ANALISIS SPASIAL KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA KUPANG TAHUN 2019-2022

Authors

  • Winda Winda Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana
  • Yendris Krisno Syamruth Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana
  • Maria Magdalena Dwi Wahyuni Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana
  • Pius Weraman Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i3.35814

Keywords:

Analisis Spasial, Analisis Autokorelasi, DBD

Abstract

Analisis spasial adalah salah satu cara pendataan dalam upaya manajemen lingkungan dan merupakan bagian dari manajemen penyakit berbasis wilayah. Salah satu penyakit berbasis lingkungan yaitu demam berdarah dengue. DBD adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes betina. DBD saat ini telah menyebabkan endemik di 100 negara di wilayah WHO, termasuk Indonesia. Kota Kupang merupakan ibu kota Provinsi NTT yang selama 2019-2022 menjadi salah satu penyumbang kasus DBD yang tinggi dimana pada tahun 2019 kasus DBD sebanyak 681, tahun 2020 meningkat sebanyak 821 kasus, tahun 2021 menurun menjadi 654 kasus dan tahun 2022 menurun menjadi 455 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi kejadian DBD. Jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian studi ekologi. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh kepadatan penduduk dengan DBD dan terdapat satu wilayah kecamatan yang berada di wilayah High-High yaitu Kecamatan Kota Lama. Ketinggian wilayah tidak berpengaruh dengan DBD dan terdapat satu wilayah kecamatan yang berada di wilayah High-Low yaitu Kecamatan Kota Alak. Curah hujan berpengaruh dengan DBD tahun 2019-2020, sedangkan 2021-2022 tidak berpengaruh dengan DBD. Kelembaban udara berpengaruh dengan DBD. Kecepatan angin tidak berpengaruh dengan DBD. Saran yaitu melakukan pengendalian dan penanggulangan terhadap penyakit DBD terutama pada kecamatan yang memiliki kasus demam berdarah dengue tinggi dan peningkatan preventif terhadap DBD

References

Aran, M. L. B., Pitang, Y., & Herminsih, A. (2020). Faktor Lingkungan dan Perilaku dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dusun Kampung Baru Desa Magepanda Wilayah Kerja Puskesmas Magepanda Kabupaten Sikka. Jamhesic, 9(1), 85–92. https://online-journal.unja.ac.id/kedokteran/article/view/12897/11010

Fadlirahman, R. A., Alfianti, F., Dewi, A. F. L., Estasya, B. N., Iriana, N. I., Rahma, D. M., Khansa, S., & Amelia, P. R. (2022). Pengaruh Faktor Iklim dan Kepadatan Penduduk terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Administrasi Jakarta Tahun 2018-2020. Jurnal Media Kesehatan, 15(2), 164–180. https://www.jurnal.poltekkes-kemenkes-bengkulu.ac.id/index.php/jmk/article/view/774

Handayani, S., Fanya, P., Roza, S. H., & Angelia, I. (2017). Analisis Spasial Temporal Hubungan Kepadatan Penduduk dan Ketinggian Tempat dengan Kejadian DBD Kota Padang. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 8(1), 25–33. https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/medika/article/view/54

Keraf, A. S. L., Weraman, P., Ndoen, H. I., & Syamruth, Y. K. (2023). Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Model Spasial di Kabupaten Sikka Tahun 2019-2021. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 13(3), 202–218. https://doi.org/10.52643/jbik.v13i3.2636

Lahdji, A., & Putra, B. B. (2017). Hubungan Curah Hujan, Suhu, Kelembaban dengan Kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Semarang. Syifa MEDIKA, 8(1), 46–53. https://jurnal.um-palembang.ac.id/syifamedika/article/view/1359/0

Latifah, E. N., Darundiati, Y. H., & Wahyuningsih, N. E. (2021). Analisis Faktor Cuaca dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Wonogiri Tahun 2014-2018. KESMAS UWIGAMA: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), 174–188. https://doi.org/10.24903/kujkm.v7i1.1187

Masjuwita, M., Endang Sartati, Abdullah Ibrahim, Reflis, R., & Satria Putra Utama. (2024). Analisis Korelasi Kelembaban Udara terhadap Epidemi Demam Berdarah yang Terjadi di Kota Bengkulu. INSOLOGI: Jurnal Sains Dan Teknologi, 3(2), 170–175. https://doi.org/10.55123/insologi.v3i2.3384

