HUBUNGAN ASUPAN ENERGI PROTEIN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS GEYER II

Authors

  • Virra Putri Ramadhani Program Studi S1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Sudrajah Warajati Kisnawaty Program Studi S1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Muwakhida Muwakhida Program Studi S1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i2.48316

Keywords:

asupan energi, asupan protein, balita, stunting

Abstract

Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis yang masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Asupan energi dan protein yang tidak adekuat menjadi faktor penyebab langsung yang memengaruhi pertumbuhan linear balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi dan protein dengan kejadian stunting pada balita usia 24–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Geyer II, Kabupaten Grobogan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 64 balita yang dipilih melalui metode multistage random sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi balita berusia 24–59 bulan, berdomisili di wilayah tersebut, tidak menderita penyakit kronis, dan orang tua bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi yaitu balita yang tidak berada di tempat saat pengambilan data, data kuesioner tidak lengkap, atau berpindah domisili. Data asupan energi dan protein dikumpulkan menggunakan Semi-Quantitative Food FrequencyQuestionnaire (SQ-FFQ), sedangkan status gizi dinilai berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dan dianalisis dengan perangkat lunak WHO Anthro. Analisis hubungan menggunakan uji Pearson Product Moment. Hasil menunjukkan sebagian besar balita memiliki asupan energi (51,5%) dan protein (65,6%) dalam kategori cukup, dengan kejadian stunting sebesar 34,4%. Terdapat hubungan signifikan antara asupan energi (p < 0,001) dan protein (p = 0,015) dengan kejadian stunting.

References

Aisyah, I. S., & Yunianto, A. E. (2021). Hubungan Asupan Energi Dan Asupan Protein Dengan Kejadian Stunting Pada Balita (24-59 Bulan) Di Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 17(1), 240–246.

Akombi, B. J., Agho, K. E., Hall, J. J., Merom, D., Astell-Burt, T., & Renzaho, A. M. N. (2017). Stunting and severe stunting among children under-5 years in Nigeria: A multilevel analysis. BMC Pediatrics, 17(1), 1–16.

Alhamid, S. A., Carolin, B. T., & Lubis, R. (2021). Studi Mengenai Status Gizi Balita. Jurnal Kebidanan Malahayati, 7(1), 131–138.

Anasiru, M. A., & Domili, I. (2018). Pengaruh Asupan Energi Dan Protein, Pola Asuh, Dan Status Kesehatan Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-36 Bulan Di Puskesmas Tilango Kecamatan Tilangao Kabupaten Gorontalo. Health and Nutritions Journal, IV(1), 7–16.

Diniyyah, S. R., & Nindya, T. S. (2017). Asupan Energi, Protein dan Lemak dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci, Gresik. Amerta Nutrition, 1(4), 341.

Gultom, Y. M., Gemini, S., & Taluphysta, R. N. (2024). Hubungan asupan energi dengan kejadian stunting pada balita usia 12–36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Batu Aji Kota Batam. Ensiklopedia of Journal (EOJ), 7(1), Edisi 3 Oktober.

Haryani, V. M., Putriana, D., & Hidayati, R. W. (2023). Asupan Protein Hewani Berhubungan dengan Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Minggir. Amerta Nutrition, 7(2), 139–146.

Hary Cahyati, W., Yuniastuti, A., Bongkong, L., Tengah Sinjai, S., & Selatan, S. (2019). Disparity of Risk Factors Stunting on Toddlers in the Coast and the Mountain Areas of Sinjai, South Sulawesi. Public Health Perspectives Journal, 4(3), 196–205.

Hulu, V. T., Manalu, P., Ripta, F., Sijabat, V. H. L., Hutajulu, P. M. M., & Sinaga, E. A. (2022). Tinjauan Naratif: Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak balita. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 7(2), 250.

Indah Budiastutik, & Muhammad Zen Rahfiludin. (2019). Faktor Risiko Stunting pada anak di Negara Berkembang . Amerta Nutrition, 3(3), 122–129.

