ANALISIS FAKTOR IBU DAN BAYI TERHADAP KEJADIAN STUNTING BALITA DI KABUPATEN OGAN ILIR
DOI:
https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i2.46679Keywords:
balita, Ogan Ilir, stunting, tinggi badan ibuAbstract
Stunting dapat menyebabkan dampak jangka pendek dan jangka panjang pada anak (morbiditas bahkan menjadi mortalitas). Stunting masih menjadi perhatian khusus untuk penanganannya di Indonesia, dampak yang ditimbulkan mempengaruhi keberlangsungan hidup dan menjadi patokan dari derajat kesehatan suatu bangsa. Prevalensi stunting Provinsi Sumatera Selatan sebesar 18,4%, masih diatas target nasional yaitu 14%. Kabupaten Ogan Ilir merupakan salah Kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan dengan prevalensi kedua tertinggi kejadian stunting sebesar 24,9%. Untuk mengejar target nasional tersebut masih dibutuhkan intervensi yang berkelanjutan dengan indikator gizi spesifik dan indikator gizi sensitif. Tujuan Penelitian untuk menganalisis faktor ibu dan bayi terhadap kejadian stunting pada Balita di Kabupaten Ogan Ilir. Penelitian jenis analitik observasional dengan pendekatan case control study. Tempat penelitian di Kabupaten Ogan Ilir dengan 9 desa lokus stunting. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, Balita stunting kelompok kasus dan Balita tidak stunting kelompok kontrol. Analisis data dengan analisis univariat dan bivariat. Terdapat hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian stunting (p value= 0,0001, OR= 5,692, 95% CI 2,221-14,655), tidak terdapat hubungan jarak kelahiran (p value= 0,840 ), paritas (p value= 0,382), status gizi KEK (p value= 0,249), jumlah anggota keluarga (p value= 1,000), dan berat lahir bayi (p value = 0,120). Keadaan gizi ibu tidak hanya memberikan dampak negatif terhadap status kesehatan dan risiko kematian dirinya, tetapi juga kelangsungan hidup dan perkembangan janin yang dikandungnya, lebih jauh lagi terhadap pertumbuhan sampai usia dewasa. Diharapkan dapat melaksanakan percepatan penurunan prevalensi Stunting dengan intervensi spesifik dan sensitif yang dilakukan secara holistik, integratif, dan berkualitas secara berkesinambungan.References
Apriningtyas, V. N., & Kristini, T. D. (2019). Faktor Prenatal Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 6–24 Bulan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 14(2), 13–17. Https://Doi.Org/10.26714/Jkmi.14.2.2019.13-17
Ernawati, R. (2021). Hubungan Jarak Kehamilan Dan Kehamilan Remaja Dengan Kejadian Stunting Di Puskesmas Harapan Baru Samarinda. Midwifery And Reproduction, 4, 56–63.
Fadlilah, A. A., & Fibriana, A. I. (2023). Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Poncol. Higea Journal Of Public Health, 7(2), 293–302.
Hamzah, W., Haniarti, H., & Anggraeny, R. (2021). Faktor Risiko Stunting Pada Balita. Jurnal Surya Muda, 3(1), 33–45. Https://Doi.Org/10.38102/Jsm.V3i1.77
Juwita, S., Andayani, H., Bakhtiar, B., Sofia, S., & Anidar, A. (2019). Hubungan Jumlah Pendapatan Keluarga Dan Kelengkapan Imunisasi Dasar Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Kabupaten Pidie. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, 2(4), 1–10.
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi. (2017). Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting. Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Kemenkes. (2023). Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, 1–7.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementerian Kesehatan RI.
Lemaking, V. B., Manimalai, M., & Djogo, H. M. A. (2022). Hubungan Pekerjaan Ayah, Pendidikan Ibu, Pola Asuh, Dan Jumlah Anggota Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Ilmu Gizi Indonesia, 5(2), 123. Https://Doi.Org/10.35842/Ilgi.V5i2.254
Lubis, S. Z. (2022). Determinan Kejadian Stunting Di Puskesmas Alue Bilie Kabupaten Nagan Raya. Jurnal SAGO Gizi Dan Kesehatan, 3(1), 74. Https://Doi.Org/10.30867/Gikes.V3i1.721
Pangestu, N. K., Listyarini, A. D., & Cahyanti, L. (2023). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Di Kecamatan Dawe. Journal Keperawatan, 2(2), 116–129.
Pramulya, I., Wijayanti, F., & Saparwati, M. (2021). Relationship Between Exclusive Breastfeeding And Stunting In Toddlers Aged 24–60 Months. Kusuma Husada Health Journal, 35–41.
Rahayu, E. P., & Yastirin, P. A. (2023). Studi Korelasi Karakteristik Dan Status Gizi Ibu Hamil Terhadap Prevalensi Stunting Pada Balita. Detector: Jurnal Inovasi Ilmu Kesehatan, 1(3).
Sulistyoningsih, H. (2020). The Relationship Between Parity And Exclusive Breastfeeding With Stunting In Toddlers (Literature Review). In Proceedings Of The National Seminar On Health “The Role Of Health Workers In Reducing Stunting”(Pp. 1–8).
Tim Nasional Penanggulangan Percepatan Kemiskinan. (2017). 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia.
Trihono, Atmarita, Tjandrarini, D. H., Irawati, A., Utami, N. H., Tejayanti, T., & Nurlinawati, I. (2015). Pendek (Stunting) Di Indonesia, Masalah Dan Solusinya. Lembaga Penerbit Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Http://Journal.Um-Surabaya.Ac.Id/Index.Php/JKM/Article/View/2203
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Nurmalia Ermi, Yuliarti Yuliarti, Rini Anggraini

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).







