FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TINEA CORPORIS (KURAP) DI DESA NELAYAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAMBU KABUPATEN ROKAN HILIR

Authors

  • Rizki Kurniadi Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Abstract

Tinea korporis dapat terjadi pada pekerja yang berhubungan dengan hewan - hewan. Maserasi dan oklusi kulit lipatan menyebabkan peningkatan suhu dan kelembaban kulit yang memudahkan infeksi. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau tidak langsung melalui benda yang mengandung  jamur.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian tinea corporis di Desa Nelayan Wilayah Kerja Puskesmas Jambu Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2016. Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan penelitian kasus kontrol (case control study). Sampel dalam penelitian ini adalah untuk kelompok kasus  diambil keseluruhan kasus tinea corporis usia 26 tahun  – 60 tahun di Puskesmas Jambu  tahun 2015 sebanyak 94 kasus dan kelompok kontrol yaitu semua masyarakat  yang berobat ke Puskesmas Jambu yang  diambil  dari  jumlah populasi pasien  yang berjumlah  94 kasus dengan teknik pengambilan sampel total sampling untuk kelompok kasus dan sistematik random sampling untuk kelompok kontrol. Pengumpulan data melalui kuesioner. Pengolahan data menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok kasus sebagian besar responden berpengetahuan kurang tentang tinea korporis sebanyak 38 orang (59,6%) dan pada kelompok kontrol mayoritas responden berpengetahuan baik  sebanyak 71 orang (75,5%). Pada kelompok kasus sebagian besar  responden bersikap negatif  sebanyak 59 orang  (62,8%) dan pada kelompok kontrol sebagian besar bersikap positif sebanyak 57 orang (60,6%). Pada kelompok kasus sebagian besar memiliki personal hygiene tidak bersih sebanyak 58 orang (61,7%) dan pada kelompok kontrol sebagian besar memiliki personal hygiene bersih sebanyak 59 orang  (62,8%) Hasil uji Chi-square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap dan personal hygiene dengan kejadian tinea corporis di Desa Nelayan Wilayah Kerja Puskesmas Jambu Kabupaten Rokan Hilir tahun 2016. Untuk itu bagi pihak Puskesmas agar dapat memberikan penyuluhan tentang tinea corporis pada masyarakat di Wilayah Puskesmas Jambu.

References

Boel T. (2003). Mikosis Superfisial. Fakultas Kedoteran Gigi. Universitas Sumatera Utara. Diakses Pada Tanggal 15 Oktober 2016 dari http://Repository.Usu.Ac.Id/Bitstream/123456789/1174/1/Fkg-Trelia1.Pdf.

Dosen Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa Bengkulu. (2013). Hubungan Personal Hygiene Dengan Penyakit Kulit Di Sdn 38 Kuala Alam Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu. Diakses Pada Tanggal 04 Oktober 2016 Dari Http://Www.Google.Co.Id/Urlraples.Pdf.

Epimulyani.(2011).Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Dengan Kejadian Penyakit Dermatomikosis Di Poli Kulit Dan Kelamin RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah, Semarang.

Fransisca.(2006). Tinea. Fakultas. Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Diakse Pada Tanggal 10 Oktober 2016 Dari https://Last3arthtree.Files.Wordpress. Com/2009/ 02/Tinea.Pdf.

Handoko. (2011). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tinea Corporis.

Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta, Salemba Medika.

Iskandar A.(2010). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).Jakarta : GP Press.

Korompis,G.(2015).Biostatistik Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Nasir, Dkk. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mulia Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta, Rineka Cipta.

Nursalam.(2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan, Jakarta.

Profil Puskesmas Jambu Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2013 – 2015. : Penderita Tinea Corporis Di Desa Nelayan Wilayah Kerja Puskesmas Jambu Dari Tahun 2013 Sampai 2015.

Riantya. (2009). Dermatofitosis E.C Tinea Corporis.Laporan Kasus Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia. Diakses Pada Tanggal 04 Oktober 2016 2016 Dari Http://Www.Kalbemed.Com/Portals/6/12_183dermatofitosis.Pdf.

Saraswati.(2010). Tinea Korporis. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

Seam, Z.(2012). Psikologi Keperawatan. Jakarta : Rajawali Pers.

Supardi.(2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Konsep Statistika Yang Lebih Komprehensif. Jakarta, Change Publication.

Verma,S.,Heffernan,M.P.(2008).Superfisial Fungal Infection:Dermatophytosis,Tinea Nigra, Piedra. Dalam: Wolff, K. (Eds). Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. Vol.II. Ed.7. United States: Mcgraw- Hill.

Yossela T. (2015). Diagnosis And Treatment Of Tinea Cruris. Artikel Review Faculty Of Medicine, University Of Lampung.

Downloads

Published

2022-02-28

How to Cite

Kurniadi, R. . (2022). FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TINEA CORPORIS (KURAP) DI DESA NELAYAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAMBU KABUPATEN ROKAN HILIR . SEHAT : Jurnal Kesehatan Terpadu, 1(1), 79–88. Retrieved from http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/s-jkt/article/view/12025

Issue

Section

Articles