PENDAMPINGAN PEMBUATAN DOKUMEN SEKUNDER MENGGUNAKAN TOOLBOX
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v5i2.25806Keywords:
Perpustakaan Dokumen Sekunder ToolboxAbstract
Dokumen skunder merupakan dokumen yang berisikan informasi dari dokumen primer. Dalam dunia perpustakaan dan informasi dokumen ini berfungsi sebagai salah satu bentuk dari sistem temu balik informasi dokumen primer, sehingga memudahkan penelusuran informasi, menghimpun sekaligus sebagai intreprestasi dari keseluran koleksi yang dimilki oleh sebuah perpustakaan terutama informasi-informasi yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian. Perpustakaan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera merupakan perpustakaan khusus yang rutin melanggan jurnal dan majalah ilmiah, yang terus bertambah dan menumpuk sehingga menyulitkan pemustaka terutama peneliti untuk mencari informasi yang diinginkan. Solusi yang bisa dilakukan agar informasi tersebut bisa ditemukan dengan cepat dan tepat maka pustakawan perlu membuat dokumen skunder. Penyusunan dokumen skunder yang dimaksud yaitu dengan menggunakan menggunakan aplikasi khusus yang dinamai Toolbox. Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama adalah desksipri tentang bibliografi jenis dokumen yang akan dibuat menjadi dokumen skunder. Tahap kedua adalah gambaran umum pembuatan, tahap ketiga adalah deskripsi dan instalasi toolbox. Tahap keempat adalah penggunaan toolbox dalam pembuatan bahan rujukan umum. Tahap terakhir adalah evaluasi dan motivasi. Dari kegiatan ini dapat dismpulkan bahwa kegiatan ini memberikan manfaat dan meningkatkan pengetahuan bagi mitra PkM yaitu Perpustakaan khusus Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera yang yang ada di lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup. Setiap peserta memahami bagaimana cara mengaplikasi toolbox dan penggunaanya, namun secara teori terkait dokumen skunder, peserta belum dapat memahaminya dengan baikReferences
Ajir. (2013). Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Perpustakaan Di SMA Negeri 12 Pekanbaru. Jurnal Gema Pustakawan, 1(1), 19–23. Retrieved from https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JGP/article/view/1135
Castleberry, M. “Clare.” (2013). Building a horrific collection: a bibliography of horror reference resources. Reference Reviews, 27(6), 10–12. Retrieved from https://doi.org/10.1108/RR-11-2012-0061
Dadzie, P. S. (2009). Whither reference services? Views of some Ghanaian library school students. 2Library Review, 58(1), 56–67. Retrieved from https://doi.org/10.1108/00242530910928933
Davies, K. (2012). Reference accuracy in library and information science journals. Aslib Proceedings, 64(4), 373–387.
Duckett, B. (2000). Reference and information services. Library Review, 49(9), 454–461.
Evans, G. E., Intner, S. S., & Weihs, J. (2002). Introduction to technical services. Greenwood: Libraries Unlimited.
Luo, L., & Buer, V. B. (2015). Reference service evaluation at an African academic library: the user perspective. Library Review, 64(8/9), 552–566. Retrieved from https://doi.org/10.1108/%0ALR-04-2015-0046
Monny, M. O. E. (2013). Reduplikasi Prefiks {meng-} Bahasa Indonesia dalam Analisis Aplikasi Toolbox. Linguistika, 20(38), 1–17. Retrieved from https://ojs.unud.ac.id/index.php/linguistika/article/view/9705
Soepomo, S. (1994). Layanan Referensi. Baca, 19(1–2), 7–10. Retrieved from http://download.portalgaruda.org/article.php?article=30186&val=2188&title=LAYANAN REFERENSI
Stahr, B. (2009). SMS library reference service options. Libary Hi Tech News, 26(3/4), 12–15.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Nining Sudiar, Vita Amelia, Triono Dul Hakim
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.