SIFILIS SEKUNDER PADA SEORANG REMAJA PEREMPUAN: LAPORAN KASUS

Authors

  • Inggrid Limarda Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta
  • Gina Triana Sutedja Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Ciawi

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i3.36888

Keywords:

Infeksi Menular Seksual, Remaja, Sifilis

Abstract

Sifilis atau nama lain lues venerea atau lebih dikenal dengan raja singa. Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh Treponema pallidum subspecies pallidum. Penyakit ini di tularkan melalui darah dan kontak seksual, bersifat kronis dan sistemik yang dalam perjalanan penyakitnya dapat mengenai hampir seluruh struktur tubuh. Seorang perempuan berusia 13 tahun datang ke rumah sakit umum daerah karena keluhan bercak-bercak kehitaman pada telapak tangan yang tidak gatal dan luka pada daerah kemaluan yang tidak nyeri. Pasien memiliki riwayat kontak seksual dengan lawan jenis kurang lebih 9 minggu sebelum pasien datang melakukan pemeriksaan. Pada status dermatologi lokasi palmar dekstra et sinistra ditemukan macula hiperpigmentasi, distribusi lokalisata, jumlah multiple diskret, berbentuk bulat, lesi kering dengan batas tegas, ukuran lenticular. Untuk penegakkan diagnosis pasien dilakukan pemeriksaan serologi yaitu pemeriksaan VDRL dengan hasil reaktif dengan titer 1:32 dan TPHA reaktif dengan titer 1:5120, kemudian pasien dilakukan biopsi untuk pemeriksaan histopatologi dengan satu buah jaringan ukuran diameter 0.6 cm dibawah mikroscop dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) menunjukkan jaringan biopsi kulit dengan lapisan epidermis yang relative hiperplastik, rate ridges yang menipis dan infiltrasi sel-sel radang pada lapisan sub epithelial, tampak serbukan padat sel-sel plasma terutama pada papilla dermis, tampak pula proliferasi pembuluh darah dan pervaskular limfohistiositic. Dermis relative sembab. Gambaran histologi sesuai dengan gambaran sifilis sekunder. Telah dilaporkan satu kasus sifilis sekunder dengan manifestasi klinis roseola sifilitika dan kondiloma lata pada pasien remaja perempuan berusia 13 tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan serologi, dan pemeriksaan histopatologi.

References

Menaldi, Sri Linuwih. (2015). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (Ed. 7, Cet. 2, 4, 7). Jakarta: FKUI.

Fitzpatrick Dermatology. (2019). United States: McGraw-Hill Education.

WOLFF, Klaus, JOHNSON, Richard Allen, SUURMOND, Dick. (c2017). Fitzpatrick's color atlas and synopsis of clinical dermatology, 8th edition (8th Editioon). USA: McGraw-Hill.

Tudor ME, Al Aboud AM, Leslie SW, et al. Syphilis. [Updated 2024 Aug 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534780/

Çakmak SK, Tamer E, Karadağ AS, Waugh M. Syphilis: A great imitator. Clin Dermatol. 2019;37(3):182–91. Available from: http:// dx.doi.org/10.1016/j.clindermatol.2019.01.007

Newbern EC, Anschuetz GL, Eberhart MG, Salmon ME, Brady KA, De Los Reyes A, et al. Adolescent sexually transmitted infections and risk for subsequent HIV. Am J Public Health. 2013/08/15. 2013;103(10):1874–81. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih. gov/23947325

Arando M, Fernandez-Naval C, Mota-Foix M, Martinez D, Armengol P, Barberá MJ, et al. Early syphilis: risk factors and clinical manifestations focusing on HIV-positive patients. BMC Infect Dis. 2019;19(1):727. Available from: https:// pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31420018

Majid N, Bollen L, Morineau G, Daily SF, Mustikawati DE, Agus N, et al. Syphilis among female sex workers in Indonesia: need and opportunity for intervention. Sex Transm Infect. 2010;86(5):377–83. Available from: http://dx.doi.org/10.1136/sti.2009.041269

Downloads

Published

2024-12-31

How to Cite

Limarda, I., & Sutedja, G. T. (2024). SIFILIS SEKUNDER PADA SEORANG REMAJA PEREMPUAN: LAPORAN KASUS. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 8(3), 3182–3188. https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i3.36888