GAMBARAN PENGUKURAN ANGKA STUNTING DI KOTA MEDAN TAHUN 2022

Authors

  • Siti Aisyah Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Karina Aulia Putri Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Amanda Amalia Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Dwi Rafi Carera Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Nur Halizah Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Mayang Pranita Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Nisa Ardana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Wulan Syahfitri Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Fathya Saharani Pasaribu Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Nadya Ulfa Tanjung Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i2.27729

Keywords:

Capaian, Program, Stunting

Abstract

Stunting pada anak yang berumur dibawah lima tahun harus mendapat perhatian khusus sebab bisa menyebabkan lambatnya pertumbuhan fisik, status kesehatan pada anak dan perkembangan mental. Di Kota Medan pada tahun 2020 terdapat jumlah balita stunting sebesar 491 orang, pada tahun 2021 turun menjadi 368 orang dan pada tahun 2022 turun menjadi 364 orang. Makanan yang memiliki zat gizi yang seimbang dan penerapan hidup sehat. Metode penelitian ini memakai metode analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini di laksanakan pada 3 tahun terakhir yakni dimulai tahun 2020-2022. Populasi penelitian ini semua balita di kota medan. Sampel penelitian ini balita stunting di kota Medan yang tinggal di 21 kecamatan. Penelitian ini di lakukan di 21 kecamatan di kota Medan yang tersebar di 41 puskesmas. Dengan kasus stunting terbanyak di tahun 2022 adalah Kecamatan Medan Belawan. Penelitian ini menunjukkan hasil adanya penurunan angka stunting dari tahun ke tahun. Dengan dukungan program yang di buat oleh dinas kesehatan Kota Medan. Jumlah balita stunting pada tahun 2020 sebanyak 491 (0.88%)  dari total balita yang diukur 55.753 balita. Hal ini mengalami penurunan pada tahun 2021, jumlah balita stunting sebanyak 368 (0.38) dari total balita yang diukur  94.753. Dan pada tahun 2022 kembali mengalami penurunan jumlah balita stunting sebanyak 364 (0.30%) dari total balita yang diukur 119.225 balita. Kesimpulan penelitian ini adalah Jumlah balita stunting pada tahun 2020-2022 mengalami penurunan. Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Medan mengadakan beberapa program untuk penanganan dalam penurunan prevalensi stunting.

References

Ernawati, A. (2020). Jurnal Litbang : Gambaran Penyebab Balita Stunting di Desa Lokus Stunting Kabupaten Pati Description of the Causes of Toddler Stunting in the Village of Stunting Locus,. 16(2), 77-94.

Fentina, N., & Sinarsih. (2018). Chilhood stunting prevalence in medan-indonesia as influenced by energy intake deficiency: an analysis of influencing factors.

Hadi, H., Julia, M., & Herman, S. (2013). Defisiensi Vitamin A dan Zinc sebagai Faktor Risiko Teerjadinya Stunting pada Balita di Nusa Tenggara Barat. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, XIX(Suplemen II), S84–S94. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/759/1693

Kemenkes RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. In Laporan Nasional Riskesdas 2018 (Vol. 53, Issue 9, pp. 154–165). http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang PTRM.pdf

Maywita, E. (2018). faktor risiko penyebab terjadinya stunting pada balita umur 12-59 bulan di kelurahan kampung baru kec . lubuk begalung tahun 2015 Risk Factors Cause the Stunting of Age 12-59 Months in Kampung Baru Kec . Lubuk Begalung in 2015 Erni Maywita Dosen Tetap Fak. Riset Hesti Medan, 3(1), 56–65.

Perpres. (2020). Peraturan Presiden No. 28. 1.

Presiden Republik Indonesia. (2020). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Sekretariat Presiden Republik Indonesia, 1–7.

UNICEF. (2020). Situasi Anak di Indonesia - Tren, peluang, dan Tantangan dalam Memenuhi Hak-Hak Anak. Unicef Indonesia, 8–38

WHO. (2018). Reducing stunting in children: equity considerations for achieving the Global Nutrition Targets 2025.

Downloads

Published

2024-08-22

How to Cite

Aisyah, S. ., Putri, K. A. ., Amalia, A. ., Carera, D. R. ., Halizah, N. ., Pranita, M. ., Ardana, N. ., Syahfitri, W. ., Pasaribu, F. S. ., & Tanjung, N. U. . (2024). GAMBARAN PENGUKURAN ANGKA STUNTING DI KOTA MEDAN TAHUN 2022. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 8(2), 3711–3716. https://doi.org/10.31004/prepotif.v8i2.27729