PHENYTOIN TO IMPROVE HEALING OF ENTEROCUTANEOUS FISTULA : A CASE REPORT
DOI:
https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i1.43581Keywords:
Enterocutaneous Fistula, Laparatomy, PhenytoinAbstract
Fistula enterokutan adalah komunikasi abnormal antara usus dan kulit. Fistula enterokutan paling sering berkembang sebagai komplikasi pasca operasi operasi usus. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa fenitoin dapat meningkatkan penyembuhan luka dan menginduksi fibrosis yang lebih cepat. Kami menyajikan kasus fistula enteroketan pasca-eksplorasi laparatomi dan adhesi usus lisis yang diobati menggunakan fenitoin. Fistula enterokutan (ECF) mewakili kondisi klinis yang menantang yang sering menyebabkan morbiditas yang berkepanjangan dan peningkatan biaya perawatan kesehatan. Manajemen ECF biasanya melibatkan dukungan nutrisi, drainase, dan, dalam beberapa kasus, intervensi bedah. Namun, proses penyembuhan fistula ini bisa lambat dan rumit oleh berbagai faktor seperti infeksi, kekurangan gizi, dan penyembuhan jaringan yang buruk. Laporan kasus ini mengeksplorasi penggunaan fenitoin, antikonvulsan yang dikenal karena peran potensialnya dalam penyembuhan luka, sebagai terapi tambahan untuk meningkatkan proses penyembuhan fistula enterokutan. Pasien dalam laporan ini mengalami ECF kronis setelah operasi perut dan menunjukkan penutupan parsial meskipun manajemen konvensional. Fenitoin diberikan sebagai bagian dari rejimen terapeutik, dan perbaikan penting dalam penutupan fistula diamati. Kasus ini memberikan bukti awal yang menunjukkan bahwa fenitoin mungkin memiliki efek menguntungkan pada penyembuhan luka, terutama dalam kasus di mana perawatan tradisional gagal mempercepat penutupan. Mekanisme yang diusulkan melibatkan modulasi sintesis kolagen dan aktivitas fibroblas, yang penting untuk perbaikan jaringan. Sementara studi lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi temuan ini, kasus ini menyoroti potensi fenitoin sebagai pilihan pengobatan alternatif untuk meningkatkan penyembuhan fistula enterokutan, terutama pada pasien dengan kasus refrakter.References
Ali, T., Stanley, W. A., & Michael, J. Z. (2015). Intestinal fistula. In Schwartz's principles of surgery (10th ed., pp. 1157-1159). McGraw-Hill Education.
Moniruddin, A. B. M., Salma, C., Sayeed-Bin-Sharif, et al. (2018). Gastrointestinal fistulas: An update. KYAMC Journal, 9 (2), 87-94.
Madan, M., Nischal, K., Mahesh, M. S., & Avinash, P. (2013). Enterocutaneous fistula – A case report. Journal of Evolution of Medical and Dental Sciences, 2 (27), 5030-5034.
Gribovskaja-Rupp, I., & Melton, G. B. (2016). Enterocutaneous fistula: Proven strategies and updates. Clinical Colon and Rectal Surgery, 29, 130-137.
Jaber, S., Rihy, Z., Joseph, R., & Al-Khayat, M. (2011). Does phenytoin improve the healing of gastrointestinal fistula? Case Reports in Gastroenterology, 5 (1), 52-55.
Bachtiar, M. B. I., Hermawan, H., Hardian, H., & Riwanto, I. (2021). Effect of phenytoin therapy on fibroblasts and angiogenesis of enterocutaneous fistula in Wistar rats. Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology, 15 (4), 1379-1388.
Sugiarto, Y., Riwanto, I., & Nugroho, T. (2022). The effect of oral phenytoin and vitamin C therapy on enterocutaneous fistula healing. Bali Medical Journal, 11 (3), 1441-1447.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Cesario Budi Prayitno, Hengky Prabowo Irianto

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).