Muniir, M., Amalia, R., & Husein, A. (2023). Analisis Spasial Penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kotagede Kota Yogyakarta. Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 16(1), 42–54. https://doi.org/10.29238/sanitasi.v16i1.1402

Nisaa, A. (2018). Korelasi Antara Faktor Curah Hujan dengan Kejadian DBD Tahun 2010-2014 di Kabupaten Karanganyar. Ikesma, 14(1), 25. https://doi.org/10.19184/ikesma.v14i1.10404

Pakaya, R., Lazuardi, L., & Nirwati, H. (2019). Analisis Spasial Faktor Lingkungan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Limboto Gorontalo. Berita Kedokteran Masyarakat, 35(9), 315–322. https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/50492

Paomey, V. C., Nelwan, J. E., & Kaunang, W. P. J. (2019). Sebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Ketinggian dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Malalayang Kota Manado Tahun 2019. Kesmas, 8(6), 521–527. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/25720

Sadukh, J. J. P., Suluh, D. G., Rahmawaty, E., & Singga, S. (2021). Analisis Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan Kepadatan Penduduk dan Luas Pemukiman di Wilker PKM Sikumana, Kota Kupang Tahun 2019. Oehonis: The Journal of Environmental Health Research, 4(2), 59–63. https://jurnal.poltekkeskupang.ac.id/index.php/oe/article/view/673

Sandy, S. (2024). Perubahan Iklim Terhadap Kasus DBD di Kabupaten Jayapura Tahun 2014-2021. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 23(2), 182–190. https://doi.org/10.14710/jkli.23.2.182-190

Septian, A., Anwar, M. C., & Marsum. (2017). Studi Korelasi Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Banyumas Tahun 2010-2015. Buletin Keslingmas, 36(3), 230–237. https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/keslingmas/article/view/2996

Sholihah, N. A., Weraman, P., & Ratu, J. M. (2020). Analisis Spasial dan Pemodelan Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue Tahun 2016-2018 di Kota Kupang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(1), 52–61. https://doi.org/10.26714/jkmi.15.1.2020.52-61

Srisantyorini, T., Nabilla, P., Herdiansyah, D., Dihartawan, Fajrini, F., & Suherman. (2022). Analisis Spasial Kejadian Tuberkulosis di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2017-2019. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 18(2), 131–138. https://doi.org/10.24853/jkk.18.2.131-138

Syahbani, A. N., & Sukendra, D. M. (2020). Peramalan Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Surveilans Kasus dan Curah Hujan. HIGEIA Journal of Public Health Research and Development, 4(1), 1–13. https://journal.unnes.ac.id/sju/higeia/article/view/33686

Tansil, M. G., Rampengan, N. H., & Wilar, R. (2021). Faktor Risiko Terjadinya Sindroma Syok Dengue pada Demam Berdarah Dengue. Jurnal Biomedik, 13(1), 90–99. https://doi.org/10.35790/jbm.13.2.2021.31816

Triwahyuni, T., Husna, I., & Andesti, M. (2020). Hubungan Curah Hujan dengan Kasus Demam Berdarah Dengue di Bandar Lampung 2016-2018. ARTERI?: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(3), 184–189. https://doi.org/10.37148/arteri.v1i3.58

Wahyuningsih, S., Nurjazuli, & Suhartono. (2004). Kajian Tentang Nyamuk Aedes aegypti di Daerah Dataran Rendah dan Dataran Tinggi di Kabupaten Karanganyar Tahun 2003. J Kesehat Lingkung Indones Kajian Tentang Nyamuk, 3(2), 46–49. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/9642

WHO. (2023). Dengue and Severe Dengue. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue

Yuningrum, H., & Daulay, S. A. (2024). Autokorelasi Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, 9(2), 160–168. https://formilkesmas.respati.ac.id/index.php/formil/article/view/556

Downloads

Published

2024-12-25

How to Cite

Winda, W., Syamruth, Y. K. ., Wahyuni, M. M. D. ., & Weraman, P. . (2024). ANALISIS SPASIAL KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA KUPANG TAHUN 2019-2022. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 8(3), 6426–6436. https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i3.35814