FAKTOR RISIKO KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA: LITERATURE REVIEW

Authors

  • Sthevani Eka Purnama Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
  • Budi Hartono Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i3.8543

Keywords:

leptosirosisi, leptosirosis sp, literatur review

Abstract

Leptospirosis adalah penyakit menular zoonosis yang disebabkan bakteri  dari genus Leptospira sp. Perkiraan menunjukkan bahwa ada lebih dari 500.000 kasus leptospirosis setiap tahun di seluruh dunia. Leptospirosis merupakan penyakit yang berpotensi mewabah, terutama setelah hujan deras atau banjir. Pada tahun 2021 ditemukan adanya 734 kasus Leptospirosis di Indonesia yang dilaporkan oleh delapan provinsi. Dari sejumlah kasus yang dilaporkan tersebut, terdapat 84 kasus meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 11,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor yang berhubungan atau berpengaruh dengan penyakit leptospirosis di Indonesia. Metode penelitian ini adalah literature review menggunakan sumber data elektronik Google Scholar, Sciencedirect, dan Scopus. Jurnal yang dipilih, menggunakan kata kunci berupa faktor risiko, leptospirosis, dan Indonesia dengan kriteria inklusi adalah memiliki teks lengkap yang tidak berbayar, menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, terbit tahun 2017-2022 dan memiliki ISSN. Kriteria eksklusi terdiri dari duplikasi, artikel literature review, artikel berbayar, tidak menggunakan teks lengkap dan tidak sesuai dengan kata kunci yang digunakan. Terdapat 7 literatur yang memenuhi kriteria inklusi. Seluruh artikel penelitian yang didapat berasal dari studi yang dilakukan di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Kesimpulan dalam literatur review ini adalah terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi atau berhubungan dengan leptospirosis di Indonesia diantaranya adalah faktor lingkungan,  faktor kondisi kesehatan dan karakteristik individu dan faktor prilaku. Pada kajian literatur review ini diketahui bahwa kondisi lingkungan yang buruk merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi kejadian leptospirosis di Indonesia. 

References

Azhari, N. N., Manaf, R. A., Ng, S. W., Farhana, S., Shakeeb, B., Bajunid, A., Rahman, A., & Gobil, M. (2019). Gamification , a Successful Method to Foster Leptospirosis Knowledge among University Students?: A Pilot Study. International Journal of Environemntal Research and Public Health, 1–12.

Depkes RI. (1999). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 829 Tahun 1999 tentang Persyaratan Rumah Sehat.

Deresa, B., Tulu, D., & Deressa, F. B. (2020). Epidemiological Investigation of Cattle Abortion and Its Association with Brucellosis in Jimma. Veterinary Medicine, I, 87–98.

Dewi, H. C., & Yudhastuti, R. (2019). Faktor Risiko Kejadian Leptospirosis Di Wilayah Kabupaten Gresik (Tahun 2017-2018). Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 4(1). https://doi.org/10.30651/jkm.v4i1.2014

Dewi M, W. A. (2010). Theory and Measurement of Knowledge of Attitudes and Human Behavior. Nuha Medika.

Fajriyah, et al. (2016). Environmental and Risk Factors of Leptospirosis: A Spatial Analysis in Semarang City. Journal of Physics: Conference Series, 755(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/755/1/011001

Hadisaputro, S., & Sakundarno, M. (2009). Lingkungan dan Perilaku pada Kejadian Leptospirosis. MEDIA MEDIKA INDONESIANA, 43, 306–311.

Kemenkes. (2017). Petunjuk Teknis Pengendalian Leptospirosis (Ditjen P2P Kemenkes RI (ed.); Cetakan Ke).

Kemenkes. (2022). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021.

Noach, S. M. C. N. Y. R. (2020). Prevalensi Dan Serovar Penyebab Leptospirosis Pada Sapi Di Abatoar Giwangan Yogyakarta. Journal of Tropical Animal Science and Technology, 2(1), 37–42.

Notobroto, H. B., Mirasa, Y. A., & Rahman, F. S. (2021). Sociodemographic, behavioral, and environmental factors associated with the incidence of leptospirosis in highlands of Ponorogo Regency, Province of East Java, Indonesia. Clinical Epidemiology and Global Health, 12(October), 100911. https://doi.org/10.1016/j.cegh.2021.100911

Putro, Dimas Bagus Wicaksono, et. a. (2016). Deteksi Leptospira Patogenik pada Urin Anjing dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) di Kota Semarang. Jurnal Vektora, 8(Juni 2016).

Rees, E. M., Minter, A., Edmunds, W. J., Lau, C. L., Kucharski, A. J., & Lowe, R. (2021). Transmission modelling of environmentally persistent zoonotic diseases: a systematic review. The Lancet Planetary Health, 5(7), e466–e478. https://doi.org/10.1016/S2542-5196(21)00137-6

Siregar. (2005). Penyakit Jamur Kulit. EGC Lia Astika Sari.

Sofiyani, M., Dharmawan, R., & Murti, B. (2017). Risk Factors of Leptospirosis in Klaten, Central Java. Journal of Epidemiology and Public Health, 03(01), 11–24. https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2018.03.01.02

Sulistyawati, S., Pradana, R., & Sugathan, S. (2020). Human and environmental risk factors of leptospirosis in Gunungkidul, Indonesia: a case-control study. International Journal Of Community Medicine And Public Health, 7(8), 2967. https://doi.org/10.18203/2394-6040.ijcmph20203371

Tsay, A. J. (2014). Leptospirosis Pulmonary Hemorrhage Syndrome In Salvador , Brazil From 2003 - 2012 (Issue January).

WHO. (2003). HUMAN LEPTOSPIROSIS: GUIDANCE FOR DIAGNOSIS, SURVEILLANCE AND CONTROL.

WHO. (2022). Leptospirosis. https://www.paho.org/en/topics/leptospirosis

Widjajanti, W. (2020). Epidemiologi , diagnosis , dan pencegahan Leptospirosis Epidemiology , diagnosis , and prevention of Leptospirosis. 5(2), 62–68.

Downloads

Published

2023-12-20

How to Cite

Eka Purnama, S., & Hartono, B. . (2023). FAKTOR RISIKO KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA: LITERATURE REVIEW. PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 6(3), 2010–2022. https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i3.8543