HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KREATININ SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DENPASAR
DOI:
https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i2.32010Keywords:
Diabetes Melitus Tipe 2, HbA1c, Kreatinin Serum, Nefropati DiabetikAbstract
Diabetes melitus dapat menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya adalah nefropati diabetik dengan persentase sebesar 30% hingga 40%. Terdapat beberapa cara untuk mengetahui diagnosis diabetes melitus tipe 2 serta menentukan komplikasi yang terjadi, misalnya dengan penentuan kadar HbA1c dan serum kreatinin. Perhitungan HbA1c dapat digunakan untuk menentukan kadar gula darah dan menentukan komplikasi yang terjadi sedangkan kadar serum kreatinin dapat digunakan untuk menilai fungsi ginjal. Desain yang digunakan penelitian ini adalah observasi analitik melalui pendekatan cross-sectional dengan menggunakan seluruh sampel serum arsip yang berjumlah 50 sampel diabetes melitus tipe 2 di Laboratorium Biomolekuler FKIK Universitas Warmadewa. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji normalitas data dan uji korelasi Pearson dan Spearman. Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden, didapatkan bahwa sebagian besar subjek memiliki rentang usia 61-70 tahun (44%), dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki (58%), dan memiliki tekanan darah kategori pre-hipertensi (44%). Mayoritas subjek tergolong dalam kategori kadar HbA1c atau DM terkontrol baik (46%) dan memiliki kreatinin serum normal (66%). Berdasarkan uji normalitas, data pada penelitian tidak berdistribusi normal, sehingga menggunakan uji korelasi Spearman dan ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar HbA1c dengan kreatinin serum pada pasien DM tipe 2 di Denpasar.References
Adhi Nugroho, R., & Prahutama, A. (2017). Klasifikasi Pasien Diabetes Mellitus Menggunakan Metode Smooth Support Vector Machine (SSVM). Jurnal Gaussian, 6(3), 439–448. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian
Affisa. (2018). Faktor-Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe2 Pada Laki-Laki Di Kelurahan Demangan Kota Madiun. Madiun: Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Ahat, F., Haryanto, E., dan Arifin, S. (2023). Korelasi Kadar HbA1c Dengan Kadar Kreatinin Pada Pasien Diabetes Melitus Kronis. The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist 6(2): 178-183
Alex Suparman Hutabarat. (2019). HbA1c (Hemoglobin Glikosilasi) Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam. Medan: Fakultas Biologi Universitas Medan
Alfi. (2019). Konseling Gizi Menggunakan Media Aplikasi Nutri Diabetic Care untuk Meningkatkan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Gamping I. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Andayani, A., & Prodyanatasari, A. (2023). Korelasi Kadar Hemoglobin Terglikasi (HbA1c) dan Kreatinin pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II. Kediri: IIK Bhakta Kediri
Anggraini, R., Nadatein, I., dan Astuti, P. (2020). Hubungan HbA1c dengan Glukosa Darah Puasa terhadap Nilai Diagnostik dan Pola Hidup pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II. Medicra 3(1): 5-11
Ayu Lintang, A. S., Mutiara, H., Indah Sari, M., & Falamy, R. (2020). Hubungan Antara Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Kejadian Peripheral Arterial Disease Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Bakri, H. A., et al. (2023). Hubungan Usia, Jenis Kelamin dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar HbA1c di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Fakumi Medical Journal 3(9): 677-684
Bilouse R, Donelly R. (2014). Buku Pegangan Diabetes. 4th ed. Jakarta: Bumi Medika
Cahyani, N. P., Martsiningsih, A., dan Setiawan, B. (2020). Tingkat HbA1c dengan tingkat kreatinin pada pasien dengan Diabetes Mellitus tipe 2. Puinovakesmas 1(2): 84-93
Canoy D, et al. (2007). Body fat distribution and risk of coronary heart disease in men and women in the European Prospective Investigation Into Cancer and Nutrition in Norfolk cohort: a population-based prospective study. Circulation 116(25): 2933-2943
CDC. (2021). Genetics Basics. https://www.cdc.gov/genomics/about/basics.html 06-04-2024 (16.15)
Choirunnisa, H., Rudiyanto, W., & Sutarto. (2019). Pengaruh Asupan Tinggi Fruktosa Terhadap Komplikasi Nefropati Diabetik Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Medula 9(2): 314-322
Damanik, E. H. (2020). Gambaran Kadar Kreatinin pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Tahun 2020. Medan: Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
Lestarini, A., et al. (2020). MCP-1 Serum Levels were Higher in Patient with Diabetic Nephropathy among Balinese. Indian Journal of Public Health Research & Development 11(02): 1350-1355
Liana, E. B., Bintari D., dan Idayani, S. (2023). Deteksi Kandiduria Pada Wanita Penderita Diabetes Melitus Di Puskesmas I Denpasar Barat. Jurnal Kesehatan Rajawali XIII (2): 16-19
Millita, F., Handayani, S., dan Setiaji, B. (2021). Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II pada Lanjut Usia di Indonesia (Analisis Riskesdas 2018). Jurnal Kedokteran dan Kesehatan 17(1): 9-20
Mohammad Dheni Ardhiyanto. (2019). Hubungan Kecerdasan Spiritual Dan Lama Menderita Dengan Self Management Pada Pasien Diabetes Melitus (Dm) Tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam Rsu Haji Surabaya Penelitian Cross Sectional. Surabaya: Universitas Airlangga
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 I Gede Putra Angga Jaya, Asri Lestarini, Ni Luh Putu Eka Kartika Sari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).