PEMANFAATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI KELURAHAN PRADAH KALIKENDAL SEBAGAI KAMPUNG SABU EDU-EKOWISATA
DOI:
https://doi.org/10.31004/cdj.v4i2.12553Keywords:
Lingkungan Pemukiman, SABU, Edu ecowisataAbstract
Pengembangan Kampung SABU dimulai dengan kegiatan penyuluhan pertanian dan memberikan kesadaran bagi para masyarakat pentingnya tumbuhan hijau dilingkungan mengingat keberadaanya semakin berkurang di lingkungan perkotaan sehingga meyakinkan para petani untuk yakin, tidak ragu, dan tidak takut untuk melakukan hal-hal baru. Kegiatan praktiknya melakukan penanaman tanaman hortikultura yaitu cabai, tomat, sawi, bayam merah, melon, selada, dan kangkung dengan beberapa teknik yang dapat diterapkan di perkotaan. Tujuannya para warga dapat bertukar informasi dan pengalaman mereka satu sama lain sehingga bisa menjadi pembelajaran bagi petani lainnya. Kegiatan pengabdian ini merupakan kegiatan edukasi bagi warga di kelurahan Pradah Kalikendal khususnya ibu ibu rumah tangga dan remaja yang putus sekolah. Sasaran dalam kegiatan Penyuluhan dan pelatihan urban farming dalam rangka mewujudkan kampung Sabu sebagai tempat edu ekowisata di daerah perbatasan kota Surabaya dan Kabupaten Gersik. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2022 dan dilanjutkan dengan pemantauan serta pendampingan keberlanjutan dari kambung SABU sebagai sarana edu ekowisata. Sosialisasi program Kampung Sabu yang meliputi sosialisasi dan pelatihan pertanian seperti Instagram, facebook, dan whatApp dirasa dapat menjadi salah satu media pemberi informasi yang dapat mendukung terjadinya pertanian berkelanjutan. kampung sabu ini sebagai solusi keterbatasan lahan perkotaan dimana dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam dengan lahan terbatas melalui teknik vertikultur, tabulampot dan hidroponik. Waega melakukan penanaman tanaman hortikultura yaitu cabai, tomat, sawi, bayam merah, melon, selada, dan kangkung dengan beberapa teknik yang dapat diterapkan di perkotaan. Tingkat keberhasilan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya yaitu kondisi ketersediaan sarpras budidaya tanaman, antusias warga dan peran penyuluh pertanian.References
Fauzi, A.R., Ichniarsyah, A.N., dan Agustin, H. 2016. Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik. Jurnal Agroteknologi, 10(1), 49–62.
Kartosapoetra. AG. 2016. Teknologi penyuluh Pertanian. Jakarta : Bina Aksara.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2021. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 7 Tahun 2021 tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Ekonomi Kreatif. Jakarta.
Kurniasih, M. 2015. Implementasi Program Urban Farming Sebagai Strategi Pembangunan Ketahanan Pangan Perkotaan (Studi Di Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya). Jurnal Administrasi Publik, Vol.3. No.3.
Suprapto, Tommy. 2019. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: MedPress.
Suripin, 2014. Pelestarian Sumber daya Tanah dan AIR. Andi Jogjakarta. 208 hal.
Wahida Junainah, Sanggar Kanto, Soenyono. 2016. Program Urban Farming Sebagai Model Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Perkotaan (Studi Kasus di Kelompok Tani Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya). Jurnal Wacana Vol. 19, No. 3.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Widiwurjani Widiwurjani, Siti Nur Azizah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.