UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PENERIMAAN KONSEP PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN MELALUI PENGEMBANGAN MODEL ADOLESCENT MOBILE HEALTH
DOI:
https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.5223Keywords:
Remaja, PUP, AdeM Health, Kelompok SebayaAbstract
Penduduk merupakan modal dasar dan faktor dominan pembangunan yang harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian dampak kependudukan seperti kematian ibu dan bayi akibat hamil usia muda, melalui akses informasi yang relevan pada remaja dengan promosi kesehatan tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Modifikasi PIK R berbasis sms konseling dan SMS remainder melalui program Adolescnt Mobile Health (AdeM Health) sebagai model penerimaan konsep PUP oleh kelompok sebaya diharapkan mampu menjadi daya ungkit bagi remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang PUP. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh melalui program Adolescnt Mobile Health (AdeM Health) terhadap penerimaan konsep PUP pada kelompok sebaya Di Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2019. Desain penelitian quasi eksperimen pre dan post test tanpa kelompok kontrol. Intervensi berupa promosi kesehatan remaja melalui Model penerimaan konsep PUP dengan Program AdeM Health pada kelompok sebaya. Sampel penelitian ini adalah Remaja Siswa SMP di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bandung. Hasil penelitian menemukan ada pengaruh model penerimaan PUP melalui konselor sebaya terhadap pengetahuan dan sikap remaja, ada model penerimaan PUP melalui program AdeM Health lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja dibandingkan pendekatan menggunakan konselor sebaya. Pengembangan model penerimaan konsep PUP lebih efektif jika menggunakan pendekatan konselor sebaya dan AdeM HealthReferences
Abdi and Simbar. (2013). The Peer Education Approach in Adolescents- Narrative Review Article. Iranian J Public Health Vol.42 No.11, Nov 2013
BKKBN. (2008). Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Yogjakarta : BKKBN.
BKKBN. (2011). Kajian Profil penduduk Remaja (10-24 tahun) : Ada apa dengan remaja. Policy Brief Puslitbang kependudukan-BKKBN 2011
BKKBN. (2016). Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan Koselling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Dorektorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN. Diakses dari nad.bkkbn.go.id
BPS. (2015). Kemajuan Yang Tertunda: Analisis Data Perkawinan Usia Anak Di Indonesia. Jakarta
Chong, A., Navarrom. G., Karlan., Valdivia, M. (2013). Effectiveness and Spillovers of Online Sex Education: Evidence from a Randomized Evaluation in Colombian Public Schools. University of Otatawa
Denno, et al. (2014). Effective Strategies to Provide Adolescent Sexual and Reproductive Health Services and to Increase Demand and Community Support. Washington: Journal of Adolescent Health 56 (2015)
Depkes. (2002). Ciri-ciri Seks Primer Pada Remaja. http://situs.depkes.info, diakses tanggal 9 Agustus 2012
Esa, RM. (2016). Pentingnya Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) bagi remaja. Diakses dari Sumsel BKKBN.go.id (17 Maret 2017)
Fitriani S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. p. 83–8.
Gold J, Lim MSC, Hellard ME, Hocking JS, Keogh L. What ’ s in a message ? delivering sexual health promotion to young people in Australia via text messaging. BMC Public Health [Internet]. BioMed Central Ltd; 2010;10(1):792. Available from: http://www.biomedcentral.com
Follona, Raksanagara, Purwara. (2014), Perbedaan Pendidikan Kelompok Sebaya tentang Pendewasaan Usia Perkawinan di Perkotaan dan Perdesaan, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 9, No. 2, November 2014.
Husnida , Halimatussaadiah (2014), Sosialisasi Konseling Sebaya Terhadap Pengetahuan Pendewasaan Usia Perkawinan (Pup) Di Kelurahan Rangkasbitung Barat Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Hurlock. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta : Penerbit Grafindo Jakarta Imran, 2011. Permasalahan Seksual Pada Remaja. Bandung : PT. Rosdakarya
Mardiya. (2000). Kiat-kiat Khusus Membangun Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN
Monks. (2009). Tahap Perkembangan Masa Remaja. Medical Journal New Jersey Muagman, 1980. Defenisi Remaja. Jakarta : Penerbit Grafindo Jakarta
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi kesehatan teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Nurudin. (2004). Sistem Komunikasi Indonesia. PT. Raja Grafindo Indonesia, Jakarta.
Peykari N, Tehrani FR, Malekafzali H, Hashemi Z, Djalalinia. (2011).An Experience of Peer Education Model among Medical Science University Students in Iran. Iran J Publ Health,40(1):57-62.
Ritonga, Razali. (2015). Data Statistik Tentang Perkawinan di Indonesia. Jakarta: Lokakarya Perkawinan Anak , Moralitas Seksual, dan Politik Desentralisasi di Indonesia
Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sarwono. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka S
Owens et al. (2012). The Impact of Internet Pornography on Adolescents: A Review of the Research. Journal Sexual Addiction & Compulsivity, 19:99–122, 2012
Wye SQ, Madden A, Poeder F, McGuckin S, Shy-ing K. (2006). A framework for peer education by drug-user organizations. Australia, pp:5-39.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Epti Yorita, Eliana Eliana, Yulinda Yulinda
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).