PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TERPADU PADA LEMBAGA PERMASYARAKATAN KELAS I CIPINANG JAKARTA

Authors

  • Dewi Rahmawaty Sekolah Tinggi Desain Interstudi
  • Nadiroh Nadiroh Universitas Negeri Jakarta
  • Achmad Husen Universitas Negeri Jakarta
  • Agung Purwanto Universitas Negeri Jakarta
  • Hernita Rahmayanti Universitas Negeri Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.31004/cdj.v3i3.8642

Keywords:

PLTS, Lapas, Listrik

Abstract

Kebutuhan energi terbarukan menjadi kebutuhan mutlak terutama di lembaga pemasyarakatan, dalam perencanaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada lembaga pemasyarakatan perlu diperhatikan kapasitas masing-masing komponen PLTS. Dalam perencanaan ini dilakukan perhitungan untuk kebutuhan distribusi listrik rumah tangga sebesar 26,927 kWh perharinya dengan menggunakan sofware PVsyst. Karakteristik modul surya yang digunakan berkapasitas 200 Wp baterai sebanyak 30 unit dengan kapasitas 100 Ah, baterai charge regulator (BCR) dengan kapasitas arusnya sebesar 500 A dan inverter dengan kapasitas daya 12 kW. Apabila setiap komponen terpasang telah memenuhi spesifikasi, maka sistem PLTS ini akan mampu melayani 10 Blok dengan daya sambung 6 A.

References

Cristiana Honsberg, Stuat Bowden, 1999, Photovoltaic Devices, system and Aplication PVCDROM 1.0, Australia.

David, 2008, Tugas akhir Pemodelan dan simulasi fotovoltaic sistem dengan menggunakan PSIM, Jurusan Teknik elektro, Fakultas teknik, Universitas kristen petra, Jakarta.

http://buletinlitbang.dephan.go.id. 2011, Mengenal sel surya sebagai energi alternatif.

http://energisurya.wordpress. 2008, Melihat prinsip kerja sel surya lebih dekat

http://panelsurya.com. 2011, Sistem panel surya

Downloads

Published

2022-11-10 — Updated on 2022-11-10

Versions

How to Cite

Rahmawaty, D. ., Nadiroh, N., Husen, A. ., Purwanto, A. ., & Rahmayanti, H. . (2022). PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TERPADU PADA LEMBAGA PERMASYARAKATAN KELAS I CIPINANG JAKARTA. Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(3), 1785–1793. https://doi.org/10.31004/cdj.v3i3.8642