GLAUKOMA SEKUNDER PADA PASIEN DENGAN PENGGUNAAN STEROID TOPIKAL RUTIN : LAPORAN KASUS

Authors

  • Luthfiani Sarah Sophia Program Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
  • Hayati Hayati Departemen Oftalmologi Rumah Sakit Bhayangkara, Semarang

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i3.33292

Keywords:

Glaukoma sekunder, Glaukoma diinduksi steroid, Glaukoma kronik, Katarak imatur

Abstract

Secara global, urutan ke-2 sebagai penyebab terjadinya kebutaan adalah glaukoma. Diseluruh dunia, glaukoma diperkirakan dialami oleh > 70 individu dan jumlah ini diperkirakan akan melampaui 110 juta pada tahun 2040. Penelitian di RSUP Dr. Mohammand Hoesin Palembang menyimpulkan bahwa peningkatan tekanan intraokular (TIO)/glaukoma sekunder karena pemakaian steroid didominasi oleh kelompok berusia > 40 tahun. Glaukoma yang terjadi akibat penggunaan steroid melibatkan mekanisme perubahan struktur mikro trabecular meshwork (TM) yang mengakibatkan penurunan aliran keluar akuos dan peningkatan TIO. Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang terjadi karena ada kondisi lain yang mendasarinya. Glaukoma kronik bersifat progresif dan dapat menyebabkan kebutaan permanen. Laporan kasus ini menyajikan kasus glaukoma sekunder pada pasien berusia 59 tahun dengan riwayat operasi katarak OD 27 tahun lalu dan rutin menggunakan steroid topikal paska operasi. Saat ini datang dengan keluhan mata kanan merah disertai pandangan kabur dan rasa mengganjal. Pemeriksaan visus OD 1/300. Pemeriksaan okular ditemukan lapang pandang menyempit, konjungtiva bulbi OD hiperemis, injeksi siliar OD, terdapat jaringan fibrovascular < 2mm ke arah limbus OD, bilik OD depan dalam, lensa keruh sebagian OS, shadow test OS positif, mid-dilated pupil OD, IOL OD positif, ukuran pupil OD 5mm. Pemeriksaan tonometri ditemukan TIO OD 43 mmHg, OS 13 mmHg. funduskopi direk OD didapatkan optic disc tilt, batas tegas, kuning pucat, lamellar dot sign (+), baring of circumlinear vessels (+), atrofi peripapiler (+), rasio C/D 0.9, rasio A/V 2/3, retina tigroid, reflek fundus dan makula positif.

References

American Academy of Ophthalmology. (2019-2020). Basic and Clinical Science Course. Complicatios of Cataract Surgery. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology.

Aulia, AMR. Karakteristik Pasien dengan Peningkatan Tekanan Intraokular atau Glaukoma Sekunder Akibat Penggunaan Steroid di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2016-2020. Repository Universitas Sriwijaya [serial online]. 2020 [[cited 2024 Aug 10]. Available from: https://repository.unsri.ac.id/39915/12/RAMA_11201_04011281722078_0004035906_0009097004_01_front_ref.pdf

Bowling, B. (2016). Kanski’s Clinical Ophtalmology. 8th Edition. Elsevier.

Feroze, BK., Zeppieri, M., Khazaeni, L. Steroid-Induced Glaucoma [Updated 2023 Jul 16]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 [cited 2024 Aug 10]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430903/

Ganong, F.W. (2009). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: ECG.

Horan, T., Salim, S. Characteristics and Management of Steroid-Induced Glaucoma. AAO [serial online]; 2021 [cited 2024 Aug 10]. Available from: https://www.aao.org/eyenet/article/management-of-steroid-induced-glaucoma

John, F.S. (2018). Glaukoma. In: Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology [Book]. 19th Edition. Lange. McGraw Hill Education. 518-534p.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Glaukoma dan Kelainan Refraksi. Kemekes RI [Internet]. 2022 [cited 2024 Jun 26]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/890/glaukoma-dan-kelainan-refraksi

Kurana, AK. (2007). Comprehensive Ophtalmology. 4th ed. India: New Age International Publisher.

Lang, G.K. (2006). Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas 2nd Edition. Thieme. Stuttgart- New York.

Mahabadi, N., Zeppieri, M., Tripathy, K. Open Angle Glaucoma. [Updated 2024 Mar 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 [cited 2024 Aug 10]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441887/

Malika, AR., Nuradianti, L. (2023). Bilateral Steroid Induced Glaucoma in A 10-year-old Boy: A Neglected Common Case. Asian Journal of Health Research [serial online], 2(2), 61-65. Available from: https://doi.org/10.55561/ajhr.v2i2.97

Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. (2002). Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto.

Perhimpunan Dokter Mata Indonesia. (2018). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Glaukoma. Jakarta: Badan Penerbit PERDAMI.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Glukoma di Indonesia. InfoDATIN [Internet]. 2019 [cited 2024 Jun 26]. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/19080500002/situasi-glaukoma-di-indonesia.html

Putri, MD., Sujuti, H. (2021). Post Cataract Surgery Complications. Malang: Repository Universitas Brawijaya.

Riordan, E.P., Whitcher, J.P. (2010). Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC.

Suhardjo, S.U., Sasongko, M.B., Anugrahsari, S. (2007). Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Sihota, R., Konkal, VL., Dada, T., Agarwal, HC., Singh, R. (2006). Prospective, long-term evaluation of steroid-induced glaucoma. Nature Publishing Group, 22, 26-30.

Sitorius, S.R., Sitompul, R., Widyawati, S., Bani, P.A. (2020). Buku Ajar Oftalmologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi 1 Cetakkan ke 2. Jakarta: Universitas Indonesia Publishing.

Downloads

Published

2024-12-21

How to Cite

Sophia, L. S., & Hayati, H. (2024). GLAUKOMA SEKUNDER PADA PASIEN DENGAN PENGGUNAAN STEROID TOPIKAL RUTIN : LAPORAN KASUS. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 8(3), 5580–5588. https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i3.33292