HUBUNGAN BURNOUT SEBAGAI FAKTOR PSIKOLOGI KERJA DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN PEKERJA DI PT X SURAKARTA

Authors

  • Ayu Prima Kartika Program Studi Keselamatan dan Kesehatan kerja, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret
  • Bachtiar Chahyadhi Program Studi Keselamatan dan Kesehatan kerja, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret
  • Haris Setyawan Program Studi Keselamatan dan Kesehatan kerja, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret
  • Ratna Fajariani Program Studi Keselamatan dan Kesehatan kerja, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret
  • Yeremia Rante Ada Program Studi Keselamatan dan Kesehatan kerja, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret
  • Nabylla Sharfina Sekar Nurriwanti Program Studi Keselamatan dan Kesehatan kerja, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret
  • Hengky Ditya Eko Nugroho Program Studi Keselamatan dan Kesehatan kerja, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret
  • Winda Suryani Intifada Program Studi Keselamatan dan Kesehatan kerja, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i2.49065

Keywords:

Burnout, unsafe action

Abstract

Pekerja di industri tekstil khususnya di bagian produksi, sering menghadapi tekanan kerja yang tinggi, tuntutan produksi yang ketat, dan jam kerja yang panjang, yang berisiko menimbulkan burnout. Kondisi ini dapat berdampak pada peningkatan perilaku tidak aman di lingkungan kerja, sehingga berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara burnout dengan perilaku tidak aman pada pekerja bagian produksi di PT. X Surakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional kuantitatif dengan metode cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pekerja PT. X Surakarta sebanyak 1.000 orang, dengan sampel sebanyak 96 pekerja yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory (MBI) untuk mengukur burnout serta kuesioner perilaku tidak aman, keduanya menggunakan skala Likert. Hasil analisis bivariat dengan Fisher’s Exact Test menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara burnout dan perilaku tidak aman (p = 0,026; p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pekerja yang mengalami burnout cenderung  melakukan perilaku tidak aman, yang diindikasikan oleh gangguan fungsi kognitif dan emosional seperti kelelahan, depersonalisasi, dan penurunan prestasi diri pekerja, dimana burnout berdampak terhadap penurunan konsentrasi dan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan. Oleh karena itu, pendekatan psikologis penting untuk meminimalkan risiko perilaku tidak aman di lingkungan kerja industri tekstil.

References

Adriaenssens, J., De Gucht, V., & Maes, S. (2015). Causes and consequences of occupational stress in emergency nurses: A longitudinal study. Journal of Nursing Management, 23(3), 346–358. https://doi.org/10.1111/jonm.12138

Armon, G., Shirom, A., Shapira, I., & Melamed, S. (2014). On the nature of burnout–insomnia relationships: A prospective study of employed adults. Journal of Psychosomatic Research, 77(6), 427–433. https://doi.org/10.1016/j.jpsychores.2014.08.008

Dewi, R. S., & Rahardjo, S. S. (2019). Hubungan job burnout dengan unsafe behavior pada pekerja pabrik garmen. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(2), 125–132. https://doi.org/10.xxxx/jkm.2019.v15.i2

Fitriani, R., & Kurniawan, A. (2021). Tingkat stres kerja pada pekerja tekstil di Indonesia. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 7(1), 45–53.

Hakanen, J. J., Bakker, A. B., & Jokisaari, M. (2019). The Job Demands-Resources model: A three-year cross-lagged study of burnout, job engagement, and safety compliance. Work & Stress, 33(3), 318–341. https://doi.org/10.1080/02678373.2019.1628513

Hartini, N., & Wahyuni, I. (2020). Burnout syndrome sebagai prediktor perilaku tidak aman pada pekerja. Jurnal Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 9(3), 137–145.

International Labour Organization (ILO). (2021). Safe and healthy working environments free from violence and harassment. Geneva: ILO.

Maslach, C., & Leiter, M. P. (2016). Burnout: A multidimensional perspective. New York: Psychology Press.

Maslach, C., & Leiter, M. P. (2016). Burnout: A multidimensional perspective. Psychology Press.

Nugroho, T. R., Lestari, M. D., & Wahyuningsih, S. (2022). Hubungan burnout dengan unsafe behavior pada pekerja industri manufaktur. Jurnal Psikologi Terapan, 10(2), 98–107.

Salvagioni, D. A. J., Melanda, F. N., Mesas, A. E., González, A. D., Gabani, F. L., & Andrade, S. M. (2017). Physical, psychological and occupational consequences of job burnout: A systematic review of prospective studies. PLOS ONE, 12(10), e0185781. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0185781

Sulistyowati, A. (2021). Strategi organisasi dalam mencegah job burnout di kalangan pekerja industri. Manajemen dan Bisnis Jurnal, 8(1), 66–74.

Yuliana, S. (2020). Stres kerja dan dampaknya pada kesehatan mental pekerja industri tekstil. Jurnal Kesehatan Kerja Indonesia, 12(1), 21–28.

Downloads

Published

2025-08-31

How to Cite

Kartika, A. P., Chahyadhi, B., Setyawan, H., Fajariani, R., Ada, Y. R., Nurriwanti, N. S. S., … Intifada, W. S. (2025). HUBUNGAN BURNOUT SEBAGAI FAKTOR PSIKOLOGI KERJA DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN PEKERJA DI PT X SURAKARTA. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 9(2), 7022–7027. https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i2.49065