id/NU/index

Rusmini, H., & Ma’rifah, S. (2017). Gambaran penggunaan kortikosteroid sistemik jangka panjang terhadap kejadian katarak di Poli Mata Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 4, 1–7.

Savran, O., & Suppli Ulrik, C. (2023). Inhaled corticosteroid exposure and risk of cataract in patients with asthma and COPD: A systematic review and meta-analysis. Journal of Ophthalmology, 2023, 1–15. https://doi.org/10.1155/2023/8209978

Shafira Elfreda, S., Himayani, R., & Putu Ristyaning Ayu Sangging, P. (2023). Pengaruh penggunaan obat kortikosteroid terhadap kejadian glaukoma akut.

Sharma, A., Sareen, A., & Gupta, V. (2024). Steroid induced glaucoma and cataract in case of juvenile allergies. Clinical Case Reports: Open Access, 7(4). https://doi.org/10.46527/2582-5038.320

Suardamana, K., & Setiawan, G. (2023). Aspek farmakologi dan indikasi corticosteroid. IAI: Continuing Pharmacist Education, 50(11), 600–610.

Sutyawan, W. E., Widiastuti, I. A. P., & Ryalino, C. (2019). Steroid induced cataract in Langerhans cell histiocytosis patient. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 7(6), 1025–1028. https://doi.org/10.3889/oamjms.2019.233

Toruan, Y. M. L., Trihono, P. P., Sitorus, R. S., & Dwipoerwantoro, P. G. (2024). Ocular complications in pediatric nephrotic syndrome treated with corticosteroids. Paediatrica Indonesiana, 64(1), 1–9. https://doi.org/10.14238/pi64.1.2024.1-9

Turbert, D. (2025). What are cataracts? American Academy of Ophthalmology. https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-are-cataracts

Downloads

Published

2025-10-14

How to Cite

Nursandi, K., Amir, S. P., Maharani, R. N., Akib, M. N., & Namirah, H. A. (2025). HUBUNGAN STEROID DENGAN KEJADIAN KATARAK : LITERATURE REVIEW. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 9(3), 7235–7249. https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i3.50351