SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW : DETERMINAN KEJADIAN STUNTING DI PEMUKIMAN LAHAN BASAH
DOI:
https://doi.org/10.31004/prepotif.v9i1.37944Keywords:
determinan, lahan basah, stuntingAbstract
Lingkungan lahan basah erat kaitanya dengan sanitasi lingkungan. Lingkungan lahan basah dapat mengalami berbagai penyakit seperti diare, kurangnya asupan nutrisi yang baik bagi anak, dan kurangnya energi kronik bagi remaja putri dan ibu hamil, serta terhambatnya pertumbuhan pada balita merupakan akibat dari sanitasi yang tidak layak. Penyakit tersebut akan berpengaruh di kemudian hari pada anak yang akan dilahirkan seperti anak mengalami stunting. Indonesia menempati urutan ke-108 dari 132 negara untuk kejadian stunting pada tahun 2018. Hasil SSGI tahun 2022, prevalensi kejadian stunting di Indonesia sebesar 21,6%. Sarana air minum dan sanitasi layak berpengaruh dalam peningkatan stunting di Indonesia. Stunting merupakan kendala utama dalam bidang kesehatan yang dialami oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Stunting menggambarkan suatu keadaan ketidakmampuan dalam berkembang pada anak-anak di bawah umur lima tahun karena gangguan kesehatan yang berkelanjutan, yaitu kurangnya gizi kritis khususnya pada 1000 hari pertama. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis Determinan kejadian Stunting di Lahan Basah. Penulisan artikel ini menggunakan systematic literature review. Artikel yang disertakan terbatas pada artikel yang diterbitkan pada tahun 2017-2023. Penelitian didapatkan 6 artikel untuk dianalisis. Faktor risiko stunting dapat dipengaruhi oleh ketersediaan air bersih, pembuangan tinja dan pengelolaan sampah. Diharapkan pemerintah dapat menyediakan sarana prasarana seperti tempat penampungan sampah, pembuatan jamban umum, serta pembuatan sumur sebagai sumber air bersih yang dapat digunakan oleh masyarakat di pemukiman lahan basah. Masyarakat diharapkan untuk memperhatikan pola asuh dan higine personal terutama yang memiliki bayi dan atau balita.References
Alamsyah Siregar, A. et al. (2021) ‘Kebakaran Lahan Basah dan Faktor Manusia Sebagai Penyebabnya’, EnviroScienteae, 17(2), pp. 30–39.
Angraini, W. et al. (2020) ‘Edukasi Kesehatan Stunting di Kabupaten Bengkulu Utara’, Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan, 14(1), pp. 30–36. doi: 10.33860/jik.v14i1.36.
Angraini, W. et al. (2021) ‘Pengetahuan Ibu, Akses Air Bersih Dan Diare Dengan Stunting Di Puskesmas Aturan Mumpo Bengkulu Tengah’, Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 8(2), p. 92. doi: 10.29406/jkmk.v8i2.2816.
Annita, O., Mediani, H. S. and Rakhmawati, W. (2021) ‘Hubungan Faktor Air Dan Sanitasi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Indonesia’, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), pp. 1113–1126. doi: 10.31004/obsesi.v5i2.521.
Augsburg, B. and Rodríguez-Lesmes, P. A. (2018) ‘Sanitation and child health in India’, World Development, 107, pp. 22–39. doi: 10.1016/j.worlddev.2018.02.005.
Aurima, J. et al. (2021) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia’, Open Access Jakarta Journal of Health Sciences, 1(2), pp. 43–48. doi: 10.53801/oajjhs.v1i3.23.
Banerjee, K. and Dwivedi, L. K. (2020) ‘Disparity in childhood stunting in India: Relative importance of community-level nutrition and sanitary practices’, PLoS ONE, 15(9 September), pp. 1–21. doi: 10.1371/journal.pone.0238364.
Bauza, V. and Guest, J. S. (2017) ‘The effect of young children’s faeces disposal practices on child growth: evidence from 34 countries’, Tropical Medicine and International Health, 22(10), pp. 1233–1248. doi: 10.1111/tmi.12930.
Dahliansyah (2021) ‘Analisis Zat Gizi Mikro Dan Tinggi Badan Ibu Balita Terhadap Kejadian Stunting Di daerah Gambut Dan Aliran Sungai’.
Fakhriyah et al. (2021) ‘Edukasi Remaja Sadar Gizi Untuk Pencegahan Kekurangan Energi Kronik (Kek) Dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu (Aki) Di Wilayah Lahan Basah’, SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 5(1), pp. 499–503. doi: 10.31764/jpmb.v5i1.5764.
