FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIGITAN ANJING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NIKI-NIKI TAHUN 2024
DOI:
https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i2.46247Keywords:
Anjing, Gigitan anjing, RabiesAbstract
Rabies merupakan penyakit zoonosis yang mematikan dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies, terutama anjing. Puskesmas Niki-Niki merupakan Puskesmas dengan kasus gigitan tertinggi kedua di Kabupaten Timor Tengah Selatan selama tahun 2023-2024, dengan 537 kasus dan dua diantaranya meninggal dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gigitan anjing di wilayah kerja Puskesmas Niki-Niki tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desai survai analitik dengan pendekatan case control. Sampel terdiri dari 96 kasus dan 96 kontrol yang diambil secara simple random sampling dan matching. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa usia (p=0,020), tingkat pengetahuan (p=0,012), praktik kepemilikan anjing (p=0,000), jumlah kepemilikan anjing (p=0,019), provokasi HPR (p=0,006), status vaksinasi (p=0,002), dan pemeriksaan kesehatan (p=0,000) memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian gigitan anjing, sedangkan jenis kelamin (p=0,192) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian gigitan anjing. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan anjing, provokasi HPR, status vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan merupakan faktor yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik. Beberapa faktor seperti usia muda, pengetahuan yang kurang, praktik pemeliharaan anjing yang berisiko, provokasi terhadap HPR, dan kelalaian dalam vaksinasi serta pemeriksaan kesehatan anjing secara signifikan berkontribusi terhadap kejadian gigitan anjing. Diperlukan intervensi edukatif dan preventif dari petugas kesehatan dan pemerintah untuk menekan angka kejadian ini.References
Badan Pusat Statistik Kabupaten Timor Tengah Selatan. (2024). Kecamatan Amanuban Tengah dalam Angka 2024 [Online]. https://timortengahselatankab.bps.go.id/id/publication/2024/09/26/2be1feb78f2941fa27fc92ba/amanuban-tengah-district-in-figures-2024.html.
Devira, D., . T. and Mariani, H. (2023) ‘Knowledge, Attitude, and Practice of Dog Owners on Rabies In The Province of West Java’, Jurnal Sain Veteriner, 41(2), p. 144. https://doi.org/10.22146/jsv.80495.
Dewi, D. A. D. N., Astuti, P. A. S., & Naya, I. G. A. A. (2022). Perbedaan karakteristik pasien kasus gigitan hewan penular rabies di Puskesmas Kuta Utara periode Agustus – Oktober tahun 2021. Intisari Sains Medis, 13(1), 284–288. https://doi.org/10.15562/ism.v13i1.1308
Dibia, I. N., Sumiarto, B., Susetya, H., Agung, A., Putra, G., & Scott-Orr, H. (2015). Faktor-Faktor Risiko Rabies pada Anjing di Bali (Risk Factors Analysis for Rabies Indogs in Bali). 16(15), 389–398.
Fadillah, M., Sudarnika, E. and Sudarwanto, M.B. (2021). Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pemilik Anjing Terhadap Kejadian Rabies di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, Jurnal Veteriner, 22(2), pp. 253–261. https://doi.org/10.19087/jveteriner.2021.22.2.253.
Fauziyah, N. (2019). Analisis data menggunakan multiple logistic regression test di bidang kesehatan masyarakat dan klinis, Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Gabriella G. Mamoto, Ronny Gosal, D.M.L. (2021). Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Penanggulangan Hewan Beresiko Rabies Di Kabupaten Minahasa Tenggara (Studi Di Dinas Pertanian Kab. Minahasa Tenggara. Jurnal Governance, 1(2), pp. 1–11.
Hoetama, E. et al. (2017). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat terhadap Penyakit Rabies di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, 2014. eJournal Kedokteran Indonesia, 4(3), pp. 3–8.
Irma, Kamrin and Harleli. (2023). Epidemiologi Faktor Host Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) di Kabupaten Kolaka Utara. Global Health Science, 8 (1). https://doi.org/DOI: http://dx.doi.org/10.33846/ghs8105 Epidemiologi.
Itu, M.I. et al. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pencegahan Penyakit Rabies pada Masyarakat Kampung Waepana Desa Seso Wilayah Kerja Puskesmas Waepana Kabupaten Ngada’.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023). Buku Tata Laksana GHPR Rabies 2023 Rev-3. https://id.scribd.com/document/699554393/Buku-Tata-Laksana-GPHR-Rabies-2023-REV-3.
Kustiningsih, H. et al. (2019). Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi Tahun 2018. Jurnal AgroSainTa, 3(1), pp. 35–46.
Lee, G.H. et al. (2023). Regular medical checkup program (in K-MEDI hub) to enhance the welfare of laboratory dogs and pigs. Laboratory Animal Research, 39(1), pp. 1–10. https://doi.org/10.1186/s42826-023-00170-7.
Luh Putu Yulianita, N. et al. (2023). Pemetaan Faktor Risiko Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies pada Manusia Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Buleleng pada Tahun 2021. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako, 9(1).
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ke. Rineka Cipta.
Putra, G. (2011). Epidemiologi Rabies Di Bali : Analisis Kasus Rabies pada “ Semi Free-Ranging Dog ” dan Signifikansinya dalam Siklus Penularan Rabies dengan Pendekatan Ekosistem * ( Epidemiology of Rabies in Bali : The Analysis of Rabies in Semi Free- ranging Dogs and The’, XXIII(78).
Ramadhan, M.F., Siroj, R.A. and Afgani, M.W. (2024). Validitas and Reliabilitas. Journal on Education [Preprint]. https://doi.org/10.31004/joe.v6i2.4885.
Riabi, H.R.A. et al. (2015). A three-year (2011–2013) surveillance on animal bites and victims vaccination in the south of khorasan-e-razavi Province, Iran. Journal of Clinical and Diagnostic Research, 9(12), pp. LC01–LC05. https://doi.org/10.7860/JCDR/2015/15958.6865.
Simanjuntak, S.F.S. (2021). Analisis Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016-2020 : Studi Epidemiologi Spasio-Temporal. Pharmacognosy Magazine, 75(17), pp. 399–405.
Simbong, M. et al. (2020). The Event of Rabies Transmitted Animal Bites (RTAB) in East Luwu District and The Risk Factors. http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP.
Srimulyati (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gigitan Hewan Penular Rabies di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Merakai Kecamatan Ketungau Tengah Kabupaten Sintang. Skripsi.
Sugiyono (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Edisi 1. Alfabeta.
Tao, X. et al. (2021). Rabies surveillance and control in China over the last twenty years. Biosafety and Health [Preprint]. https://doi.org/10.1016/j.bsheal.2020.11.004.
WHO (2024). Rabies. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/rabies (Accessed: 16 September 2024).
Wicaksono, A. et al. (2018). Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pemilik Anjing Terkait Rabies di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Knowledge, Attitude, And Practice Study of Dog Owners Related to Rabies in Sukabumi Distric, West Java). Jurnal Veteriner, 19(2), p. 230. https://doi.org/10.19087/jveteriner.2018.19.2.230.
Windrayani, K.S., Wahyunadi, N.M.D. and Wicaksana, I.G.A.T. (2024). Hubungan Pengetahuan Masyarakat dengan Sikap Penanganan Awal Gigitan Anjing Penular Rabies. Journal of Health Guidance and Counseling, 1(2), pp. 55–64.
Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif. Jurnal Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan [Preprint]. https://doi.org/10.18592/tarbiyah.v7i1.2100.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Dhea Natalin Tefa, Honey Ivon Ndoen, Yuliana Radja Riwu, Sigit Purnawan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).







