ANALISIS FORENSIK TERHADAP DUGAAN KEKERASAN SEKSUAL

Authors

  • Andi Nurul Farah Izzah Universitas Muslim Indonesia
  • Dwi Hikmah Universitas Muslim Indonesia
  • Muh Farel Dzulhy Universitas Muslim Indonesia
  • Denny Mathius Universitas Muslim Indonesia
  • Zulfiyah Surdam Universitas Muslim Indonesia
  • Andi Millaty Halifah Dirgahayu Universitas Muslim Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i2.45092

Keywords:

Forensik, kekerasan seksual, visum et repertum, sikatriks, pemeriksaan dubur

Abstract

Studi ini bertujuan untuk menganalisis hasil visum et repertum dari seorang korban dugaan kekerasan seksual, yang laporannya berasal dari Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Pemeriksaan forensik dilakukan di Instalasi Kedokteran Forensik salah satu Rumah Sakit di Makassar pada seorang laki-laki berusia 39 tahun. Hasil pemeriksaan menyeluruh yang dilakukan tim forensik tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan fisik akut. Artinya, tidak ditemukan bukti luka baru akibat benda tumpul, benda tajam, maupun tanda-tanda penetrasi seksual yang baru terjadi. Ini merupakan temuan penting yang mengindikasikan bahwa dugaan kekerasan yang dilaporkan tidak meninggalkan jejak kekerasan fisik yang baru atau aktif pada saat pemeriksaan. Namun, temuan krusial lainnya adalah keberadaan jaringan sikatriks atau jaringan parut pada otot sekitar dubur korban. Adanya sikatriks ini menandakan bahwa pernah terjadi luka di area tersebut, dan luka tersebut telah sembuh. Jaringan parut ini bisa berasal dari berbagai penyebab, termasuk namun tidak terbatas pada trauma lama, tindakan medis sebelumnya, atau bahkan luka yang terkait dengan insiden kekerasan di masa lalu yang telah mengalami proses penyembuhan. Penemuan jaringan sikatriks ini memerlukan interpretasi lebih lanjut dan perlu dihubungkan dengan riwayat medis serta keterangan korban secara lebih mendalam untuk memahami konteks dan penyebabnya. Meskipun tidak ada tanda kekerasan baru, keberadaan luka lama yang telah sembuh ini tetap menjadi informasi penting dalam proses penyidikan dan penilaian forensik kasus dugaan kekerasan seksual.

References

Afandi, D. (2010). Visum et Repertum Perlukaan: Aspek medikolegal dan penentuan derajat luka. Majalah Kedokteran Indonesia, 60(4), 188–195.

Ali, I., & Sulfiati, A. (2023). Visum Et Repertum Sebagai Alat Bukti Dalam Tindak Pidana Penganiayaan. Legal Journal of Law, 2(1), 43–55.

Cahyani, N. P. M., Sujana, I. N., & Widiantara, M. M. (2021). Visum et Repertum Sebagai Alat Bukti Dalam Tindak Pidana Penganiayaan. Jurnal Analogi Hukum, 3(1), 122–128.

Jovita, A. W., & Kusumaningrum, A. E. (2022). Tanggung Jawab Hukum Dokter Di Bidang Pelayanan Forensik Dalam Pembuatan Visum Et Repertum Perkara Pidana Asusila. Jurnal Hukum Kesehatan Indonesia, 2(02), 121–131.

Nareswari, G., Tanaji, T. C., Rahmansyah, M., Napitupulu, P., & Wahab, R. (2024). Laporan Kasus Infeksi/Inflamasi Traktus Gastrointestinal Bawah Abses Perianal dengan Fistula. Jurnal Akta Trimedika, 1(2), 166–174.

Nasarudin, A. N., & Arafat, M. R. (2023). Peranan Dan Kedudukan Visum Et Repertum Sebagai Alat Bukti Tindak Pidana Perkosaan. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(14), 131–142.

Nisa, Y. K., & Krisnan, J. (2015). Kekuatan Visum Et Repertum Sebagai Alat Bukti Dalam Mengungkap Terjadinya Tindak Pidana. Varia Justicia, 11(2), 185–199.

Sayuti, M., Rizka, S., & Kresna, M. A. (2023). Karakteristik dan Manajemen Pasien dengan Fistula Perianal di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2018–2021. Jurnal Ilmu Kesehatan dan Gizi, 1(3), 165–171.

Sinaga, B. Y. M., Siagian, N. A., Siagian, P., & Muhar, A. M. (2023). Perianal Fistula Due to Tuberculosis Infection: A Case Report. Journal of Endocrinology, Tropical Medicine, and Infectious Disease (JETROMI), 6(3).

Yulia Monita & Dheny Wahyudi. (2015). Peranan Dokter Forensik Dalam Pembuktian. Jakarta: Gramedia.

Yustrisia, L., & Azriadi, A. (2023). Peranan Visum Et Repertum Sebagai Alat Bukti Dalam Pembuktian Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Sumbang12 Law Journal, 1(2), 157–164.

Lau, S., & Rao, S. S. C. (2023). Physiology of the anal sphincter complex and its relevance to fecal incontinence. Nature Reviews Gastroenterology & Hepatology, 20(2), 87–100.

Downloads

Published

2025-06-14

How to Cite

Izzah, A. N. F., Hikmah, D., Dzulhy, M. F., Mathius, D., Surdam, Z., & Dirgahayu, A. M. H. (2025). ANALISIS FORENSIK TERHADAP DUGAAN KEKERASAN SEKSUAL. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 9(2), 3178–3183. https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i2.45092