NANOPARTIKEL DALAM SISTEM PENGHANTARAN OBAT : TINJAUAN TERHADAP STABILITAS DAN BIOAVAILABILITAS
DOI:
https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i2.45293Keywords:
nanotechnology, nanoparticle, drug deliveryAbstract
Nanoteknologi merupakan cabang ilmu interdisipliner yang mempelajari sifat dan aplikasi material pada skala nanometer (< 1000 nm), tetapi karakteristik ukuran partikel kecil dari 200 nm lebih memiliki sifat fisik dan karakteristik yang lebih dianjurkan. Dalam bidang farmasi, perkembangan nanoteknologi telah membawa terobosan signifikan, khususnya dalam sistem penghantaran obat yang lebih efisien, terarah, dan mampu meningkatkan efektivitas terapeutik. Sistem penghantaran obat berbasis nanopartikel atau Nanoparticle Drug Delivery System (NDDS) memungkinkan pelepasan obat yang terkendali, peningkatan stabilitas formulasi, serta peningkatan bioavailabilitas zat aktif, terutama untuk obat-obat yang memiliki kelarutan rendah atau stabilitas buruk secara kimia. Review artikel ini disusun untuk mengeksplorasi dan membahas secara komprehensif berbagai jenis nanopartikel yang digunakan sebagai pembawa dalam sistem NDDS. Dari hasil analisis literatur yang tersedia, diketahui bahwa jenis-jenis nanopartikel yang paling umum digunakan dalam formulasi farmasi meliputi liposom, fitosom, dan etosom. Masing-masing sistem penghantaran ini memiliki karakteristik fisikokimia tersendiri yang mempengaruhi mekanisme penghantaran, efisiensi enkapsulasi, serta profil pelepasan obat. Selain itu, aspek kestabilan formulasi turut menjadi fokus utama dalam pengembangan NDDS. Salah satu parameter penting yang dianalisis adalah zeta potensial, yang berperan dalam menjaga stabilitas koloid dan mencegah terjadinya agregasi antar partikel. Nilai zeta potensial yang tinggi (positif atau negatif) menunjukkan bahwa sistem memiliki gaya tolak-menolak antar partikel yang cukup kuat, sehingga mampu mempertahankan homogenitas suspensi dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, pengembangan NDDS dengan karakteristik nanopartikel yang optimal sangat berpotensi dalam meningkatkan efektivitas terapi serta kenyamanan penggunaan bagi pasien.References
Azzahra, L. and Musfiroh, I. (2018) ‘Etosom sebagai Penghantar Obat Herbal Hidrofilik’, Majalah Farmasetika, 3(4), p. 85. Available at: https://doi.org/10.24198/farmasetika.v3i4.23483.
Choironi, NA., Pudyastuti, B., Gumelar, G., Fareza, MS., Wijaya, TH., and Setyono, J.(2022). Optimasi Formula Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Etil-pmetoksisinamat (EPMS). Alchemy Jurnal Penelitian Kimia, 18(2), pp. 205-213
Ermawati, D.E., Yugatama, A. and Wulandari, W. (2020) ‘Uji Sifat Fisik, Sun Protecting Factor, dan In Vivo ZnO Terdispersi dalam Sediaan Nanoemulgel’, JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 5(1), p. 49. Available at: https://doi.org/10.20961/jpscr.v5i1.31660.
Fitri, D., Kiromah, N.Z.W. and Widiastuti, T.C. (2020) ‘Formulasi Dan Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum) Pada Berbagai Variasi Komposisi Kitosan Dengan Metode Gelasi Ionik’, JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 5(1), p. 61. Available at: https://doi.org/10.20961/jpscr.v5i1.39269.
Hasan, Z. et al. (2012) ‘Penerapan teknologi nanopartikel untuk sediaan obat (antibiotik berbasis bahan alam, Propolis trigona spp)’, Chemistry Progress, 5(1), pp. 1–6.
Jafar, G., Agustin, E. and Puryani, D. (2019) ‘Pengembangan Formula Solid Lipid Nanoparticles (SLN) Hidrokortison Asetat’, Jurnal Pharmascience, 6(1), p. 83. Available at: https://doi.org/10.20527/jps.v6i1.6080.
Lestari, D.F. et al. (2020) ‘Formulasi dan Karakterisasi Nanopartikel Kitosan Ekstrak Sari Buah Juwet (Syzygium cumini) menggunakan metode Gelasi Ionik’, Jurnal Sains dan Kesehatan, 3(5), pp. 742–749.
Martien, R. et al. (2012) ‘Perkembangan Teknologi Nanopartikel Sebagai Sistem Penghantaran Obat’, Majalah Farmaseutik, 8(1), pp. 133–144.
Pakki, E. et al. (2016) ‘Formulasi nanopartikel ekstrak bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl) Merr) Dengan Variasi Konsentrasi Kitosan-Tripolifosfat (TPP)’, Journal Of Tropical Pharmacy And Chemistry, 3(4), pp. 251–263. Available at: https://doi.org/10.25026/jtpc.v3i4.113.
Putranti, A.R., Winantari, A.N. and Krisnadewi, N.M. (2022) ‘Kajian Pustaka Kristal Cair (Cubosome) Sebagai Sistem Penghantaran Obat Nanopartikel’, MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, 11(1), pp. 101–114.
Ramadon, D. and Mun’im, A. (2015) ‘Pemanfaatan Nanoteknologi dalam Sistem Penghantaran Obat Baru untuk Produk Bahan Alam’, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 14(2), pp. 118–127.
Sahumena, MH., Suryani, and Rahmadani, N. (2019). Formulasi Self Nanoemulsifiying Drug Delivery System (SNEDDS) Asam Mefenamat menggunakan VCO dengan Kombinasi Surfaktan Tween dan Span. Journal Syifa Sciences and Clinical Research, 1(2), pp. 37-46
Tahir, K., Sartini, S. and Lidjaja, A. (2016) ‘Preparasi fitosom ekstrak etanol kulit buah kakao (Theobroma cacao L) menggnakan variasi konsentrasi fosfatidilkolin’, JF FIK UIninam, 4(4), pp. 159–164
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Benni Iskandar, Rindu Rahmatul Fitri, Rizka Luthfia Ananda Putri, Roby Febrian, Safira Aufa, Sabila Syukrani, Sabina Rizky Amelia, Shakira Humairaq

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).