Istiqomah, N., Nurul Widyawati, M., & Kurnianingsih. (2024). Gambaran Status Gizi Balita Usia 0-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang. Health Information : Jurnal Penelitian, 16(2), e1487.

Juliyusman, Afrinis, N., & Syahda, S. (2023). Hubungan Asupan Energi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa IV Koto Setingkai. Jurnal Kesehatan Terpadu, 2.

Kemenkes RI. (2020). Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak. 2(1), 5–7.

Kemenkes BKPK. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 Dalam Angka. Kementrian Kesehatan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan; 2023.

Liani, S., Tjendera, M., & Subrata, M. P. (2022). Gambaran asupan energi dan protein pada balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Aro. Scientia Journal, 11(1), 394-397.

Margawati, A., & Astuti, A. M. (2018). Pengetahuan ibu, pola makan dan status gizi pada anak stunting usia 1-5 tahun di Kelurahan Bangetayu, Kecamatan Genuk, Semarang. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 6(2), 82–89.

Mashar, S. A., Suhartono, S., & Budiono, B. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak: Studi Literatur. Jurnal Serambi Engineering, 6(3), 2076–2084.

Millward, D. J. (2017). Nutrition, infection and stunting: The roles of deficiencies of individual nutrients and foods, and of inflammation, as determinants of reduced linear growth of children. Nutrition Research Reviews, 30(1), 50–72.

Nugraheni, A. N. S., Nugraheni, S. A., & Lisnawati, N. (2020). Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Mineral dengan Kejadian Balita Stunting di Indonesia: Kajian Pustaka. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 19(5), 322–330.

Nurmalasari, Y., Sjariani, T., & Sanjaya, P. I. (2019). Hubungan tingkat kecukupan protein dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan di Desa Mataram Ilir Kec. Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2019. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 6(2), 92-95.

Rahmawati, U. H., S, L. A. dan Rasni, H. (2019) “Hubungan Pelaksanaan Peran Keluarga dengan Kejadian Stunting pada Balita di Kecamatan Arjasa, Jember,” Pustaka Kesehatan, 7(2), hal. 112.

Rosliana, L., Widowati, R., & Kurniati, D. (2020). Hubungan Pola Asuh, Penyakit Penyerta, dan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan di Posyandu Teratai Wilayah Kerja Puskesmas Ciasem Kabupaten Subang Tahun 2020. Syntax Idea, 2(8), 415–428.

Sari, E. M., Juffrie, M., Nuraini, N., & Sitaresmi, M. N. (2016). Protein, Calcium and Phosphorus Intake of Stunting and Non Stunting Children Aged 24-59 Months. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 12(4), 152–159.

Setiyabudi, R. (2019). Stunting, risk factor, effect and prevention. Medisains, 17(2), 24.

Solechah, M. (2014). Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Jurnal Ilmu Kebidanan, 1.

Verawati, B., Afrinis, N., & Yanto, N. (2021). Hubungan Asupan Protein dan Ketahanan Pangan dengan Kejadian Stunting Balita di Masa Pandemi Covid-19. PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), 415–423.

Wea, M. E., Jutomo, L., & Boeky, D. L. A. (2023). The Relationship of Protein Energy Intake and Infection Diseases with Stunting in Selatan Golewa Subdistrict, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province. Journal of Community Health Maret, 5(1), 448–456.

WNPG. (2014). Pemantapan Ketahanan Pangan dan Perbaikan Gizi Berbasis Kemandirian dan Kearifan Lokal. In Prosiding.

Yensasnidar, Adfar, T. D., & Hartini, B. (2019). Hubungan Asupan Energi , Protein Dan Zink Terhadap Kejadian Stunting Di Sdn 11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung. Prosiding Seminar Kesehatan Perintis, 2(1), 41–46.

Downloads

Published

2025-08-15

How to Cite

Ramadhani, V. P., Kisnawaty, S. W., & Muwakhida, M. (2025). HUBUNGAN ASUPAN ENERGI PROTEIN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS GEYER II. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 9(2), 4727–4736. https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i2.48316