HUBUNGAN FREKUENSI DAN DURASI MENARI DENGAN DERAJAT KURVATURA LUMBAL PADA PENARI BALI

Authors

  • Silviya Anindhita Trisnarini Program Studi Sarjana Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
  • Gede Parta Kinandana Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
  • Ni Wayan Tianing Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
  • Govinda Vittala Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i2.47987

Keywords:

durasi, frekuensi, lordosis, lumbal, menari

Abstract

Tari tradisional Bali merupakan warisan budaya yang masih lestari dan menjadi daya tarik utama wisatawan. Penari Bali umumnya mulai belajar sejak usia dini dan menjalani latihan rutin dalam jangka panjang. Latihan menari yang intens dan berulang dapat memengaruhi kelengkungan kurvatura lumbal, yang berisiko menyebabkan gangguan seperti hiperlordosis serta berdampak pada kesehatan dan kenyamanan gerak penari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi dan durasi menari dengan kelengkungan kurvatura lumbal pada penari Bali.  Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional  dan menggunakan teknik purposive sampling, melibatkan 64 penari Bali. Frekuensi dan durasi menari diukur melalui wawancara langsung dengan subjek, sedangkan derajat kurvatura lumbal diukur menggunakan flexicurve. Hasil uji Spearman’s rho menunjukkan adanya hubungan positif antara frekuensi menari dengan derajat kelengkungan kurvatura lumbal (p=0,001; r=0,398), serta antara durasi menari dengan derajat kelengkungan kurvatura lumbal (p=0,009; r=0,325), meskipun keduanya memiliki kekuatan hubungan yang lemah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara frekuensi dan durasi menari dengan derajat kelengkungan kurvatura lumbal pada penari Bali, yaitu semakin tinggi frekuensi dan durasi menari maka semakin tinggi pula derajat kelengkungan kurvatura lumbal pada penari Bali

References

Ambegaonkar, J. P., Caswell, A. M., Kenworthy, K. L., Cortes, N., & Caswell, S. V. (2014). Lumbar lordosis in female collegiate dancers and gymnasts. Medical Problems of Performing Artists, 29(4), 189–192. https://doi.org/10.21091/mppa.2014.4039

Andini, F. (2015). Risk Factors of Low Back Pain in Workers. J Majority, 4(1), 12–19.

Dimeglio, A., & Canavese, F. (2020). The immature spine: growth and idiopathic scoliosis. Annals of Translational Medicine, 8(2), 1–7. https://doi.org/10.21037/atm.2019.11.134

Febriany, R. T., Wijianto, & Kingkinnarti. (2023). Pengaruh pemberian dynamic neuromuscular stabilization terhadap penurunan nyeri pada low back pain myogenic et causa hiperlordosis lumbal di rsud dr. Hardjono ponorogo. Journal of Innovation Research and Knowledge, 3(2), 1–16.

Govardhana, K. O., Ruastiti, N. M., & Kasih, N. N. (2022). Strategi Pembelajaran Gerak Dasar Tari Bali Untuk Anak-Anak di Sanggar Tari Warini. Jurnal IGEL: Journal Of Dance, 2(2), 69–74.

I Gede Tilem Pastika, & Sukerni, N. M. (2022). Strategi Pembelajaran Tari Bali pada Anak Usia Dini di Sanggar Taman Giri Agung Denpasar. Pratama Widya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(2), 24–39. https://doi.org/10.25078/pw.v7i2.1771

Iunes, D. H., Elias, I. F., Carvalho, L. C., & Dionísio, V. C. (2016). Postural adjustments in young ballet dancers compared to age matched controls. Physical Therapy in Sport, 17, 51–57. https://doi.org/10.1016/j.ptsp.2015.04.004

Júnior, J. N., Pastre, C. M., & Monteiro, H. L. (2004). Postural alterations in male Brazilian athletes who have participated in international muscular power competitions. Rev Bras Med Esporte, 10(3), 199–201.

Munawarah, S., & Segita, R. (2021). Hubungan Massa Kerja Dan Sikap Kerja Terhadap Timbulnya Lbp Pada Penenun Di Pandai Sikek. Human Care Journal, 6(1), 69. https://doi.org/10.32883/hcj.v6i1.1026

Okpala, F. O. (2022). Age-of-cessation of lumbar lordosis development as an assessment parameter. African Journal of Paediatric Surgery, 19(4), 203–208. https://doi.org/10.4103/ajps.ajps_109_21

Pawar, S., & Pandit, U. (2015). Study of Lumbar Lordosis and Pelvic Positin in Bharatanatyam Dancer. Indian Journal of Scientific Research, 6(2), 125–130.

Pradipta, P. A., Naufal, A. F., Fikriyah, I. N., & Ulfah, N. (2021). Hubungan Antara Fleksibilitas Otot Hamstring dengan Nyeri Punggung Bawah pada Wanita Usia 18 sampai 22 Tahun. FISIO MU: Physiotherapy Evidences, 3(1), 61–66. https://doi.org/10.23917/fisiomu.v3i1.10076

Santika, E. F. (2023). Proporsi Kedatangan Wisatawan Mancanegara Menurut Provinsi Tujuan Utama di Indonesia (2022). Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf RI). https://kemenparekraf.go.id/publikasi-passenger-exit-survey

Setiawan, C., Griadhi, I. P. A., & Primayanti, I. D. A. I. D. (2021). Gambaran Postur dan Karakteristiknya pada Mahasiswa Kedokteran Umum. Jurnal Medika Udayana, 10(04), 13–22.

Wiraputri, A. A. W., Gede, W. I. N., Widianti, I. G. A., & Muliani. (2022). Prevalensi Hiperlordosis Lumbalis pada Mahasiswi Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar Bali Angkatan Tahun 2018-2020. Jurnal Medika Udayana, 11, 101–107. https://doi.org/10.24843.MU.2022.V11.i5.P17

Youdas, J., Garrett, T., Egan, K., & Therneau, T. (2000). Lumbar lordosis and pelvic inclination in adults with chronic low back pain. PhysTher, 80, 75–261.

Downloads

Published

2025-08-30

How to Cite

Trisnarini, S. A., Kinandana, G. P., Tianing, N. W., & Vittala, G. (2025). HUBUNGAN FREKUENSI DAN DURASI MENARI DENGAN DERAJAT KURVATURA LUMBAL PADA PENARI BALI . PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 9(2), 6791–6800. https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i2.47987