Hasan, A. and Kadarusman, H. (2019) ‘Akses ke Sarana Sanitasi Dasar sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-59 Bulan’, Jurnal Kesehatan, 10(3), p. 413. doi: 10.26630/jk.v10i3.1451.
Heldawati et al. (2022) ‘Perkembangan Prevalensi Balita Stunting di Provinsi Kalimantan Selatan’, Jurnal Geografika, 3(1).
Ihsan, A. and Riviwanto, M. D. (2020) ‘Pengaruh Sumber Air Bersih, Jamban, Dan Pola Asuh Terhadap Stunting Pada Balita Dengan Diare Sebagai Variabel Intervening’, 39(1), pp. 1–5.
Madania Insani, H. (2020) ‘Stunting in Indonesia: Why is it Increasing?’, Journal of Applied Food and Nutrition, 1(2), pp. 67–72. Available at: https://ejournal.upi.edu/index.php/JAFN.
Megasari et al. (2015) ‘Perilaku Kesehatan Masyarakat Terhadap Kejadian Diare Berdasarkan Aspek Sanitasi Lingkungan Di Kabupaten Barito Kuala’, Jurnal Enviroscienteae, 11, pp. 33–40.
Nisa, S. K., Lustiyati, E. D. and Fitriani, A. (2021) ‘Sanitasi Penyediaan Air Bersih dengan Kejadian Stunting pada Balita’, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2(1), pp. 17–25. doi: 10.15294/jppkmi.v2i1.47243.
Panghiyangani, R., Lenie, M. and Husaini (2019) Kesehatan Masyarakat Di Lingkungan Lahan Basah, Kesehatan Masyarakat Di Lingkungan Lahan Basah. Available at: http://eprints.ulm.ac.id/id/eprint/7100.
Sang Gede Purnama (2018) Diktat Dasar Kesehatan Lingkungan, Iatpi. Available at: https://www.google.com/search?q=modul+pendidikan+kesehatan+di+bidang+penyediaan+air+bersih+dan+sanitasi+%2C+jurnal+IATPI&oq=modul+pendidikan+kesehatan+di+bidang+penyediaan+air+bersih+dan+sanitasi+%2C+jurnal+IATPI&aqs=chrome..69i57.123158j0j7&sourceid=chro.
Saputri, R. A. and Tumangger, J. (2019) ‘Hulu-Hilir Penanggulangan Stunting Di Indonesia’, Journal of Political Issues, 1(1), pp. 1–9. doi: 10.33019/jpi.v1i1.2.
Silaban, T. D. S., Rahmadhani, S. P. and Sugiman, T. (2022) ‘Perbedaan Tingkat Kecukupan Vitamin A, Zat Besi, dan Zink pada Balita Stunting dan Non Stunting di Kabupaten Banyuasin’, Jurnal Kesehatan Andalas, 11(1), p. 39. doi: 10.25077/jka.v11i1.1984.
Sukmawati, Abidin, U. W. and Hasnia (2021) ‘Hubungan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita di Desa Kurma’, Journal Peqguruang: Conference Series, 3(2), pp. 495–502.
Syabania, R., Yuniar, P. A. and Fahmi, I. (2022) ‘Faktor-Faktor Prenatal Yang Mempengaruhi Stunting Pada Anak Usia 0-2 Tahun Di Wilayah Asia Tenggara : Literature Review’, Journal of Nutrition College, 11(3), pp. 188–196.
TNP2K (2017) 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta. Available at: http://www.tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Binder_Volume1.pdf.
Ulfah, I. F. and Nugroho, A. B. (2020) ‘Menilik Tantangan Pembangunan Kesehatan di Indonesia: Faktor Penyebab Stunting di Kabupaten Jember’, Jurnal Sosial Politik, 6(2), pp. 201–213. doi: 10.22219/sospol.v6i2.12899.
WHO (2022) World health statistics 2022 (Monitoring health of the SDGs). Available at: http://apps.who.int/bookorders.
Yanti, N. D., Betriana, F. and Kartika, I. R. (2020) ‘Faktor Penyebab Stunting pada Anak: Tinjauan Literatur’, Real in Nursing Journal, 3(1), pp. 1–10.
Yuliani Soeracmad, Y. S. (2019) ‘Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Puskesmas Wonomulyo Kabupaten polewali Mandar Tahun 2019’, J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), p. 138. doi: 10.35329/jkesmas.v5i2.519.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Fitria Fitria, Rico Januar Sitorus, Rostika Flora

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).







