PEMANFAATAN BONGGOL PISANG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v4i6.22505Keywords:
Pertanian Organik, Bonggol PisangAbstract
Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang holistik dan terpadu, tanpa menggunakan bahan kimia dan hanya menggunakan pupuk oraganik yang berasal dari bahan-bahan alami. Salah satu sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik adalah bonggol pisang. Bonggol pisang adalah batang tanaman pisang yang berupa umbi batang yang mengandung unsur-unsur penting yang dibutuhkan tanaman. Meskipun sistem pertanian organik memberikan keuntungan kepada pembangunan pertanian masyarakat namun penerapannya tidak mudah. Beberapa hal yang menjadi kendalanya adalah masyarakat belum paham sistem pertanian terpadu, tanah yang butuh perawatan lama, tingkat hasil dan produktivitas belum meyakinkan petani pada umumnya, belum adanya insentif harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organik, dan permodalan yang belum menyentuh semua petani. Kegiatan ini dilaksanakan sekitar bulan Juli hingga Agustus 2023 di Lembang (desa) Batu Tiakka’. Metode yang digunakan adalah metode demonstrasi yaitu menjelaskan teori tentang manfaat bonggol pisang sebagai pupuk organik. Kemudian mempraktikkan bagaimana cara membuat pupuk dari bonggol pisang. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Berdasarkan hasil kegiatan pembuatan pupuk kompos sangat membantu masyarakat dalam memahami bagaimana manfaat bahan organik, mengenal bahaya pestisida, masyarakat dapat membuat pupuk organik dengan bahan yang mudah diperoleh di daerah sekitar yaitu bonggol pisang dan mengetahui bagaimana mengelola lahan dengan baik.References
Kesumaningwati, R. (2015). Penggunaan Mol Bonggol Pisang (Musa paradisiaca) sebagai Dekomposer Untuk Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit. ZIRAA’AH, 40(1), 40–45.
Khurniawanty, F. (2019). Makalah Pengaruh Herbisida Terhadap Kualitas Dan Kesuburan Tanah. Retrieved from https://www.qoroa.id/2020/08/makalah-pengaruh-herbisida-terhadap-kesuburan-tanah.html
Lumbanraja. (2013). Pertanian Organik. Medan: Universitas HKBP Nomensen.
Manullang, R. R., Rusmini, & Daryono. (2017). Kombinasi Mikroorganisme Lokal sebagai Bioaktivator Kompos. Jurnal Hutan Tropis, 5(3), 259–266.
Mutowal. (2011). Prospek Pertanian Organik di Indonesia. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian - IAARD Online.
Permatasari, P., Basriwijaya, K. M. Z., Rusdiyana, E., & Firgiyanto, R. (2021). Pertanian Organik. Jember: Yayasan Kita Menulis.
Pribadi, C. H., Mardhiansyah, M., & Sribudiani, E. (2015). Aplikasi Kompos Batang Pisang Terhadap Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba) Pada Medium Gambut. Jom Faperta, 2(1).
Sugiarti, H. (2011). Pengaruh Pemberian Kompos Batang Pisang Terhadap Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.). Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sugiono. (2023). Membuat Kompos dari Batang Pohon Pisang. Teras Hijau Mania.
Tulak, T., Situru, R. S., & Batatta, Z. (2023). Pemanfaatan Cuka Aren Sebagai Herbisida Alami Untuk Membasmi Gulma. Dinamisia?: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(4), 998–1003. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v7i4.15239
Wisnubroto, M. P. (2023). Pemanfaatan Mikroorganisme Lokal Berbasis Bonggol Pisang dalam Upaya Refungsionalisasi Digester Biogas di Padukuhan Grogol IX, Parangtritis, Kretek, Bantul, Yogyakarta. Dinamisia?: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(4), 949–954. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v7i4.15283
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Topanus Tulak, Mitra Rara' Damba, Hendrik Hendrik, Sefrin Siang Tangkearung, Harmelia Tulak
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.