FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN TERAPI PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS SIATAS BARITA

Authors

  • Lenny Christina Pardosi Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Donal Nababan Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Nettietalia Br Brahmana Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Mindo Tua Siagian Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Rosetty Sipayung Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Sari Mutiara Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i2.30591

Keywords:

Dukungan Keluarga, Keberhasilan Terapi, Kepatuhan

Abstract

Penyakit TBC yang pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. Kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan karena penderita tidak menjalankan instruksi. Informasi dari tenaga kesehatan kepada pasien belum tentu berjalan dengan baik jika pasien sendiri tidak melakukan pengobatan dengan baik atau sesuai prosedur terhadap syarat meminum obat bagi penderita TB paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keberhasilan terapi  Penderita Tb Paru dalam hal pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga, dan kepatuhan dengan keberhasilan terapi penderita TB Paru  di Puskesmas Siatas Barita Tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi crossetional dengan melakukan pengamatan pada variabel independen dan dependen dalam waktu bersamaan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel total atau Total Sampling sebanyak 71 orang. hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga, dan kepatuhan dengan keberhasilan terapi penderita TB Paru di Puskesmas Siatas Barita tahun 2023. Penderita perlu dilakukan edukasi agar memahami penyebab, gejala, pengobatan, dan cara pencegahan TBC. Kepatuhan adalah kunci dalam pengobatan TBC dan memastikan bahwa pasien mengikuti jadwal pengobatan yang ditetapkan oleh dokter dengan tepat waktu dan tanpa melewatkan dosis obat. Keluarga perlu memberikan Dukungan emosional dan praktis dapat membantu penderita merasa lebih termotivasi untuk mengikuti terapi dan menjaga Kesehatan mereka.

References

Aini,N. Ramadiani,R. 2017.“SistemPakar Pendiagnosa Penyakit Tuberkulosis.

Achmadi, U. 2011. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Kompas, Jakarta

Aru W, Sudoyo et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI. Jakarta.

Aditama, TY, Soepandi, PZ 2000, ‘Tuberkulosis : Diagnosis, Terapi, dan Masalahnya’, Laboratorium Mikrobiologi RSUP Persahabatan, April, pp 31-47 (online Researchgate)

Arif, Mansjoer, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. FKUI, Jakarta: Medica Aesculpalus.

Afidayati, E. (2018). Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis pada Pasien Tuberkulosis Paru Periode Tahun 2016-2017: Studi dilakukan di Puskesmas Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Bare & Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo). Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC

Depkes (2008). Diagnosis & Tatalaksana Tuberkulosis Anak Kelompok Kerja Tb Anak. Jakarta: Depkes-IDAI.

Depkes RI. 2010. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, edisi 2, Jakarta: Dirjen P2M&PL.

Kementerian Kesehatan RI 2011, Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI 2010, Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta

Kementerian Kesehatan RI 2014, Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta.

Kemenkes RI. Tuberkulosis (2016) Temukan Obati Sampai Sembuh. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian RI.

Ernawati, K. (2017). Hubungan merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan data Riskesdas tahun 2010. YARSI Medical Journal, 25(1), 3340. https://dx.doi.org/10.33476/jky.v25i1.277

Kartasasmita, Cissy B. 2016. “Epidemiologi Tuberkulosis.” Sari Pediatri 11(2):124–29.

Green, Lawrence w mashall w kreteur. Health Promotion Planning An Education and Environmental Approach, London : Mayfield. 2000.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/menkes/755/2019

Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1610422577_801904.pdf

Hasudungan, Arnold. 2020. “Hubungan Pengetahuan Penderita TBC Terhadap Stigma Penyakitnya Di Wilayah Kerja Puskesmas Parongpong Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.” CHMK Nursing Scientific Journal 4(1):171–77.

Hanum, Fauziah, and Heylen Amildha Yanuarita. 2020. “Pelayanan Kesehatan Dalam Program Community Tb Care Aisyiyah Kabupaten Kediri.” Jurnal Mediasosian: Jurnal Ilmu Sosial Dan Administrasi Negara 4(2).

O’Garra, A., Redford, P. S., McNnab, F. W., Bloom, C. i., W., J, R., & Berry, M.40 P. . (2013). The Immune Response in Tuberculosis. Annual Review of Immunology. https://doi.org/10.1146/annurev-immunol-032712-095939

Ratnasari, N. Y. (2018). Evaluasi Perilaku Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Ditinjau dari Faktor Predisposisi Kejadian Tuberkulosis di Puskesmas Selogiri, Wonogiri. Proceeding of The URECOL, 163171.

Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksanan Tuberkulosis. Kementrian Kesehatan RI. 2020

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

Sihombing H, Sembiring H, Amir Z, Sinaga B Y.M. Pola Resistensi Primer

Pada Penderita TB Paru Kategori I di RSUP H. Adam Malik, Medan. Respir

indo. 2012;32(3).

Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Seniantara, I. K., Ivana, T., & Adang, Y. G. (2018). Pengaruh Efek Samping OAT (Obat Anti tuberculosis) Terhadap Kepatuhan Minum Obat pada Pasien TBC di Puskesmas. Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI), 3(2), 112. https://doi.org/10.51143/jksi.v3i2.98

Syaripuddin, M., Yuniar, Y., & Sari, I. D. (2014). Studi Monitoring Efek Samping Obat Antituberkulosis Fdc Kategori 1 di Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 24(1), 20692

Soesanto, Sri S. 2000. Hubungan Kondisi Perumahan dengan Penularan Penyakit ISPA dan TB Paru. Jurnal Media Litbang Kesehatan Vol. X (2). Hal 6 – 10.

Sari, I. D., Mubasyiroh, R., & Supardi, S. (2016). Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan berobat pada pasien TB paru yang rawat jalan di Jakarta tahun 2014. Media Litbangkes, 26(4), 243248.

Unicef, WHO, WBG, UN. 2018. “Child Mortality 2018.” 48.

WHO. Tuberculosis. Key facts. 2020. Available from: URL: HIPERLINK https://www.who.int/en/news-room/factsheets/detail/tuberculosis

Organization, W. H. (2020). WHO consolidated guidelines on tuberculosis. Module 4:treatment-drug-resistant tuberculosis treatment. World Health Organization.

World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2021. Frace:

World Helth Organization.2021.

WHO 2015, 10 Facts On Tuberculosis, diakses 20 Januari 2022

http://www.who.int/features/factfiles/tuberculosis/en/

Wardani, Dyah W.S.R., et al. 2019. Pengaruh Merokok terhadap Kejadian

Konversi Sputum pada Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Panjang. Jurnal Kesehatan dan Agromedicine, 6(1) 12-9

Yudi, I. P., & Subardin, A. B. (2021). Hubungan Antara Status Gizi Dan Pendidikan Dengan Kejadian Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kawatuna Kota Palu. Jurnal Ilmiah Kesmas-Ij, 2(1), 31-37.

Downloads

Published

2024-08-18

How to Cite

Pardosi, L. C. ., Nababan, D. ., Br Brahmana, N. ., Siagian, M. T. ., & Sipayung, R. . (2024). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN TERAPI PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS SIATAS BARITA. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 8(2), 3643–3652. https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i2.30591