GAMBARAN PENGUKURAN ANGKA STUNTING DI KOTA MEDAN TAHUN 2022
DOI:
https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i2.27729Keywords:
Capaian, Program, StuntingAbstract
Stunting pada anak yang berumur dibawah lima tahun harus mendapat perhatian khusus sebab bisa menyebabkan lambatnya pertumbuhan fisik, status kesehatan pada anak dan perkembangan mental. Di Kota Medan pada tahun 2020 terdapat jumlah balita stunting sebesar 491 orang, pada tahun 2021 turun menjadi 368 orang dan pada tahun 2022 turun menjadi 364 orang. Makanan yang memiliki zat gizi yang seimbang dan penerapan hidup sehat. Metode penelitian ini memakai metode analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini di laksanakan pada 3 tahun terakhir yakni dimulai tahun 2020-2022. Populasi penelitian ini semua balita di kota medan. Sampel penelitian ini balita stunting di kota Medan yang tinggal di 21 kecamatan. Penelitian ini di lakukan di 21 kecamatan di kota Medan yang tersebar di 41 puskesmas. Dengan kasus stunting terbanyak di tahun 2022 adalah Kecamatan Medan Belawan. Penelitian ini menunjukkan hasil adanya penurunan angka stunting dari tahun ke tahun. Dengan dukungan program yang di buat oleh dinas kesehatan Kota Medan. Jumlah balita stunting pada tahun 2020 sebanyak 491 (0.88%) dari total balita yang diukur 55.753 balita. Hal ini mengalami penurunan pada tahun 2021, jumlah balita stunting sebanyak 368 (0.38) dari total balita yang diukur 94.753. Dan pada tahun 2022 kembali mengalami penurunan jumlah balita stunting sebanyak 364 (0.30%) dari total balita yang diukur 119.225 balita. Kesimpulan penelitian ini adalah Jumlah balita stunting pada tahun 2020-2022 mengalami penurunan. Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Medan mengadakan beberapa program untuk penanganan dalam penurunan prevalensi stunting.References
Ernawati, A. (2020). Jurnal Litbang : Gambaran Penyebab Balita Stunting di Desa Lokus Stunting Kabupaten Pati Description of the Causes of Toddler Stunting in the Village of Stunting Locus,. 16(2), 77-94.
Fentina, N., & Sinarsih. (2018). Chilhood stunting prevalence in medan-indonesia as influenced by energy intake deficiency: an analysis of influencing factors.
Hadi, H., Julia, M., & Herman, S. (2013). Defisiensi Vitamin A dan Zinc sebagai Faktor Risiko Teerjadinya Stunting pada Balita di Nusa Tenggara Barat. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, XIX(Suplemen II), S84–S94. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/759/1693
Kemenkes RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. In Laporan Nasional Riskesdas 2018 (Vol. 53, Issue 9, pp. 154–165). http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang PTRM.pdf
Maywita, E. (2018). faktor risiko penyebab terjadinya stunting pada balita umur 12-59 bulan di kelurahan kampung baru kec . lubuk begalung tahun 2015 Risk Factors Cause the Stunting of Age 12-59 Months in Kampung Baru Kec . Lubuk Begalung in 2015 Erni Maywita Dosen Tetap Fak. Riset Hesti Medan, 3(1), 56–65.
Perpres. (2020). Peraturan Presiden No. 28. 1.
Presiden Republik Indonesia. (2020). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Sekretariat Presiden Republik Indonesia, 1–7.
UNICEF. (2020). Situasi Anak di Indonesia - Tren, peluang, dan Tantangan dalam Memenuhi Hak-Hak Anak. Unicef Indonesia, 8–38
WHO. (2018). Reducing stunting in children: equity considerations for achieving the Global Nutrition Targets 2025.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Siti Aisyah, Karina Aulia Putri, Amanda Amalia, Dwi Rafi Carera, Nur Halizah, Mayang Pranita, Nisa Ardana, Wulan Syahfitri, Fathya Saharani Pasaribu, Nadya Ulfa Tanjung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).