ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA
DOI:
https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i2.30937Keywords:
Kejadian Tuberkulosis Paru, Faktor Risiko.Abstract
Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Minahasa Utara termasuk Wilayah Kerja Puskesmas Tatelu. Upaya pencegahan dan pengendalian telah dilakukan tetapi jumlah kasus TBC terus meningkat. Oleh karena itu penting untuk melakukan analisis menyeluruh terhadap faktor yang berkaitan terhadap penyebaran TBC di wilayah ini dan untuk mengidentifikasi strategi pencegahan yang efektif. Menemukan faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan prevalensi TB paru di wilayah kerja Puskesmas Tatelu yaitu tujuan pada penelitian ini. Penelitian ini memakai desain kasus-kontrol dan metodologi kuantitatif non- eksperimental. Wilayah kerja Puskesmas Tatelu menjadi lokasi dalam penelitian. Juni 2023 - November 2023. Terdapat 51 responden dalam survei ini. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwasanya responden paling banyak terdistribusi pada usia produktif (87,5%), jenis kelamin laki-laki (72,5%), bekerja (57,8%), pendidikan SMA (49,0%), penderita tuberkulosis (50%), komponen rumah tidak memenuhi syarat (52,9%), sarana sanitasi TMS (64,7%), perilaku penghuni tidak memenuhi syarat (74,5). Hasil analisis bivariat adalah usia (p=0,402), jenis kelamin (p=0,027), pendidikan (p=0,000), pekerjaan (p=0,009), komponen rumah (p=0,000), sarana sanitasi (p=0,214), perilaku penghuni (p=0,006). Dengan nilai OR sebesar 9,202, hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel komponen rumah (sig. 0,000) paling berkaitan dengan terjadinya TB paru di wilayah kerja Puskesmas Tatelu kab. Minahasa Utara. Hal ini memastikan bahwasanya variabel komponen rumah yang tidak memenuhi syarat terdapat risiko besarnya 9,202 kali lebih besar terhadap kejadian tuberkulosis. Kesimpulannya, terjadinya TB paru di wilayah kerja Puskesmas Tatelu Kab. Minahasa Utara berkorelasi secara signifikan dengan faktor-faktor seperti jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, komponen rumah, serta perilaku penghuni rumah.References
Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara
Departemen Kesehatan RI. (2008). Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depertemen Republik. Indonesia. Depkes RI, 2000: Pharmaceutical Care untuk Penyakit Tuberkulosis, Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik, Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.
Dinkes Kabupaten Minahasa Utara. 2020. Profil Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara 2019.
Kabupaten Minahasa Utara
Dinkes Provinsi Sulut. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Sulut Tahun 2018. Manado
Fahmi, A. U. (2005). Manajemen penyakit berbasis wilayah. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Husni, V. (2024). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat Tahun 2023 (Doctoral dissertation, Universitas Jambi).
Kemenkes RI. Kementrian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Khandoker, A., Khan, M., Kramer, A., & Mori, M. (2011). Knowledge about tuberculosis transmission amongever-married women in Bangladesh. The Internasional Journal of Tuberculosis and Lung Disease, 379-84
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2022.
TBC.https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1375/tbc pada 8 November 2023 Diakses pada 8 November 2023.
Kemenkes RI. Undang-Undang Republik Indonesia No 17 Tahun 2023. Tentang Kesehatan. 2023
Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang kesehatan lingkungan https://peraturan.bpk.go.id/Details/245563/permenkes-no-2-tahun di akses tgl 6 mei 2024
Kurniasari, R. A. S., & Cahyo, K. (2012). Faktor risiko kejadian tuberkulosis paru di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 11(2), 198-204.
Mustafa, N., Mantjoro, E. M., & Asrifuddin, A. 2019. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal
Dan Motivasi Petugas Kesehatan Terhadap Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis (Tb) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas TumintingManado. Kesmas, 8(6).
Nadila, N. N. (2021). Hubungan status gizi stunting pada balita dengan kejadian tuberkulosis. Jurnal Medika Hutama, 2(02 Januari), 475-479.
Nurjana, M. A. (2015). Faktor Risiko Terjadinya Tuberculosis Paru Usia Prduktif (15-49 Tahun di Indonesia. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 25(25), 163-170.
Purba, C. V., Susanti, N., & Hasrianto, N. 2018. Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah Dan Strategi Dots Terhadap Keberhasilan Penatalaksanaan TB Paru. Collaborative Medical Journal (Cmj), 1(3), 30-46.
Rahmawati, A. I., & Umbul, C. (2014). Faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar di kelurahan krembangan utara. Jurnal berkala epidemiologi, 2(1), 59-70.
Rachmawati, D. S., Nursalam, N., Wibowo, A., Budiarti, A., & Agustin, R. (2018). Family factors associated with quality of life in pulmonary tuberculosis patients in Surabaya, Indonesia. Indian Journal of Public Health Research & Development, 9(11), 91-95.
RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Oktavia, S., Mutahar, R., & Destriatania, S. (2016). Analisis faktor risiko kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Kertapati Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(2).
Umam, K. M., & Irnawati. (2021). Literature Review: Gambaran Pengetahuan dan Sikap pada Pasien Tuberkulosis. Seminar Nasional Kesehatan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, 766–771. http://jurnal.unimus.ac.id
Yuliani, D. R., & Anwar, M. C. (2017). Hubungan Faktor Risiko Lingkungan Fisik Rumah Dan Kontak Penderita Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Jatilawang Kabupaten Banyumas Tahun 2016. Buletin Keslingmas, 36(4), 486-493.
WHO (World Health Organization). 2022. Global Tuberculosis Report 2022. World Health Organization: Geneva.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Aprilia Friska Tumiwa, Eva M. Mantjoro, Aaltje E. Manampiring
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).